Minggu, 22 Juli 2012

SADARKAH MAKANAN OLAHAN DARI TERIGU BERBAHAYA ???

Pagi ini, sekali buka dari millis FCI asuhan Pak Wied langsung terpampang mengenai terigu !!! Wah, begitu saya baca, terasa pikiran saya cukup terganggu, baru kemarin saya menyantap mie ayam. padahal selama ini saya sudah coba men-stopnya. Rupanya Pak Wied mengingatkan kita untuk waspada, bukan anda sama sekali tidak dapat mengkonsumsinya. Silakan simak bacaan di bawah, mudah-mudahan sangat berguna !!!


TERIGU OH TERIGU


.:InfoSehatAlami:. 


[TERIGU OH TERIGU


Menteri Pertanian kita, Bapak Ir. H. Suswono, MMA, "menjerit" karena penggunaan tepung terigu dan hasil olahannya (roti, mi, spageti dan jenis-jenis pasta lain, cake, dll) terus meningkat pesat. Padahal, terigu dan gandum (bahan baku terigu) masih harus diimpor. Akibatnya, devisa negara banyak terkuras untuk memuaskan nafsu para penyuka makanan dari terigu, termasuk para pakar kuliner yang terus giat menggelorakan penggunaan terigu. Jika kita tak mau tahu dengan jeritan kepusingan impor terigu/gandum dan pemborosan devisa, mungkin sudah saatnya kita mendengarkan JERITAN TUBUH KITA SENDIRI – jika sering makan roti, cake, kue-kue, mi, pasta, dan makanan lain terbuat dari bahan utama terigu. 

"… Dalam daftar sensitivitas makanan, tepung terigu maupun gandum (bahan baku terigu) berada di urutan teratas. Selain roti, mi, pasta yang berbahan utama terigu; terigu/gandum ditemukan di mana-mana dengan beragam nama: semolina (sebagian besar pasta), durum, couscous, sari gandum, bekatul gandum, graham flour, farina. Gandum/terigu juga tersembunyi di banyak makanan olahan, saus, permen, daging olahan kemasan siap makan, sup krim kemasan. Jika Anda sensitif atau alergi terhadap gandum, ada kemungkinan Anda juga reaktif terhadap havermut (oat).

Semua bahan makanan tersebut mengandung zat reaktif yang disebut gluten. Gluten adalah suatu protein, zat mirip lem yang menyatukan bulir-bulir gandum dan padi-padian tertentu. (Gluten juga melekat di dinding usus seperti lem.) Sensitivitas gluten dapat muncul sebagai gejala ringan seperti kembung, rasa tidak enak di perut, dan pilek, hingga gejala berat seperti sindrom iritasi usus, sakit kepala, migrain, nyeri sendi dan otot, asma, eksem, dan gangguan suasana hati. Mungkin juga timbul gangguan pencernaan yang serius, antara lain penyakit celiac sprue. Pada celiac, vilus (jonjot) usus halus rusak, sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi yang parah. Hal ini kemudian menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penurunan berat badan, diare, lesu kronis. [Wied Harry: Beberapa gangguan kesehatan akibat gangguan sistem metabolisme, seperti lupus, autisme, ADHD, juga diduga akibat asupan tinggi gluten.]

Sensitivitas gluten tampaknya semakin banyak dijumpai , karena semakin banyak orang yang "tercemari" oleh bahan makanan dan makanan olahan dari terigu yang telah diubah, dimurnikan, dan direduksi secara kimiawi. Bahkan, pada orang tertentu, terasup gluten sedikit saja sudah menimbulkan reaksi. 

Alergi gluten memang dapat dideteksi melalui tes alergi, namun sensitivitas terhadap gluten sulit dideteksi dengan pemeriksaan biasa. Walaupun dokter dapat melakukan uji antibodi alergi atau biopsi usus, cara paling mudah dan paling tidak invasif adalah menyingkirkan semua makanan dan produk makanan terbuat dari bahan utama terigu/gandum maupun yang menggunakan campuran terigu/gandum. Menggantinya dengan bahan tepung tanpa gluten, seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dll."

Sumber: Buku GUT WISDOM oleh Alice M. Sorokie, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul PENCERNAAN SEBAGAI KUNCI HIDUP SEHAT, penerbit Bhuana Ilmu Populer - Jakarta.

ULASAN WIED HARRY:

1. Kebiasaan makan makanan terbuat dari terigu memberatkan fungsi cerna. Untuk "menangani" gluten, kandungan protein utama dalam terigu yang sulit dicerna, tubuh kita memerlukan waktu 3 kali siklus metabolisme (3x24 jam), bisa lebih lama – tergantung berapa banyak dan berapa rajin kita makan makanan terbuat dari terigu. Artinya, gluten dari roti, cake, kue kering, mi, spageti atau jenis pasta lain, yang kita makan pada hari ini, baru dapat terbuang setelah selang 3 hari ke depan. Apa yang terjadi jika kita setiap hari rajin menghabiskan makanan terbuat dari terigu? 


2. Sebisanya singkirkan tepung terigu dalam pembuatan makanan yang bisa sepenuhnya tidak menggunakan terigu. Misalnya, gunakan tepung beras atau pun tepung lokal lainnya untuk makanan gorengan (adonan pelapis pisang/ubi/tempe goreng, rempeyek, dll). Agar adonan tepung beras menjadi lebih rapuh dan renyah setelah digoreng, tambahkan "bahan pelembut" alami ke dalam adonan, a.l. santan, kuning telur. Jika enggan menggunakan santan dan kuning telur, campurkan tepung maizena, tepung sagu/kanji, atau tepung singkong. [Saya selalu menyimpan stok tepung singkong bikinan sendiri. Cara bikinnya gampang: singkong diparut, dijemur kering, haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Pisang goreng dengan lapisan adonan tepung singkong sangat enak!]


