Pagi ini, sekali buka dari millis FCI asuhan Pak Wied langsung terpampang mengenai terigu !!! Wah, begitu saya baca, terasa pikiran saya cukup terganggu, baru kemarin saya menyantap mie ayam. padahal selama ini saya sudah coba men-stopnya. Rupanya Pak Wied mengingatkan kita untuk waspada, bukan anda sama sekali tidak dapat mengkonsumsinya. Silakan simak bacaan di bawah, mudah-mudahan sangat berguna !!!
TERIGU OH TERIGU
.:InfoSehatAlami:.
[TERIGU OH TERIGU]
Menteri Pertanian kita, Bapak Ir. H. Suswono, MMA, "menjerit" karena penggunaan tepung terigu dan hasil olahannya (roti, mi, spageti dan jenis-jenis pasta lain, cake, dll) terus meningkat pesat. Padahal, terigu dan gandum (bahan baku terigu) masih harus diimpor. Akibatnya, devisa negara banyak terkuras untuk memuaskan nafsu para penyuka makanan dari terigu, termasuk para pakar kuliner yang terus giat menggelorakan penggunaan terigu. Jika kita tak mau tahu dengan jeritan kepusingan impor terigu/gandum dan pemborosan devisa, mungkin sudah saatnya kita mendengarkan JERITAN TUBUH KITA SENDIRI – jika sering makan roti, cake, kue-kue, mi, pasta, dan makanan lain terbuat dari bahan utama terigu.
"… Dalam daftar sensitivitas makanan, tepung terigu maupun gandum (bahan baku terigu) berada di urutan teratas. Selain roti, mi, pasta yang berbahan utama terigu; terigu/gandum ditemukan di mana-mana dengan beragam nama: semolina (sebagian besar pasta), durum, couscous, sari gandum, bekatul gandum, graham flour, farina. Gandum/terigu juga tersembunyi di banyak makanan olahan, saus, permen, daging olahan kemasan siap makan, sup krim kemasan. Jika Anda sensitif atau alergi terhadap gandum, ada kemungkinan Anda juga reaktif terhadap havermut (oat).
Semua bahan makanan tersebut mengandung zat reaktif yang disebut gluten. Gluten adalah suatu protein, zat mirip lem yang menyatukan bulir-bulir gandum dan padi-padian tertentu. (Gluten juga melekat di dinding usus seperti lem.) Sensitivitas gluten dapat muncul sebagai gejala ringan seperti kembung, rasa tidak enak di perut, dan pilek, hingga gejala berat seperti sindrom iritasi usus, sakit kepala, migrain, nyeri sendi dan otot, asma, eksem, dan gangguan suasana hati. Mungkin juga timbul gangguan pencernaan yang serius, antara lain penyakit celiac sprue. Pada celiac, vilus (jonjot) usus halus rusak, sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi yang parah. Hal ini kemudian menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penurunan berat badan, diare, lesu kronis. [Wied Harry: Beberapa gangguan kesehatan akibat gangguan sistem metabolisme, seperti lupus, autisme, ADHD, juga diduga akibat asupan tinggi gluten.]
Sensitivitas gluten tampaknya semakin banyak dijumpai , karena semakin banyak orang yang "tercemari" oleh bahan makanan dan makanan olahan dari terigu yang telah diubah, dimurnikan, dan direduksi secara kimiawi. Bahkan, pada orang tertentu, terasup gluten sedikit saja sudah menimbulkan reaksi.
Alergi gluten memang dapat dideteksi melalui tes alergi, namun sensitivitas terhadap gluten sulit dideteksi dengan pemeriksaan biasa. Walaupun dokter dapat melakukan uji antibodi alergi atau biopsi usus, cara paling mudah dan paling tidak invasif adalah menyingkirkan semua makanan dan produk makanan terbuat dari bahan utama terigu/gandum maupun yang menggunakan campuran terigu/gandum. Menggantinya dengan bahan tepung tanpa gluten, seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dll."
Sumber: Buku GUT WISDOM oleh Alice M. Sorokie, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul PENCERNAAN SEBAGAI KUNCI HIDUP SEHAT, penerbit Bhuana Ilmu Populer - Jakarta.
ULASAN WIED HARRY:
1. Kebiasaan makan makanan terbuat dari terigu memberatkan fungsi cerna. Untuk "menangani" gluten, kandungan protein utama dalam terigu yang sulit dicerna, tubuh kita memerlukan waktu 3 kali siklus metabolisme (3x24 jam), bisa lebih lama – tergantung berapa banyak dan berapa rajin kita makan makanan terbuat dari terigu. Artinya, gluten dari roti, cake, kue kering, mi, spageti atau jenis pasta lain, yang kita makan pada hari ini, baru dapat terbuang setelah selang 3 hari ke depan. Apa yang terjadi jika kita setiap hari rajin menghabiskan makanan terbuat dari terigu?
2. Sebisanya singkirkan tepung terigu dalam pembuatan makanan yang bisa sepenuhnya tidak menggunakan terigu. Misalnya, gunakan tepung beras atau pun tepung lokal lainnya untuk makanan gorengan (adonan pelapis pisang/ubi/tempe goreng, rempeyek, dll). Agar adonan tepung beras menjadi lebih rapuh dan renyah setelah digoreng, tambahkan "bahan pelembut" alami ke dalam adonan, a.l. santan, kuning telur. Jika enggan menggunakan santan dan kuning telur, campurkan tepung maizena, tepung sagu/kanji, atau tepung singkong. [Saya selalu menyimpan stok tepung singkong bikinan sendiri. Cara bikinnya gampang: singkong diparut, dijemur kering, haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Pisang goreng dengan lapisan adonan tepung singkong sangat enak!]