3. Untuk penyuka makanan berbahan utama terigu (mi, pasta, roti, bakpau, donat, cake, dll): Jika masih belum bisa berpisah dari terigu, ganti sebagian terigu dengan bahan non-terigu. Dari uji dapur yang saya lakukan, menggunakan bahan non-terigu hingga 60% masih menghasilkan makanan seenak yang 100% terbuat dari terigu. Campuran pengganti terigu bisa menggunakan tepung non-terigu, seperti tepung beras putih/merah/hitam, tepung ketan putih/hitam (sebagian reference menyebutkan tepung ketan masih mengandung gluten, tapi dalam jumlah terbatas), tepung kentang, tepung singkong, tepung jagung, tepung kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai. Untuk campuran non-tepung, gunakan kentang kukus lumat, ubi jalar kukus lumat, singkong kukus lumat, jagung muda lumat (dikukus dulu maupun tanpa dikukus – keduanya memberikan efek citarasa khas berbeda). [Tepung jagung & tepung kacang saya buat sendiri. Caranya: Cuci butir jagung atau kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai, tiriskan. Jemur sampai kering atau sangrai sebentar di atas api kecil hingga kering. Haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat.)


4. Beranikan diri dan gali kreativitas untuk membuat makanan dari bahan utama terigu dengan tepung non-terigu. Tentu saja untuk ini diperlukan spirit hidup sehat-alami yang tinggi, karena kita akan makan makanan dengan tekstur dan citarasa berbeda dari yang sudah terekam dalam otak kita. Contoh: roti dari tepung jagung (bukan tepung maizena ya), mi dan pasta tepung beras/tepung jagung, cake tepung ketan, lapis legit tepung singkong, kue kering tepung sagu/kanji. Selain itu, daripada asyik dengan cake-kue Barat bahan utama tepung terigu, sekarang saatnya menikmati kue-kue tradisional tanpa terigu, seperti kue lapis, kue talam, kue ku, kue bugis, dll. 


5. Saatnya untuk mandiri! Mengambil keputusan bagi kesehatan diri sendiri. Sudah siapkah kita jika industri terigu, industri produk makanan berbahan utama terigu, maupun pakar kuliner terus mendesak dan mendikte kita agar lebih banyak makan makanan dari terigu dan/atau mengolah terigu? Semuanya terpulang kepada kita masing-masing. 

Minggu, 10 Juni 2012

Pola Makan ... ??? Sehat ??? Bugar ???

Ibu, Bapak dan Adik-adik.
Kalau sudah jatuh sakit, baru kita seakan disentak bukan? Tahu-tahu tabungan yang susah payah di kumpulkan bisa mendadak menguap ditambah barang-barang kesayangan kita bisa hilang. Dari mana asalnya penyakit-penyakit itu? Salah satunya, penyakit dapat muncul karena pola makan kita yang keliru 'dan terlalu menuruti kemauan ego'. Atau bisa jadi konsep "Hidup hanya sekali. Maka nikmati saja selagi bisa." Ha ha ha, apapun kali ini ada satu seri lagi tulisan yang saya copas dari millis FCI Indonesia, asuhan Bu Andang dan Pak Wied. Mudah-mudahan bisa bermanfaat


Pola Makan Segar..., siapa takut?

Konsep pola makan segar sebenarnya sangat sederhana:
  • Kebutuhan kalori dipernuhi dengan buah,(80% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas buah manis matang tak berlemak)
  • Kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dari buah dan sayur segar berwarna hijau. (20% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas sayur hijau segar berwarna hijau.)

Tetapi, banyak orang berpikir bahwa pola makan segar adalah pola makan yang terlalu ekstrim atau terlalu keras (terlalu membatasi diri) sehingga sekalipun banyak orang yang mulai menyadari akan manfaatnya dan juga mulai berpikir betapa jelek apa yang mereka makan selama ini, jarang sekali yang bergerak untuk melakukannya.

“Itu mustahil” katanya. “Lagian, semua orang juga akan mati..., mati dan hidup adalah di tangan Tuhan, jadi ngapain dipikirin, nikmati hidup!” Trus, mereka juga menambahkan, “Kalau tidak berlebihan, juga tidak apa-apa, apapun asal berlebihan tentu tidak baik!”

Jadi, tidaklah mengherankan bila Anda sekarang mungkin masih merasa bahwa pola makan segar itu “terlalu keras dan terlalu ekstrim” serta belum ingin melakukannya, Anda adalah salah satu dari begitu banyak orang.

Tetapi, mengapa ada juga yang berhasil melakukannya? Apa beda mereka dengan orang kebanyakan?

Pertama : Mereka menyukainya. Mereka suka dan menikmati makanan segar.
Kedua : Mereka tidak merasa dibatasi, mereka merasa itulah “kebebasan”, mereka melakukannya tanpa paksaan dari siapapun termasuk dari diri sendiri.
Ketiga : Mereka sangat mengerti bagaimana memulainya dan juga memahami konsepnya yang sesungguhnya sangat-sangat-sangat sederhana, yaitu : “makin sederhana, makin pendek prosesnya atau tidak diproses, tentu makin baik

Anda ingin seperti mereka tetapi tidak suka makan sayur, apalagi sayur segar berwarna hijau?

Hehehehehe...., juga sangat banyak yang tidak suka makan sayur hijau apalagi yang segar. Padahal sayur segar berwarna hijau yang dikenal dengan ‘leafy greens’ merupakan makanan penyempurna bagi kita. Banyak orang yang semula sakit parah menjadi cepat sembuh setelah banyak makan sayur segar berwarna hijau.