3. Untuk penyuka makanan berbahan utama terigu (mi, pasta, roti, bakpau, donat, cake, dll): Jika masih belum bisa berpisah dari terigu, ganti sebagian terigu dengan bahan non-terigu. Dari uji dapur yang saya lakukan, menggunakan bahan non-terigu hingga 60% masih menghasilkan makanan seenak yang 100% terbuat dari terigu. Campuran pengganti terigu bisa menggunakan tepung non-terigu, seperti tepung beras putih/merah/hitam, tepung ketan putih/hitam (sebagian reference menyebutkan tepung ketan masih mengandung gluten, tapi dalam jumlah terbatas), tepung kentang, tepung singkong, tepung jagung, tepung kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai. Untuk campuran non-tepung, gunakan kentang kukus lumat, ubi jalar kukus lumat, singkong kukus lumat, jagung muda lumat (dikukus dulu maupun tanpa dikukus – keduanya memberikan efek citarasa khas berbeda). [Tepung jagung & tepung kacang saya buat sendiri. Caranya: Cuci butir jagung atau kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai, tiriskan. Jemur sampai kering atau sangrai sebentar di atas api kecil hingga kering. Haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat.)
4. Beranikan diri dan gali kreativitas untuk membuat makanan dari bahan utama terigu dengan tepung non-terigu. Tentu saja untuk ini diperlukan spirit hidup sehat-alami yang tinggi, karena kita akan makan makanan dengan tekstur dan citarasa berbeda dari yang sudah terekam dalam otak kita. Contoh: roti dari tepung jagung (bukan tepung maizena ya), mi dan pasta tepung beras/tepung jagung, cake tepung ketan, lapis legit tepung singkong, kue kering tepung sagu/kanji. Selain itu, daripada asyik dengan cake-kue Barat bahan utama tepung terigu, sekarang saatnya menikmati kue-kue tradisional tanpa terigu, seperti kue lapis, kue talam, kue ku, kue bugis, dll.
5. Saatnya untuk mandiri! Mengambil keputusan bagi kesehatan diri sendiri. Sudah siapkah kita jika industri terigu, industri produk makanan berbahan utama terigu, maupun pakar kuliner terus mendesak dan mendikte kita agar lebih banyak makan makanan dari terigu dan/atau mengolah terigu? Semuanya terpulang kepada kita masing-masing.
Blog ini aku buat karena kebaikan google, yang dipicu atas keprihatinanku tentang kondisi kesehatan temanku. Karena itu aku merasa tergugah untuk coba-coba mengumpulkan file-file mengenai kesehatan dan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan kesehatan manusia. Jiwa dan Raga !!!
Minggu, 22 Juli 2012
Minggu, 10 Juni 2012
Pola Makan ... ??? Sehat ??? Bugar ???
Ibu, Bapak dan Adik-adik.
Kalau sudah jatuh sakit, baru kita seakan disentak bukan? Tahu-tahu tabungan yang susah payah di kumpulkan bisa mendadak menguap ditambah barang-barang kesayangan kita bisa hilang. Dari mana asalnya penyakit-penyakit itu? Salah satunya, penyakit dapat muncul karena pola makan kita yang keliru 'dan terlalu menuruti kemauan ego'. Atau bisa jadi konsep "Hidup hanya sekali. Maka nikmati saja selagi bisa." Ha ha ha, apapun kali ini ada satu seri lagi tulisan yang saya copas dari millis FCI Indonesia, asuhan Bu Andang dan Pak Wied. Mudah-mudahan bisa bermanfaat
Kalau sudah jatuh sakit, baru kita seakan disentak bukan? Tahu-tahu tabungan yang susah payah di kumpulkan bisa mendadak menguap ditambah barang-barang kesayangan kita bisa hilang. Dari mana asalnya penyakit-penyakit itu? Salah satunya, penyakit dapat muncul karena pola makan kita yang keliru 'dan terlalu menuruti kemauan ego'. Atau bisa jadi konsep "Hidup hanya sekali. Maka nikmati saja selagi bisa." Ha ha ha, apapun kali ini ada satu seri lagi tulisan yang saya copas dari millis FCI Indonesia, asuhan Bu Andang dan Pak Wied. Mudah-mudahan bisa bermanfaat
Pola
Makan Segar..., siapa takut?
Konsep
pola makan segar sebenarnya sangat sederhana:
- Kebutuhan kalori dipernuhi dengan buah,(80% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas buah manis matang tak berlemak)
- Kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dari buah dan sayur segar berwarna hijau. (20% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas sayur hijau segar berwarna hijau.)
Tetapi,
banyak orang berpikir bahwa pola
makan segar adalah pola makan yang terlalu ekstrim atau
terlalu keras (terlalu membatasi diri) sehingga sekalipun
banyak orang yang mulai menyadari akan manfaatnya dan juga mulai
berpikir betapa jelek apa yang mereka makan selama ini,
jarang sekali yang bergerak untuk melakukannya.
“Itu
mustahil” katanya. “Lagian, semua orang juga akan mati..., mati
dan hidup adalah di tangan Tuhan, jadi ngapain dipikirin, nikmati
hidup!” Trus, mereka juga menambahkan, “Kalau tidak berlebihan,
juga tidak apa-apa, apapun asal berlebihan tentu tidak baik!”
Jadi,
tidaklah mengherankan bila Anda sekarang mungkin masih merasa bahwa
pola makan segar itu “terlalu keras dan terlalu ekstrim” serta
belum ingin melakukannya, Anda adalah salah satu dari begitu banyak
orang.
Tetapi,
mengapa ada juga yang berhasil melakukannya? Apa beda mereka dengan
orang kebanyakan?
Pertama
: Mereka menyukainya. Mereka
suka dan menikmati makanan segar.
Kedua
: Mereka tidak merasa dibatasi, mereka merasa itulah
“kebebasan”, mereka melakukannya tanpa paksaan dari
siapapun termasuk dari diri sendiri.