Selain tubuh makin punya kesempatan menyembuhkan sendiri, enzim matahari, yang hanya terdapat pada dedaunan segar dan berwarna hijau yang terkumpul ketika proses fotosintesa, benar-benar akan membantu aktifitas pemulihan tubuh tersebut. Bagaikan pelumas dan penaik oktan pada roda gerigi di mesin, bersama dengan kalori dari buah, enzim matahari dari dedaunan hijau segar tersebut akan segera membuat tubuh bergairah dan mengalami kondisi terbaik sepanjang hidup kita.

catatan :
pembahasan ini terutama ditujukan bagi mereka yang masih merasa sehat (bukan yang sedang sakit atau terlalu sangat gemuk)

Bagaimana cara menyukai sayuran segar berwarna hijau?

Pertama : adalah banyak mengkonsumsi buah manis, matang, segar dan tak berlemak Perbanyak makan buah semacam itu pada tiap kesempatan. Sekurangnya, penuhi sarapan kita dengan hal buah manis segar tak berlemak tersebut. Mulai makan siang dengan juga buah manis segar tak berlemak itu. Cari yang * murah* dan yang *sedang musim* karena alam setempat tahu dan menyediakan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh di tempat Anda berada. (Pada saat musim hujan tengah menjadi, banjir di mana-dimana, ketika itu sedang musim mangga, manggis, rambutan dan banyak buah manis yang lain; alam sengaja memberikan yang terbaik untuk tubuh kita).

Cari buah yang Anda benar-benar sukai, makan sampai benar-benar kenyang tetapi jangan dipaksakan karena tubuh akan memberikan sinyal kepuasan yang tepat atas kebutuhan Anda.

Makin hari, makin perbanyak porsi buah segar yang Anda makan.

Penuhi kebutuhan kalori dan energi kita dari buah segar. *Jaga, jangan sampai berat badan turun lebih dari 3% sebulan*, karena selain terutama lemak, penurunan berat badan selalu juga disertai dengan pengurangan masa otot dan tulang.

Selain banyak makan buah, lakukan latihan beban dan olah raga yang tepat agar masa otot dan tulang tidak berkurang! Bahkan, dengan olah raga yang tepat, berbarengan dengan pola makan yang baik, yang tidak menguras kalsium dan mineral tubuh yang lain, masa otot dan tulang akan bisa menjadi lebih padat dan lebih baik.

Kedua adalah *buat green smoothies*.

Ada berbagai cara membuat *green smoothies*. Siapkan sayur segar berwarana hijau yang akan kita pakai. Blend (bisa dengan blender, atau gunakan slow juicer) sayur segar berwarna hijau dengan tambahan *tomat, nenas, pepaya, atau pisang*. Pilih Anda yang suka, empat buah contoh itu mampu menetralisir aroma yang mungkin selama ini Anda kurang sukai.

Tiap hari, makin tambahkan porsi dedaunan hijau segar tersebut hingga mencapai sekitar 200 gram per hari atau 2 genggam per hari. Kita bisa melakukannya dalam beberapa gelas green smoothies, *tidak perlu langsung menghabiskannya*.

Untuk menimbulkan selera, masukkan buah lebih banyak supaya warnanya tidak kelihatan terlalu hijau pekat, terutama yang mula-mula sudah “mual’ melihat warna hijau.

(catatan : kacang panjang, timun hijau bukan termasuk dedaunan, jadi tidak
masuk dalam hitungan kita yang 20%).

Apa lagi selain green smoothies?

Apa yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah terbiasa melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’ dan 20% sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*

Ini adalah bagian lanjutan dari pembahasan sebelumnya
(1):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “konsep pola makan segar”, “walaupun kelihatan sulit, tetapi mengapa ada juga yang berhasil menerapkan pola makan segar?”, “sekalipun mungkin kita tidak menyukainya, mengapa sayur segar berwarna hijau sangat penting untuk tubuh kita?”
(2):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “bagaimana menyukai sayuran hijau”

Selain green smoothies, kita juga bisa membuat *aneka salad segar*. Sayur hijau segar apapun bisa kita pakai, misalnya : bayam, selada merah, selada keriting, lettuce, romaine, bayam inggir dst.

Buat *dressing* tanpa garam, tanpa bawang, hindari madu dan gula, misalnya :
  • blender campuran apukad (maksimal separuh saja) dan tomat ceri
  • blender campuran pepaya manis, daun romaine dan sedikit biji mete segar (maksimal 6 biji)
  • blender campuran jambu manis, tomat matang (yang kulitnya sudah tidak begitu mengkilat tapi belum busuk), semangka, taburan biji wijen
  • dari sisa green smoothies yang belum kita minum, tambahkan sedikit sekali potongan bit merah dan/atau sedikit taburan biji mete yang sudah dihancurkan kasar

Buka pembahasan yang lalu tentang “Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa Garam”
di https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan...

*Apa yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah terbiasa melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’ dan 20% sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*

Pada saat itu kita sudah kehilangan selera mengkonsumsi *‘makanan yang tidak baik’* yang sesungguhnya *‘bukan makanan untuk kita’*. Semua sensor perasa dan kepuasan pada tubuh kita berfungsi kembali jika sudah beberapa lama kita tidak mengiritasinya dengan bumbu-bumbu seperti garam, merica, makanan pedas, MSG dst serta tidak memberikannya obat penenang syaraf berupa tepung seperti : nasi, ubi, jagung, roti, cake, gorengan dst.

Enzim matahari dari sayur hijau segar akan membuat semua sensor perasa akan makanan yang sesuai dengan tubuh menjadi makin peka. Tubuh kita akan memberi tanda apa yang kita perlukan, dan sungguh ajaib, apa yang kita perlukan itu juga akan mudah kita dapati di pasar, di toko buah atau di tempat manapun. Tidak percaya? Coba *lakukan persiapan makanan sendiri,*pergilah ke toko buah, pasar atau tempat buah dan sayur dan biarkan tubuh yang memilihnya sendiri.

*Sulit mempersiapkannya karena tidak ada “warung yang menyediakan” atau tidak ada yang ‘membuat masakan untuk kita’?*

*Bukan sulit*, hehehehe, *tapi Anda belum memulainya*. Kalau dulu mungkin kita perlu bantuan orang atau restoran atau warung untuk mempersiapkan, sekarang kita tidak perlu, tinggal beli buah, beli sayur dan siapkan blender atau slow juicer di rumah. Kita tidak perlu lagi kompor, banyak piring dan mangkuk, rice cooker, wajan penggorengan, gas, bahkan juga pembantu rumah tangga untuk itu. Lagi-lagi, *lakukanlah sendiri*.(kelak pelan-pelan, blender dan/atau slow juicer pun sudah tidak kita perlukan lagi)

*Tidak sempat?*
Masak sih? Baca tulisan sepanjang ini saja masih sempat, aneh kalau menyiapkan makanan untuk diri sendiri tidak sempat, lagi pula kita sebenarnya tinggal memilih dan beli lalu menaruhkannya. Jangan beli banyak-banyak supaya tidak perlu kulkas untuk menyimpannya. Apapun, pendinginan juga akan mengurangi kualitas buah dan sayur segar. Biasakan untuk membelinya tiap hari ketimbang menyimpannya di rumah terlalu banyak.

Daripada pergi ke restoran atau pesan masakan dengan berbagai resiko sangat buruk, mending bawa buah segar atau sayur segar ke kantor atau ke tempat kerja. Daripada kita harus pergi ke warung pada waktu istirahat makan siang, kita bisa tetap tinggal di tempat, makan barang bawaan kita yang terdiri atas buah dan sayur segar. Kita akan punya waktu tersisa untuk beristirahat dengan tidur sejenak. Sungguh nyaman hidup ini bukan?

*Sulit bersosialiasi?*

*Bagaimana Mengajari Anak-anak?*

*Harga buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh lebih
mahal?
*

*Sulit mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*

*Sulit bersosialiasi?*
Yang ini memang nampak benar, tapi kesulitan ini juga bisa kita manfaatkan. Dengan bertindak yang mungkin dianggap aneh oleh orang kebanyakan, mereka akan menjadi bertanya apa yang kita makan, kenapa kita makan seperti itu.

Lalu, kalau kita kelihatan menjadi lebih sehat, segar, bugar, bersemangat dan keren, niscaya mereka akan mendukung dan ikutan melakukannya. Kebiasaan monyet untuk meniru yang lain melakukan sesuatu juga akan dilakukan mereka. Bayangkan orang sekantor, orang-orang di lingkungan kita, melakukan hal yang sama, semua melakukan pola makan segar. Alangkah indahnya, alangkah kerennya mereka dan kita semua!

*Bagaimana Mengajari Anak-anak?*

Mulai dari diri kita sendiri. Sudahkah kita sepenuhnya melakukan pola makan segar? *Kalau sudah*, barulah berpikir untuk anak-anak atau orang lain. Siapkan *aneka macam* buah manis segar matang tak berlemak tiap hari di rumah, terutama pada pagi hari. Kurangi garam dan bumbu pada tiap masakan yang ada di rumah. Hindari sama sekali produk hewani.

Siapkan juga aneka sayur segar hijau di rumah dan buat greensmoothies untuk diri sendiri atau siapa saja yang mau.

Biarlah mereka belajar dan mengikuti proses alami yang indah ini. Jangan punya target ketat, biarlah semua berjalan dengan sendirinya. Tubuh mereka akan memilih yang terbaik jika kita menyediakannya.

Ajak anak-anak ke toko buah atau pasar atau mana saja untuk memilih buah kesukaannya masing-masing.

Banyak kegagalan yang terjadi karena mereka melakukan dengan membatasi atau mengekang atau bahkan mengenalikan diri atau merasa berpuasa, padahal pola makan segar adalah pola pembebasan diri. Kita akan membebaskan dan mengaktifkan kembali sensor tubuh atas rasa yang sesungguhnya.

Lagi-lagi mulailah dengan*beli sendiri* buah manis matang tak berlemak kesukaan kita. Berikanlah tubuh kebebasan untuk memilih sendiri di toko buah, warung atau pasar. Makan sebanyak mungkin tanpa dicampur dengan makanan diproses atau sayur segar sebelum kita merasa lapar. Lakukan pada pagi hari, ulang lagi pada siang hari. Masih lapar, makan lagi dan tambahkan jus sayur atau green smoothies pada siang hari dan sore hari.

Dengan cara ini, tubuh secara perlahan akan otomatis mengurangi keinginan untuk mengkonsumsi gorengan, garam atau makanan berlemak serta keinginan untuk makan makanan matang. Makin berkurang bumbu (garam, merica dst) yang kita makan makin cepat sensor tubuh kita aktif kembali.

Makin muda usia kita, makin mudah sensor itu menjadi pulih dan aktif kembali.

Dari beberapa catatan praktisi pola makan segar yang juga mendidik anaknya melakukan pola makan segar sejak dalam kandungan, bisanya dengan sendirinya
  • mereka akan menolak (memuntahkan kembali) gorengan, ice cream dan makanan berlemak
  • mereka akan memilih buah-buah manis tak berlemak yang sedang musim
  • mereka juga akan menolak nasi, bahkan juga bubur dan tajin
Mereka, yang masih mengkonsumsi makanan yang diproses dan aneka macam bumbu, adalah mereka yang justru mengekang tubuh untuk mendapatkan rasa yang sangat nikmat yang diberikan alam.

Berikan kebebasan bagi tubuh kita! Jangan kekang dia dengan berbagai macam bumbu, jangan berikan obat penenang berupa tepung (nasi, roti, gluten dst), jangan paksa tubuh untuk bekerja terlalu keras melawan racun dari produk hewani.