Ketiga
: Mereka sangat mengerti bagaimana memulainya dan juga
memahami konsepnya yang sesungguhnya sangat-sangat-sangat
sederhana, yaitu : “makin sederhana, makin pendek
prosesnya atau tidak diproses, tentu makin baik”
Anda
ingin seperti mereka tetapi tidak suka makan sayur, apalagi sayur
segar berwarna hijau?
Hehehehehe....,
juga sangat banyak yang tidak suka makan sayur hijau apalagi yang
segar. Padahal sayur segar berwarna hijau yang dikenal dengan ‘leafy
greens’ merupakan makanan penyempurna bagi kita. Banyak
orang yang semula sakit parah menjadi cepat sembuh setelah banyak
makan sayur segar berwarna hijau.
Selain
tubuh makin punya kesempatan menyembuhkan sendiri, enzim
matahari, yang hanya terdapat pada dedaunan
segar dan berwarna hijau yang terkumpul ketika proses fotosintesa,
benar-benar akan membantu aktifitas pemulihan tubuh tersebut.
Bagaikan pelumas dan penaik oktan pada roda gerigi di mesin, bersama
dengan kalori dari buah, enzim matahari dari dedaunan hijau segar
tersebut akan segera membuat tubuh bergairah dan mengalami kondisi
terbaik sepanjang hidup kita.
catatan
:
pembahasan
ini terutama ditujukan bagi mereka yang masih merasa sehat (bukan
yang sedang sakit atau terlalu sangat gemuk)
Bagaimana
cara menyukai sayuran segar berwarna hijau?
Pertama
: adalah banyak mengkonsumsi buah manis, matang,
segar dan tak berlemak Perbanyak makan buah semacam
itu pada tiap kesempatan.
Sekurangnya, penuhi sarapan
kita dengan hal buah manis segar tak berlemak tersebut. Mulai makan
siang dengan juga buah manis segar tak berlemak itu. Cari
yang * murah* dan yang *sedang musim* karena alam
setempat tahu dan menyediakan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh
tubuh di tempat Anda berada. (Pada saat musim hujan tengah menjadi,
banjir di mana-dimana, ketika itu sedang musim mangga, manggis,
rambutan dan banyak buah manis yang lain; alam sengaja memberikan
yang terbaik untuk tubuh kita).
Cari
buah yang Anda benar-benar sukai, makan sampai benar-benar
kenyang tetapi jangan dipaksakan karena tubuh akan memberikan
sinyal kepuasan yang tepat atas kebutuhan Anda.
Makin
hari, makin perbanyak porsi buah segar
yang Anda makan.
Penuhi
kebutuhan kalori dan energi kita dari buah segar. *Jaga, jangan
sampai berat badan turun lebih dari 3% sebulan*, karena selain
terutama lemak, penurunan berat badan selalu juga disertai dengan
pengurangan masa otot dan tulang.
Selain
banyak makan buah, lakukan latihan beban dan olah raga
yang tepat agar masa otot dan tulang tidak berkurang! Bahkan,
dengan olah raga yang tepat, berbarengan dengan pola makan yang
baik, yang tidak menguras kalsium dan mineral tubuh yang lain, masa
otot dan tulang akan bisa menjadi lebih padat dan lebih baik.
Kedua
adalah *buat green smoothies*.
Ada
berbagai cara membuat *green smoothies*. Siapkan sayur segar
berwarana hijau yang akan kita pakai. Blend (bisa dengan
blender, atau gunakan slow juicer) sayur
segar berwarna hijau dengan tambahan *tomat, nenas,
pepaya, atau pisang*. Pilih Anda yang suka, empat buah contoh
itu mampu menetralisir aroma yang mungkin selama ini Anda kurang
sukai.
Tiap
hari, makin tambahkan porsi dedaunan hijau segar tersebut
hingga mencapai sekitar 200 gram per hari atau 2 genggam per
hari. Kita bisa melakukannya dalam beberapa gelas green smoothies,
*tidak perlu langsung menghabiskannya*.
Untuk
menimbulkan selera, masukkan buah lebih
banyak supaya warnanya tidak kelihatan terlalu hijau pekat, terutama
yang mula-mula sudah “mual’ melihat warna hijau.
(catatan
: kacang panjang, timun hijau bukan termasuk dedaunan, jadi
tidak
masuk dalam hitungan kita yang 20%).
masuk dalam hitungan kita yang 20%).
Apa
lagi selain green smoothies?
Apa
yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah
terbiasa melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’
dan 20% sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*
Ini
adalah bagian lanjutan dari pembahasan sebelumnya
(1):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “konsep pola makan segar”, “walaupun kelihatan sulit, tetapi mengapa ada juga yang berhasil menerapkan pola makan segar?”, “sekalipun mungkin kita tidak menyukainya, mengapa sayur segar berwarna hijau sangat penting untuk tubuh kita?”
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “konsep pola makan segar”, “walaupun kelihatan sulit, tetapi mengapa ada juga yang berhasil menerapkan pola makan segar?”, “sekalipun mungkin kita tidak menyukainya, mengapa sayur segar berwarna hijau sangat penting untuk tubuh kita?”
(2):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “bagaimana menyukai sayuran hijau”
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “bagaimana menyukai sayuran hijau”
Selain
green smoothies, kita juga bisa membuat *aneka salad segar*.
Sayur hijau segar apapun bisa kita pakai, misalnya : bayam, selada
merah, selada keriting, lettuce, romaine, bayam inggir dst.