*Dan..., akhirnya..... makanlah sepuas mungkin tanpa peluh bercucuran dan tanpa kecapaian, apalagi mengantuk. *Dapatkan semangat, kesegaran dan vitalitas dari makanan dan bukan kekenyangan, kecapaian dan kantuk.

*Harga buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh lebih mahal?*

Lagi-lagi kembali mari kita pertimbangkan, “lebih mahal ketimbang apa?

*Sulit mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*

Mengapa sulit? Di manakah Anda mencarinya? Di apotik, toko buku atau toko bahan bangunan? Hahahahah...., pergilah ke toko buah, ke pasar, ke tempat yang jual buah, pasti gampang mendapatkannya.

Masih kos? Juga gampang, pasti ada yang jualan buah segar di situ. Jauh? Benarkah jauh, atau memang nasi goreng di dekat kos lebih merangsang nafsu makan? Boleh lah makan, siapa yang bisa melarang? Tapi, coba cari buah manis yang kita suka dulu dan makan sebanyak mungkin sebelum nasi goreng.

Trus, “membuat pengeluaran tinggi...?”, sudah beli buah lalu beli nasi goreng. Hehehehe..., setelah banyak makan buah, nafsu kita makan nasi goreng berkurang..., maka ya “lupain” saja nasi goreng tadi, dan beli buah lagi.

Bagaimana dengan sayur hijau segar? Cari ke pasar atau ke tempat pasar swalayan terdekat. Tidak ada yang organik? Oke, yang tidak organik pun jadilah, cuci dengan air mengalir yang bisa diminum.

Kerja? Haahahha..., Anda kerja untuk apa? Salah satunya untuk makan bukan? Mengapa tidak kita persiapkan yang murah dan sederhana untuk makanan kita? Sudah punya gaji masak tidak sempat mencari dan beli buah segar dan sayur hijau segar.

Sibuk dengan pekerjaan, banyak janji? Baiklah kalau yang ini, lebih baik tidak makan ketimbang terus menimbun makanan kurang baik. Cari buah yang bisa langsung dimakan atau menyuruh orang untuk mendapatkannya. Kita bisa bekerja sambil makan buah bukan?

*Makanan segar tidak merangsang nafsu makan?*
Tepat sekali! Karena makanan segar tidak merusak sensor kepuasan tubuh maka makanan segar *tak akan* membuat kita bernafsu makan, kita secara alami akan makan secukupnya saja. Mereka yang bernafsu makan akan cenderung makan terus tanpa pernah puas dan akhirnya berkeringat, kecapaian, ngantuk dan tetap kekurangan nutrisi. Mereka menjadi bernafsu makan karena makanan yang mereka makan tidak pernah memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
*Masih ada dalih lain lagi sehingga membuat kita tidak segera melakukan pola makan segar?*
Mohon tanggapan, agar kita bisa saling berbagai pengalaman bagaimana mengatasinya dan tentu saja, marilah kita semua menjadi sangat sehat, penuh vitalitas, bugar, segar, bercahaya, tidak mudah sakit dan kerennnnn.......!

Rabu, 23 Mei 2012

KHASIAT TERONG BELANDA

Atas permintaan ibu Conny, saya sampaikan sebuah artikel yang digabung dari berbagai sumber. Selamat menikmati, semoga bermanfaat


Terung Belanda




Terung Belanda (cypomandra ) atau terung kori dikenal juga dengan nama salanun kabiu, mulai di kembangkan di Bogor Jawa Barat sejak tahun 1941, mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh orang belanda pada waktu itu sehingga dikenal dengan nama Terung Belanda, padahal buah tersebut berasal dari daerah Amazone di Amerika Latin.

Buah dengan nama latin salanun guatense LAMK termasuk famili solonaceae ini mempunyai warna bermacam-macam. Terung Belanda bisa dibuat manisan, dimakan langsung, atau dijus dibuat minuman segar, untuk menambah rasa bisa ditambahkan gula atau madu sesuai dengan selera.

Selain enak dikonsumsi buah terung belanda juga punya khasiat untuk menurunkan kolesterol, mengobati darah tinggi, mengatasi sariawan, mengatasi asam urat dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Kandungan gizi buah terung belanda meurut hasil uji teknologi UPTD Instansi Laboratorium Klinik Lembang ( tahun 2007)

Kadar Lemak ………………. 0,07788 %
Kadar Protein ………………. 1,663%
Kadar Karbohidrat ………… 4,1572%
Kadar Kalori ………………… 23,98117 kkal
Kadar Vitamin C …………… 0% (sehubungan dengan banyaknya pertanyaan mengenai kadar vit C, saya carikan di http://www.tamarillo.com/vdb/document/153, dan di dapat per 100 gr buah terdapat 34,3 mgr (red) atau 24,7 mgr (gold) atau sekitar 0,343 %, silakan baca di sumbernya, thx)
Kadar Air …………………….. 87,475%
Kadar Abu …………………… 1,9975 %
Kadar Serat Kasar …………. 3, 7461 %
Gula Lokal …………………… 0,2887 %
Kadar Gula Pareduksi …….. 1, 1549 %
pH ………………………………. 4,5
Ca ………………………………. 0,14ppm
Fe ……………………………….. 35,58 ppm
K ………………………………… 1044,99 ppm
Mg ……………………………….. 2,51 ppm
Zn ………………………………… 1,38 ppm


Nilai lebih terung belanda

Kini sayuran terung Belanda memang cukup akrab dijumpai dipasaran. Selain sebatas dimanfaatkan sebagai masakan, dibalik kesegaran daging buahnya yang mengandung banyak air dan vitamin C ini tersimpan banyak manfaat.

Usut punya usut terung Belanda (cyphomandra betacea) atau terung kori, terong madras dikenal juga dengan nama salanun kabiu mulai dikembangkan di Bogor, Jawa Barat sejak tahun 1941. Mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh orang Belanda pada saat itu sehingga dikenal dengan nama terung Belanda.