Buat
*dressing* tanpa garam, tanpa bawang, hindari madu dan
gula, misalnya :
- blender campuran apukad (maksimal separuh saja) dan tomat ceri
- blender campuran pepaya manis, daun romaine dan sedikit biji mete segar (maksimal 6 biji)
- blender campuran jambu manis, tomat matang (yang kulitnya sudah tidak begitu mengkilat tapi belum busuk), semangka, taburan biji wijen
- dari sisa green smoothies yang belum kita minum, tambahkan sedikit sekali potongan bit merah dan/atau sedikit taburan biji mete yang sudah dihancurkan kasar
Buka
pembahasan yang lalu tentang “Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa
Garam”
di https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan...
di https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan...
*Apa
yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah terbiasa
melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’ dan 20%
sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*
Pada
saat itu kita sudah kehilangan selera mengkonsumsi *‘makanan
yang tidak baik’* yang sesungguhnya *‘bukan
makanan untuk kita’*. Semua sensor perasa dan
kepuasan pada tubuh kita berfungsi kembali jika sudah
beberapa lama kita tidak mengiritasinya dengan bumbu-bumbu
seperti garam, merica, makanan pedas, MSG dst serta tidak
memberikannya obat penenang syaraf berupa tepung seperti : nasi, ubi,
jagung, roti, cake, gorengan dst.
Enzim
matahari dari sayur hijau segar
akan membuat semua sensor perasa akan makanan yang sesuai
dengan tubuh menjadi makin peka. Tubuh kita akan memberi tanda
apa yang kita perlukan, dan sungguh ajaib, apa yang kita perlukan itu
juga akan mudah kita dapati di pasar, di toko buah atau di tempat
manapun. Tidak percaya? Coba *lakukan persiapan makanan
sendiri,*pergilah ke toko buah, pasar atau tempat buah dan sayur
dan biarkan tubuh yang memilihnya sendiri.
*Sulit
mempersiapkannya karena tidak ada “warung yang menyediakan” atau
tidak ada yang ‘membuat masakan untuk kita’?*
*Bukan
sulit*, hehehehe, *tapi Anda belum
memulainya*. Kalau dulu mungkin kita perlu bantuan orang
atau restoran atau warung untuk mempersiapkan, sekarang kita tidak
perlu, tinggal beli buah, beli sayur dan siapkan blender atau slow
juicer di rumah. Kita tidak perlu lagi kompor, banyak piring dan
mangkuk, rice cooker, wajan penggorengan, gas, bahkan juga pembantu
rumah tangga untuk itu. Lagi-lagi, *lakukanlah sendiri*.(kelak
pelan-pelan, blender dan/atau slow juicer pun sudah tidak kita
perlukan lagi)
*Tidak
sempat?*
Masak
sih? Baca tulisan sepanjang ini saja masih sempat, aneh kalau
menyiapkan makanan untuk diri sendiri tidak sempat, lagi pula kita
sebenarnya tinggal memilih dan beli lalu menaruhkannya.
Jangan beli banyak-banyak supaya tidak perlu kulkas untuk
menyimpannya. Apapun, pendinginan juga akan mengurangi kualitas
buah dan sayur segar. Biasakan untuk membelinya tiap
hari ketimbang menyimpannya di rumah terlalu banyak.
Daripada
pergi ke restoran atau pesan masakan dengan berbagai resiko sangat
buruk, mending bawa buah segar atau sayur segar ke kantor atau ke
tempat kerja. Daripada kita harus pergi ke warung pada waktu
istirahat makan siang, kita bisa tetap tinggal di tempat, makan
barang bawaan kita yang terdiri atas buah dan sayur segar. Kita akan
punya waktu tersisa untuk beristirahat dengan tidur sejenak. Sungguh
nyaman hidup ini bukan?
*Sulit
bersosialiasi?*
*Bagaimana
Mengajari Anak-anak?*
*Harga
buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh
lebih
mahal?*
mahal?*
*Sulit
mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*
*Sulit
bersosialiasi?*
Yang
ini memang nampak benar, tapi kesulitan ini juga bisa kita
manfaatkan. Dengan bertindak yang mungkin dianggap aneh oleh orang
kebanyakan, mereka akan menjadi bertanya apa yang kita makan, kenapa
kita makan seperti itu.
Lalu,
kalau kita kelihatan menjadi lebih sehat, segar, bugar, bersemangat
dan keren, niscaya mereka akan mendukung dan ikutan melakukannya.
Kebiasaan monyet untuk meniru yang lain melakukan sesuatu juga akan
dilakukan mereka. Bayangkan orang sekantor, orang-orang di lingkungan
kita, melakukan hal yang sama, semua melakukan pola makan segar.
Alangkah indahnya, alangkah kerennya mereka dan kita semua!
*Bagaimana
Mengajari Anak-anak?*
Mulai
dari diri kita sendiri. Sudahkah kita sepenuhnya melakukan pola makan
segar? *Kalau sudah*, barulah berpikir untuk anak-anak atau orang
lain. Siapkan *aneka macam* buah manis segar matang tak berlemak tiap
hari di rumah, terutama pada pagi hari. Kurangi garam dan bumbu pada
tiap masakan yang ada di rumah. Hindari sama sekali produk hewani.
Siapkan
juga aneka sayur segar hijau di rumah dan buat greensmoothies untuk
diri sendiri atau siapa saja yang mau.
Biarlah
mereka belajar dan mengikuti proses alami yang indah ini. Jangan
punya target ketat, biarlah semua berjalan dengan sendirinya. Tubuh
mereka akan memilih yang terbaik jika kita menyediakannya.
Ajak
anak-anak ke toko buah atau pasar atau mana saja untuk memilih buah
kesukaannya masing-masing.
Banyak
kegagalan yang terjadi karena mereka melakukan dengan membatasi atau
mengekang atau bahkan mengenalikan diri atau merasa berpuasa, padahal
pola makan segar adalah pola pembebasan diri. Kita akan membebaskan
dan mengaktifkan kembali sensor tubuh atas rasa yang sesungguhnya.