Manfaat dan Kandungan Gizi

Buah terung Belanda tekstur dagingnya keras, kulitnya licin dan liat sehingga mudah dikelola. Selain bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah, rasa terung Belanda yang segar juga enak diolah sebagai campuran sayuran.

Buah mentah dapat digunakan untuk masakan acar, kari ataupun sambal sedangkan buah matang untuk sirup atau rujak. Cocok juga diolah menjadi sirup, selai, minuman juice atau menjadi bahan campuran salad.

Terung Belanda selain kaya akan air juga mengandung provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk mengobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.

Serat yang tinggi didalam terung Belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit / konstipasi. Dalam setiap 100 gram bagian terung Belanda yang dapat dimakan mengandung air 85 gram, protein 1,5 gram, lemak 0,006 – 1,28 gram, karbohidrat 10 gram, serat 1,4 – 4,2 gram, abu 0,7 gram, vitamin A 150 – 500 SI dan vitamin C25 mg.


Manfaat TERONG BELANDA, Segar dan Menyehatkan

Bentuk buahnya bulat telur dengan warna ungu atau kemerahan. Tekstur daging buahnya lunak dengan rasa asam manis. Segar dijadikan sirup, di jus atau campuran salad.

Terong belanda (Cyphomandra betacea) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi.

Terong belanda jarang dihidangkan sebagai buah meja karena rasanya yang cenderung asam. Buah ini lebih cocok jika di hidangkan dalam bentuk olahan, seperti di buat sirup, di jus atau menjadi bahan campuran salad.

Mengenal Manfaat Buah Terong Belanda

Pernah makan terong?Buah berwarna ungu atau hijau ini paling enak dimasak balado, campuran sayur lodeh atau untuk lalaban.

Pernah minum terong? Mau coba jus terong Belanda? Bagi kita yang belum mengenal terong Belanda, terbayang sayur terong dibuat jus. Ih, bagaimana rasanya. Namun kalau Anda pernah mencoba dan tahu manfaat buah terong Belanda, dijamin anda pasti ketagihan.

Mengenal Terong Belanda

Jangan terkecoh antaran sayur terong dengan Terong Belanda. Keduanya memang masih satu keluarga yaitu keluarga Solanaceae. Terong Belanda ( Cyphomandra betacea) memiliki buah berbentuk bulat telur MENYERUPAI markisa. Berwarna ungu kemerahan. Memiliki tekstur lembut dengan rasa cenderung manis asam.

Terong Belanda biasa dibudi dayakan di daerah beriklim dingin subtropis bersuhu antara 20 hingga 27 derajat Celcius. Karena itu di daerah tropik seperti Indonesia, tanaman ini hanya bisa ditanam pada ketinggian 500 hingga 1000 meter di atas permukaan laut.

Manfaat Buah Terong Belanda

Terong Belanda mengandung provitamin A. Ini berguna untuk kesehatan mata. Vitamin C yang dikandungnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati panas dalam dan sariawan.

Terong Belanda memiliki kandungan serat buah yang tinggi, baik untuk mencegah sembelit/ konstipasi. Selain itu terong Belanda juga bersifat antioksidan dan baik untuk pencegahan penyakit kanker.

Resep Jus Terong Belanda

Bahan:

100 gram terong Belanda
100 gram anggur merah
100 gram yoghurt tawar
susu kental manis/madu/sirup secukupnya
serutan es batu

cara membuat :

  1. campurkan semua bahan ke dalam blender dan haluskan. Sisakan potongan anggur secukupnya sebagai hiasan
  2. tuang ke dalam gelas saji. Beri tambahan hiasan potongan anggur, madu/susu kental manis/sirup

Bagaimana, tertarik mencoba jus terong Belanda? Rasanya yang manis asam segar pasti membuat anda ketagihan apalagi terbukti untuk kesehatan tubuh anda.


Mengenal Lebih Dekat Terong Belanda

Pernah makan terong? pasti kebanyakan orang pernah makan sayur terong, tapi jika ditanya pernah minum terong? mungkin sedikit orang yang pernah mencicipi minuman segar dari terong. Terong yang kita kenal biasanya diolah menjadi sayur tapi ada juga terong yang enak untuk dijadikan minuman segar kaya manfaat. Terong ini adalah Terong Belanda. Terong Belanda atau Tomat Pohon atau Tamarillo adalah tanaman berbuah keluarga Solanaceae. Terong Belanda lebih banyak dikonsumsi sebagai buah. Buah yang terasa asam ini semakin terasa nikmat setelah diolah menjadi minuman segar seperti jus dan sirup.

Terong belanda hidup di daearah pegunungan pada ketinggian 500 hingga 1000 meter di atas permukaan laut dengan suhu 20 hingga 27 derajat Celsius.Di dataran rendah, pohon terong belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk dapat mendorong pembungaan.  Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin ‘di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah terjadi udara dingin.

Buah terung belanda berbentuk oval atau bulat telur, berukuran 3-10 cm x 3-5 cm, meruncing ke dua ujungnya, bergelantungan, bertangkai panjang, daun kelopaknya tidak rontok, licin, daging buahnya mengandung banyak sari buah, agak asam, berwarna kehitam-hitaman sampai kekuning-kuningan, kulit buah tipis. Sewaktu muda warnanya kuning dan seiring dengan matangnya buah, kulit buah berubah menjadi keunguan. Bijinya bulat pipih, tipis, dan keras.

Rasa buah akan menjadi lebih baik pada hari-hari cerah yang panas dan malam-malam yang dingin pada musim kemarau di daerah tropik daripada selama musim dingin di dataran tinggi. Petani bisa memanen terung belanda sepanjang tahun. Dalam setahun, satu pohon terung belanda bisa menghasilkan kira-kira 70 kg buah. Salah satu sentara penanaman buah terong belanda ada didaerah Wonosobo dan Bogor.
Kandungan Gizi

Dalam setiap 100 gram bagian terung belanda yang dapat dimakan mengandung air 85 gram, protein 1,5 gram, lemak 0,006 – 1,28 gram, karbohidrat 10 gram, serat 1,4 – 4,2 gram, abu 0,7 gram, vitamin A 150 – 500 SI dan vitamin C25 mg.

Manfaat

Terong Belanda mengandung provitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk mengobati sariawan, panas dalam dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan.  Serat yang tinggi didalam terung belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit / konstipasi. Terong Belanda mengandung antosianin yang termasuk kedalam golongan flavonoid yang merupakan salah satu jenis antioksidan. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi.

Buah terong belanda dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk. Buah mentah dapat digunakan untuk masakan acar, kari ataupun sambal. Buahnya yang matang cocok diolah menjadi sirup, selai, minuman jus, rujak, sebagai hiasan es krim atau menjadi bahan campuran salad. Berikut dijelaskan cara pembuatan sirup terong belanda.

Resep Bahan Sirup Terong Belanda :
  • Terong belanda 4 kg,
  • Gula pasir 4 kg
  • Air 4 liter
  • Citrunzuur 4 sendok teh
  • Natrium benzoat

Cara Membuat Sirup Terong Belanda :
  • Keruk daging buah terong belanda.
  • Blender daging buah dengan ditambah 500 ml sehingga didapatkan bubur terong belanda. Sisihkan.
  • Didihkan sisa air, masukkan gula pasir. rebus di atas api sedang sambil diaduk hingga mendidih sampai gula larut.
  • Masak bubur terong belanda sambil diaduk hingga mendidih lalu angkat.
  • Tambahkan citrunzuur dan natrium benzoat, aduk rata.
  • Kemas sirup dalam botol, tutup rapat.
  • Sirup siap dipasarkan

Senin, 21 Mei 2012

Ketagihan Makanan Berkualitas Buruk?

Saya Copas dari millis Food Combining asuhannya Pak Wied dan Bu Andang


  Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk


 
Pada tiap pembahasan dalam rubrik
ini,  kita hampir selalu membicarakan
beberapa hal yang sering ada dalam makanan dan sejumlah makanan yang berakibat
buruk bagi kesehatan. Misalnya, tentang ‘camilan dan gorengan’, buka: 
 
Sudah tahu kalau kita harus makan buah
untuk sarapan, agar kita mendapatkan energi yang terbaik, tetapi perasaan
‘imitasi’ sering membuat kita tidak merasa kenyang dan merangsang kita harus
makan dan kita menjadi makin ketagihan dan makin ketagihan jika kita tidak
makan sesuatu yang buruk atau merugikan kesehatan atau yang sesusungguhnya
tidak cocok untuk tubuh.
 
Seperti ketika pecandu rokok atau
narkoba selalu kembali merokok dan mengkonsumsi narkoba, mereka juga selalu
gagal menghentikannya sekalipun sesungguhnya mereka sangat tahu resiko buruknya
bagi kesehatannya sendiri maupun lingkungan. Berbagai dalih selalu dikatakan
mereka: ‘untuk sosialisasi, untuk keakraban’, ‘asal sedikit juga tidak apa, toh
semua yang berlebihan juga tidak bagus’, ‘toh banyak yang seperti itu, mereka
juga tidak apa-apa’ dan masih banyak lagi. 
 
Hehehehe..., memang amat menggelikan
dalih mereka itu........., mereka justru mencoba berusaha seperti yang lain dan
malah tidak berusaha mensosialisasikan kebiasaan hidup sehat yang sudah barang
tentu juga sangat berguna bagi yang lain serta juga masyarakat dunia dan
lingkungan. Kata mereka juga, “mensosialisasikan itu harus pelan-pelan, tidak
boleh drastik”. Hehehehehe...ini adalah ‘sekedar stimulan’ agar mereka tidak
merasa bersalah ketika makan makanan buruk. Anda tidak termasuk salah satu dari
mereka bukan?
 
Ketika mereka berusaha untuk
menghentikan kebiasaan buruknya, mereka menderita ‘kelaparan’ (craving), pusing
dan berbagai gejala tidak menyenangkan yang lain.
 
Akhir-akhir ini, sejumlah peneliti mulai
tertarik mengamati dengan apa yang disebut ‘racun yang timbul akibat
kelaparan’, yang timbul sebagai efek tidak nyaman yang kita rasakan jika kita
terus memberikan beban berat kepada pencernaan dengan makanan yang sulit
dicerna. Penelitian mereka menunjukkan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan orang Amerika sesuai dengan SAD
(Standar American Diet) menunjukkan indikasi bahwa 
 
mereka sesungguhnya “kekurangan
bahan bakar”atau “kelaparan”sehingga mereka terus mencari begitu banyak obat dan
suplemen tambahan sebagai stimulan1,2,3,4,5).
 
Hehehehe..., data statistik yang
mengatakan bahwa ‘terdapat sekitar 1
miliar, atau 20% penduduk dunia, kelaparan’ sudah tidak akurat lagi, karena
ternyata 99% orang Amerika dan mulai juga di Indonesia dan berbagai negara yang
lain justru kelaparan. Obesitas dan perut buncit merupakan beberapa gejala yang
ditimbulkan akibat ‘kelaparan’.
 