Lagi-lagi
mulailah dengan*beli sendiri* buah manis matang tak berlemak
kesukaan kita. Berikanlah tubuh kebebasan untuk memilih sendiri di
toko buah, warung atau pasar. Makan sebanyak mungkin tanpa dicampur
dengan makanan diproses atau sayur segar sebelum kita merasa lapar.
Lakukan pada pagi hari, ulang lagi pada siang hari. Masih lapar,
makan lagi dan tambahkan jus sayur atau green smoothies pada siang
hari dan sore hari.
Dengan
cara ini, tubuh secara perlahan akan otomatis mengurangi keinginan
untuk mengkonsumsi gorengan, garam atau makanan berlemak serta
keinginan untuk makan makanan matang. Makin berkurang bumbu (garam,
merica dst) yang kita makan makin cepat sensor tubuh kita aktif
kembali.
Makin
muda usia kita, makin mudah sensor itu menjadi pulih dan aktif
kembali.
Dari
beberapa catatan praktisi pola makan segar yang juga mendidik anaknya
melakukan pola makan segar sejak dalam kandungan, bisanya dengan
sendirinya
- mereka akan menolak (memuntahkan kembali) gorengan, ice cream dan makanan berlemak
- mereka akan memilih buah-buah manis tak berlemak yang sedang musim
- mereka juga akan menolak nasi, bahkan juga bubur dan tajin
Mereka,
yang masih mengkonsumsi makanan yang diproses dan aneka macam bumbu,
adalah mereka yang justru mengekang tubuh untuk mendapatkan rasa yang
sangat nikmat yang diberikan alam.
Berikan
kebebasan bagi tubuh kita! Jangan kekang dia dengan berbagai macam
bumbu, jangan berikan obat penenang berupa tepung (nasi, roti, gluten
dst), jangan paksa tubuh untuk bekerja terlalu keras melawan racun
dari produk hewani.
*Dan...,
akhirnya..... makanlah sepuas mungkin tanpa peluh bercucuran dan
tanpa kecapaian, apalagi mengantuk. *Dapatkan semangat, kesegaran dan
vitalitas dari makanan dan bukan kekenyangan, kecapaian dan kantuk.
*Harga
buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh lebih
mahal?*
Lagi-lagi
kembali mari kita pertimbangkan, “lebih mahal ketimbang apa?”
*Sulit
mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*
Mengapa
sulit? Di manakah Anda mencarinya? Di apotik, toko buku atau toko
bahan bangunan? Hahahahah...., pergilah ke toko buah, ke
pasar, ke tempat yang jual buah, pasti gampang mendapatkannya.
Masih
kos? Juga gampang, pasti ada yang jualan buah segar di situ. Jauh?
Benarkah jauh, atau memang nasi goreng di dekat kos lebih merangsang
nafsu makan? Boleh lah makan, siapa yang bisa melarang? Tapi, coba
cari buah manis yang kita suka dulu dan makan sebanyak mungkin
sebelum nasi goreng.
Trus,
“membuat pengeluaran tinggi...?”,
sudah beli buah lalu beli nasi goreng. Hehehehe..., setelah banyak
makan buah, nafsu kita makan nasi goreng berkurang..., maka ya
“lupain” saja nasi goreng tadi, dan beli buah lagi.
Bagaimana
dengan sayur hijau segar? Cari ke pasar atau ke tempat pasar swalayan
terdekat. Tidak ada yang organik? Oke, yang tidak organik pun
jadilah, cuci dengan air mengalir yang bisa diminum.
Kerja?
Haahahha..., Anda kerja untuk apa? Salah satunya untuk makan bukan?
Mengapa tidak kita persiapkan yang murah dan sederhana untuk makanan
kita? Sudah punya gaji masak tidak sempat mencari dan beli buah segar
dan sayur hijau segar.
Sibuk
dengan pekerjaan, banyak janji? Baiklah kalau yang ini, lebih baik
tidak makan ketimbang terus menimbun makanan kurang baik. Cari buah
yang bisa langsung dimakan atau menyuruh orang untuk mendapatkannya.
Kita bisa bekerja sambil makan buah bukan?
*Makanan
segar tidak merangsang nafsu makan?*
Tepat
sekali! Karena makanan segar tidak merusak sensor kepuasan tubuh maka
makanan segar *tak akan* membuat kita bernafsu makan, kita secara
alami akan makan secukupnya saja. Mereka yang bernafsu makan akan
cenderung makan terus tanpa pernah puas dan akhirnya berkeringat,
kecapaian, ngantuk dan tetap kekurangan nutrisi. Mereka menjadi
bernafsu makan karena makanan yang mereka makan tidak pernah
memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
tubuh.
*Masih
ada dalih lain lagi sehingga membuat kita tidak segera melakukan pola
makan segar?*
Mohon
tanggapan, agar kita bisa saling berbagai pengalaman bagaimana
mengatasinya dan tentu saja, marilah kita semua menjadi sangat sehat,
penuh vitalitas, bugar, segar, bercahaya, tidak mudah sakit dan
kerennnnn.......!
Rabu, 23 Mei 2012
KHASIAT TERONG BELANDA
Atas permintaan ibu Conny, saya sampaikan sebuah artikel yang digabung dari berbagai sumber. Selamat menikmati, semoga bermanfaat
Bentuk buahnya bulat telur dengan warna ungu atau kemerahan. Tekstur daging buahnya lunak dengan rasa asam manis. Segar dijadikan sirup, di jus atau campuran salad.
Terong belanda (Cyphomandra betacea) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi.
Terong belanda jarang dihidangkan sebagai buah meja karena rasanya yang cenderung asam. Buah ini lebih cocok jika di hidangkan dalam bentuk olahan, seperti di buat sirup, di jus atau menjadi bahan campuran salad.
Terung
Belanda
Terung
Belanda (cypomandra ) atau terung kori dikenal juga dengan
nama salanun kabiu, mulai di kembangkan di Bogor Jawa Barat
sejak tahun 1941, mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan di
Indonesia oleh orang belanda pada waktu itu sehingga dikenal dengan
nama Terung Belanda, padahal buah tersebut berasal dari daerah
Amazone di Amerika Latin.
Buah
dengan nama latin salanun guatense LAMK termasuk
famili solonaceae ini mempunyai warna bermacam-macam.
Terung Belanda bisa dibuat manisan, dimakan langsung, atau dijus
dibuat minuman segar, untuk menambah rasa bisa ditambahkan gula atau
madu sesuai dengan selera.
Selain
enak dikonsumsi buah terung belanda juga punya khasiat untuk
menurunkan kolesterol, mengobati darah tinggi, mengatasi sariawan,
mengatasi asam urat dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Kandungan gizi
buah terung belanda meurut hasil uji teknologi UPTD Instansi
Laboratorium Klinik Lembang ( tahun 2007)
Kadar Lemak
………………. 0,07788 %
Kadar Protein
………………. 1,663%
Kadar Karbohidrat
………… 4,1572%
Kadar Kalori
………………… 23,98117 kkal
Kadar Vitamin C
…………… 0% (sehubungan dengan banyaknya pertanyaan mengenai kadar vit C, saya carikan di http://www.tamarillo.com/vdb/document/153, dan di dapat per 100 gr buah terdapat 34,3 mgr (red) atau 24,7 mgr (gold) atau sekitar 0,343 %, silakan baca di sumbernya, thx)
Kadar Air
…………………….. 87,475%
Kadar Abu
…………………… 1,9975 %
Kadar Serat Kasar
…………. 3, 7461 %
Gula Lokal
…………………… 0,2887 %
Kadar Gula
Pareduksi …….. 1, 1549 %
pH ……………………………….
4,5
Ca ……………………………….
0,14ppm
Fe ………………………………..
35,58 ppm
K …………………………………
1044,99 ppm
Mg ………………………………..
2,51 ppm
Zn …………………………………
1,38 ppm
Nilai
lebih terung belanda
Kini sayuran terung Belanda memang
cukup akrab dijumpai dipasaran. Selain sebatas dimanfaatkan sebagai
masakan, dibalik kesegaran daging buahnya yang mengandung banyak air
dan vitamin C ini tersimpan banyak manfaat.
Usut punya usut terung
Belanda (cyphomandra betacea) atau terung kori, terong madras dikenal
juga dengan nama salanun kabiu mulai dikembangkan di Bogor, Jawa
Barat sejak tahun 1941. Mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan
di Indonesia oleh orang Belanda pada saat itu sehingga dikenal dengan
nama terung Belanda.
Manfaat dan Kandungan Gizi
Buah terung Belanda
tekstur dagingnya keras, kulitnya licin dan liat sehingga mudah
dikelola. Selain bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah, rasa terung
Belanda yang segar juga enak diolah sebagai campuran sayuran.
Buah mentah dapat
digunakan untuk masakan acar, kari ataupun sambal sedangkan buah
matang untuk sirup atau rujak. Cocok juga diolah menjadi sirup,
selai, minuman juice atau menjadi bahan campuran salad.
Terung Belanda selain
kaya akan air juga mengandung provitamin A yang bagus untuk kesehatan
mata dan vitamin C untuk mengobati sariawan dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium
mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.
Serat yang tinggi didalam
terung Belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit /
konstipasi. Dalam setiap 100 gram bagian terung Belanda yang dapat
dimakan mengandung air 85 gram, protein 1,5 gram, lemak 0,006 –
1,28 gram, karbohidrat 10 gram, serat 1,4 – 4,2 gram, abu 0,7 gram,
vitamin A 150 – 500 SI dan vitamin C25 mg.
Sumber :
http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/kesegaran-terung-belanda-yang-menyehatkan
Manfaat TERONG BELANDA,
Segar dan Menyehatkan
Bentuk buahnya bulat telur dengan warna ungu atau kemerahan. Tekstur daging buahnya lunak dengan rasa asam manis. Segar dijadikan sirup, di jus atau campuran salad.
Terong belanda (Cyphomandra betacea) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi.
Terong belanda jarang dihidangkan sebagai buah meja karena rasanya yang cenderung asam. Buah ini lebih cocok jika di hidangkan dalam bentuk olahan, seperti di buat sirup, di jus atau menjadi bahan campuran salad.
Mengenal Manfaat Buah Terong Belanda
Pernah makan terong?Buah
berwarna ungu atau hijau ini paling enak dimasak balado, campuran
sayur lodeh atau untuk lalaban.
Pernah minum terong? Mau
coba jus terong Belanda? Bagi kita yang belum mengenal terong
Belanda, terbayang sayur terong dibuat jus. Ih, bagaimana rasanya.
Namun kalau Anda pernah mencoba dan tahu manfaat buah terong Belanda,
dijamin anda pasti ketagihan.
Mengenal Terong Belanda
Jangan
terkecoh antaran sayur terong dengan Terong Belanda. Keduanya memang
masih satu keluarga yaitu keluarga Solanaceae. Terong Belanda (
Cyphomandra
betacea) memiliki buah berbentuk bulat telur MENYERUPAI markisa.
Berwarna ungu kemerahan. Memiliki tekstur lembut dengan rasa
cenderung manis asam.
Terong
Belanda biasa dibudi dayakan di daerah beriklim dingin subtropis
bersuhu antara 20 hingga 27 derajat Celcius. Karena itu di daerah
tropik seperti Indonesia, tanaman ini hanya bisa ditanam pada
ketinggian 500 hingga 1000 meter di atas permukaan laut.
Manfaat
Buah Terong Belanda
Terong
Belanda mengandung provitamin A. Ini berguna untuk kesehatan mata.