 
Beberapa Gejala Kelaparan
 
Manakah
hal-hal yang disebutkan berikut ini yang mengindikasikan bahwa kita lapar atau tubuh memerlukan sesuatu?
1.  pening
2.  mudah tersinggung atau ‘ga
mood’
3.  melayang
4.  bingung dan lesu
5.  gemetar
6.  mudah marah, tidak tenang,
sedih, tidak puas atau cepat bosan
7.  perut keroncongan

Jawabannya adalah
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau nomor 7? Atau semuanya? 
Yang benar adalah ‘tidak ada satupun jawaban yang benar’. Tidak satupun
hal-hal yang disebutkan di atas itu adalah pertanda bahwa kita lapar.
Gejala-gejala semacam itu akan hilang setelah beberapa minggu kita melakukan
pola makan segar yang tepat.
Jika kita makan makanan yang buruk, berlemak, banyak mengandung
stimulator rasa (perasa, penguat rasa, MSG, Hydroized Protein, Gula, Garam,
Merica, Cabe dst) dan bahan-bahan makanan yang lain yang dahulu tidak dipakai
sebagai makanan pada pertama kali sejarah manusia muncul, kita akan terus
merangsang timbulnya gejala-gejala tersebut di atas. Semua makan berlemak, yang
diproses, yang dimasak, yang masih dalam ambang batas SAD (Standard American
Diet) sesungguhnya seperti heroin, karena bersifat adiktif. Restoran-restoran
atau warung-warung yang enak selalu membuat orang ketagihan untuk kembali lagi.
Betul kan?
Dalam percobaan pada tikus1), 
begitu
tikus mulai makan makanan buruk, keseimbangan kimia pada pusat syaraf otak
mereka mengalami kerusakan dengan cepat. Respon otak pada kenikmatan menjadi
berkurang dan tikus mulai mengembangkan kebiasaan baru, mengkonsumi makanan
yang lebih banyak (berkalori tinggi) dan tinggi lemak supaya timbul kenikmatan
dengan apa yang biasa disebut dengan ‘kenyang’. Hal ini sudah terjadi sebelum
tikus-tikus itu menjadi kegemukan. 
Kemorosotan
kualitas kesehatan semacam ini juga terlihat jika tikus-tikus itu diberikan
heroin, cocaine atau steroid. Begitu pula dengan manusia, kesenangan dan
kepuasaan atau rasa ‘satiation’ tidak mudah tercapai  sehingga mereka harus lari pada obat atau
suplemen dan terus mengkonsumi makanan yang begitu buruk.
 
Karena efek serupa narkoba yang terdapat pada makanan, banyak orang
menjadi terikat pada lingkaran setan untuk selalu makan makanan buruk dan
melawan kodrati pola makan manusia yang sesungguhnya. Mereka selalu cenderung
makan ‘berlebihan’ dan hampir sebagian sangat besar orang pada saat ini
‘berlebihan’ makan. 99% penduduk dunia kelaparan, yang 20% darinya benar-benar
‘kurang makan”, yang 80% (sisanya) ‘terlalu banyak makan’.
 
Para peneliti melihat bahwa mereka yang beratnya berlebihan atau perutnya
buncit, mengalami penurunan kepekaan reseptor dopamine (salah satu reseptor
syaraf otak yang menimbulkan rasa puas), sehingga seperti juga pada gejala
kecanduan narkoba, mereka akan terus makin banyak dan makin banyak makan untuk
mengatasi efek kelaparan (craving) mereka. Makin banyak mereka makan
berlebihan, makin tinggi pula penurunan kemampuan tubuh untuk merasakan
‘kepuasaan’ (‘satiation”) dari jumlah makanan yang mereka konsumsi3,4,5). 
 
Karena itu jugalah, mereka yang berat badannya berlebih adalah mereka
yang paling sulit dalam keadaan ‘sedikit saja lapar’. Hal ini seperti
menggulung bola di tepung, makin lama akan makin menggembung. Makin banyak
mereka makan, makin tinggi berat badan berlebihnya, makin hilang kepekaan atas
‘kepuasan’ (satiation)nya, dan mereka akan makin ‘kelaparan’. Mereka mudah
menjadi emosional bila tidak mencerna makanan yang berat walaupun mereka akan
berkeringat, mengantuk dan kehabisan tenaga justru setelah makan makanan berat
atau makan makanan yang memerlukan proses pencernaan berintensitas tinggi. 
Dan ..., emosi inilah
yang memberikan sebuah lingkaran setan
tambahan yang mempersulit keberhasilan berhenti dari makanan buruk. Makin
banyak mereka makan, emosi semacam ini makin banyak timbul, dan membuat makin
membuat mereka makin sulit meninggalkannya. 
Mereka yang berpuasa tetapi sebelumnya memiliki kebiasaan makan yang
buruk akan masin sulit mengendalikan emosinya. Tujuh gejala disebutkan di atas
sungguh menggangu konsentrasi dan logika mereka.
Cara menghilangkan emosi itu adalah dengan ‘tekad lebih besar’ dan
makanlah banyak-banyak makan buah manis segar tak berlemak sebelum makan yang
lain serta ‘bersyukur’ kepada Tuhan. Kelihatannya sederhana, tetapi ‘rasa
bersykur’ kepada alam dan terutama kepadaTuhan itu sangat penting bagi
keberhasilan kita melakukan pola makan segar yang begitu baik dan ramah
lingkungan ini.
 
Selamat makin sehat, segar, bugar, bahagia, keren dan lebih ceria!
 
1) Johnson, P., “Dopamine D2 receptors in
addiction-like reward dysfunction and compulsive eating in obese rats”,  Nature Neuroscience. Vol 13:   635-641. 2010.
2) Fuhrman J, Sarter B, Glaser D, Acocella S, “Changing
perceptions of hunger on a high nutrient density diet”,  Nutrition Journal, Nov 7;9(1):51, 2010.
3) Taylor VH, Curtis CM, Davis C, “The obesity
epidemic: the role of addiction”,  CMAJ vol
182:327-328. 2010.
4) Gearhardt AN, Yokum S, Orr PT, et al., “Neural
correlates of food addiction”,  Arch
Gen Psychiatry vol 68:808-816. 2011
5) Stice E, Yokum S, Blum K, et al., “Weight gain
is associated with reduced striatal response to palatable food”,  J Neurosci vol 30:13105-13109, 2010.