Vitamin C yang dikandungnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
mengobati panas dalam dan sariawan.
Terong
Belanda memiliki kandungan serat buah yang tinggi, baik untuk
mencegah sembelit/ konstipasi. Selain itu terong Belanda juga
bersifat antioksidan dan baik untuk pencegahan penyakit kanker.
Resep
Jus Terong Belanda
Bahan:
100
gram terong Belanda
100
gram anggur merah
100
gram yoghurt tawar
susu
kental manis/madu/sirup secukupnya
serutan
es batu
cara
membuat :
- campurkan semua bahan ke dalam blender dan haluskan. Sisakan potongan anggur secukupnya sebagai hiasan
- tuang ke dalam gelas saji. Beri tambahan hiasan potongan anggur, madu/susu kental manis/sirup
Bagaimana,
tertarik mencoba jus terong Belanda? Rasanya yang manis asam segar
pasti membuat anda ketagihan apalagi terbukti untuk kesehatan tubuh
anda.
Mengenal Lebih Dekat Terong Belanda
Pernah makan terong?
pasti kebanyakan orang pernah makan sayur terong, tapi jika ditanya
pernah minum terong? mungkin sedikit orang yang pernah mencicipi
minuman segar dari terong. Terong yang kita kenal biasanya diolah
menjadi sayur tapi ada juga terong yang enak untuk dijadikan minuman
segar kaya manfaat. Terong ini adalah Terong Belanda. Terong Belanda
atau Tomat Pohon atau Tamarillo adalah tanaman berbuah keluarga
Solanaceae. Terong Belanda lebih banyak dikonsumsi sebagai buah. Buah
yang terasa asam ini semakin terasa nikmat setelah diolah menjadi
minuman segar seperti jus dan sirup.
Terong
belanda hidup di daearah pegunungan pada ketinggian 500 hingga 1000
meter di atas permukaan laut dengan suhu 20 hingga 27 derajat
Celsius.Di dataran rendah, pohon terong belanda tidak mampu berbunga,
sedangkan udara sejuk dapat mendorong pembungaan. Oleh karena
itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin ‘di daerah
subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah
terjadi udara dingin.
Buah terung belanda
berbentuk oval atau bulat telur, berukuran 3-10 cm x 3-5 cm,
meruncing ke dua ujungnya, bergelantungan, bertangkai panjang, daun
kelopaknya tidak rontok, licin, daging buahnya mengandung banyak sari
buah, agak asam, berwarna kehitam-hitaman sampai kekuning-kuningan,
kulit buah tipis. Sewaktu muda warnanya kuning dan seiring dengan
matangnya buah, kulit buah berubah menjadi keunguan. Bijinya bulat
pipih, tipis, dan keras.
Rasa buah akan menjadi
lebih baik pada hari-hari cerah yang panas dan malam-malam yang
dingin pada musim kemarau di daerah tropik daripada selama musim
dingin di dataran tinggi. Petani bisa memanen terung belanda
sepanjang tahun. Dalam setahun, satu pohon terung belanda bisa
menghasilkan kira-kira 70 kg buah. Salah satu sentara penanaman buah
terong belanda ada didaerah Wonosobo dan Bogor.
Kandungan Gizi
Dalam setiap 100 gram
bagian terung belanda yang dapat dimakan mengandung air 85 gram,
protein 1,5 gram, lemak 0,006 – 1,28 gram, karbohidrat 10 gram,
serat 1,4 – 4,2 gram, abu 0,7 gram, vitamin A 150 – 500 SI dan
vitamin C25 mg.
Manfaat
Terong Belanda mengandung
provitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk
mengobati sariawan, panas dalam dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga
dan memelihara kesehatan. Serat yang tinggi didalam terung
belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit / konstipasi.
Terong Belanda mengandung antosianin yang termasuk kedalam golongan
flavonoid yang merupakan salah satu jenis antioksidan. Serat yang
tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan
sembelit/konstipasi.
Buah terong belanda dapat dimanfaatkan
dalam berbagai bentuk. Buah mentah dapat digunakan untuk masakan
acar, kari ataupun sambal. Buahnya yang matang cocok diolah menjadi
sirup, selai, minuman jus, rujak, sebagai hiasan es krim atau menjadi
bahan campuran salad. Berikut dijelaskan cara pembuatan sirup terong
belanda.
Resep Bahan
Sirup Terong Belanda :
- Terong belanda 4 kg,
- Gula pasir 4 kg
- Air 4 liter
- Citrunzuur 4 sendok teh
- Natrium benzoat
Cara Membuat Sirup Terong Belanda
:
- Keruk daging buah terong belanda.
- Blender daging buah dengan ditambah 500 ml sehingga didapatkan bubur terong belanda. Sisihkan.
- Didihkan sisa air, masukkan gula pasir. rebus di atas api sedang sambil diaduk hingga mendidih sampai gula larut.
- Masak bubur terong belanda sambil diaduk hingga mendidih lalu angkat.
- Tambahkan citrunzuur dan natrium benzoat, aduk rata.
- Kemas sirup dalam botol, tutup rapat.
- Sirup siap dipasarkan
Senin, 21 Mei 2012
Ketagihan Makanan Berkualitas Buruk?
Saya Copas dari millis Food Combining asuhannya Pak Wied dan Bu Andang
Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk
Pada tiap pembahasan dalam rubrik
ini, kita hampir selalu membicarakan
beberapa hal yang sering ada dalam makanan dan sejumlah makanan yang berakibat
buruk bagi kesehatan. Misalnya, tentang ‘camilan dan gorengan’, buka:
Sudah tahu kalau kita harus makan buah
untuk sarapan, agar kita mendapatkan energi yang terbaik, tetapi perasaan
‘imitasi’ sering membuat kita tidak merasa kenyang dan merangsang kita harus
makan dan kita menjadi makin ketagihan dan makin ketagihan jika kita tidak
makan sesuatu yang buruk atau merugikan kesehatan atau yang sesusungguhnya
tidak cocok untuk tubuh.
Seperti ketika pecandu rokok atau
narkoba selalu kembali merokok dan mengkonsumsi narkoba, mereka juga selalu
gagal menghentikannya sekalipun sesungguhnya mereka sangat tahu resiko buruknya
bagi kesehatannya sendiri maupun lingkungan. Berbagai dalih selalu dikatakan
mereka: ‘untuk sosialisasi, untuk keakraban’, ‘asal sedikit juga tidak apa, toh
semua yang berlebihan juga tidak bagus’, ‘toh banyak yang seperti itu, mereka
juga tidak apa-apa’ dan masih banyak lagi.
Hehehehe..., memang amat menggelikan
dalih mereka itu........., mereka justru mencoba berusaha seperti yang lain dan
malah tidak berusaha mensosialisasikan kebiasaan hidup sehat yang sudah barang
tentu juga sangat berguna bagi yang lain serta juga masyarakat dunia dan
lingkungan. Kata mereka juga, “mensosialisasikan itu harus pelan-pelan, tidak
boleh drastik”. Hehehehehe...ini adalah ‘sekedar stimulan’ agar mereka tidak
merasa bersalah ketika makan makanan buruk. Anda tidak termasuk salah satu dari
mereka bukan?
Ketika mereka berusaha untuk
menghentikan kebiasaan buruknya, mereka menderita ‘kelaparan’ (craving), pusing
dan berbagai gejala tidak menyenangkan yang lain.
Akhir-akhir ini, sejumlah peneliti mulai
tertarik mengamati dengan apa yang disebut ‘racun yang timbul akibat
kelaparan’, yang timbul sebagai efek tidak nyaman yang kita rasakan jika kita
terus memberikan beban berat kepada pencernaan dengan makanan yang sulit
dicerna. Penelitian mereka menunjukkan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan orang Amerika sesuai dengan SAD
(Standar American Diet) menunjukkan indikasi bahwa
mereka sesungguhnya “kekurangan
bahan bakar”atau “kelaparan”sehingga mereka terus mencari begitu banyak obat dan
suplemen tambahan sebagai stimulan1,2,3,4,5).
Hehehehe..., data statistik yang
mengatakan bahwa ‘terdapat sekitar 1
miliar, atau 20% penduduk dunia, kelaparan’ sudah tidak akurat lagi, karena
ternyata 99% orang Amerika dan mulai juga di Indonesia dan berbagai negara yang
lain justru kelaparan. Obesitas dan perut buncit merupakan beberapa gejala yang
ditimbulkan akibat ‘kelaparan’.
Beberapa Gejala Kelaparan
Manakah
hal-hal yang disebutkan berikut ini yang mengindikasikan bahwa kita lapar atau tubuh memerlukan sesuatu?
1. pening
2. mudah tersinggung atau ‘ga
mood’
3. melayang
4. bingung dan lesu
5. gemetar
6. mudah marah, tidak tenang,
sedih, tidak puas atau cepat bosan
7. perut keroncongan
Jawabannya adalah
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau nomor 7? Atau semuanya?
Yang benar adalah ‘tidak ada satupun jawaban yang benar’. Tidak satupun
hal-hal yang disebutkan di atas itu adalah pertanda bahwa kita lapar.
Gejala-gejala semacam itu akan hilang setelah beberapa minggu kita melakukan
pola makan segar yang tepat.
Jika kita makan makanan yang buruk, berlemak, banyak mengandung
stimulator rasa (perasa, penguat rasa, MSG, Hydroized Protein, Gula, Garam,
Merica, Cabe dst) dan bahan-bahan makanan yang lain yang dahulu tidak dipakai
sebagai makanan pada pertama kali sejarah manusia muncul, kita akan terus
merangsang timbulnya gejala-gejala tersebut di atas. Semua makan berlemak, yang
diproses, yang dimasak, yang masih dalam ambang batas SAD (Standard American
Diet) sesungguhnya seperti heroin, karena bersifat adiktif. Restoran-restoran
atau warung-warung yang enak selalu membuat orang ketagihan untuk kembali lagi.
Betul kan?
Dalam percobaan pada tikus1),
begitu
tikus mulai makan makanan buruk, keseimbangan kimia pada pusat syaraf otak
mereka mengalami kerusakan dengan cepat. Respon otak pada kenikmatan menjadi
berkurang dan tikus mulai mengembangkan kebiasaan baru, mengkonsumi makanan
yang lebih banyak (berkalori tinggi) dan tinggi lemak supaya timbul kenikmatan
dengan apa yang biasa disebut dengan ‘kenyang’. Hal ini sudah terjadi sebelum
tikus-tikus itu menjadi kegemukan.
Kemorosotan
kualitas kesehatan semacam ini juga terlihat jika tikus-tikus itu diberikan
heroin, cocaine atau steroid. Begitu pula dengan manusia, kesenangan dan
kepuasaan atau rasa ‘satiation’ tidak mudah tercapai sehingga mereka harus lari pada obat atau
suplemen dan terus mengkonsumi makanan yang begitu buruk.
Karena efek serupa narkoba yang terdapat pada makanan, banyak orang
menjadi terikat pada lingkaran setan untuk selalu makan makanan buruk dan
melawan kodrati pola makan manusia yang sesungguhnya. Mereka selalu cenderung
makan ‘berlebihan’ dan hampir sebagian sangat besar orang pada saat ini
‘berlebihan’ makan. 99% penduduk dunia kelaparan, yang 20% darinya benar-benar
‘kurang makan”, yang 80% (sisanya) ‘terlalu banyak makan’.
Para peneliti melihat bahwa mereka yang beratnya berlebihan atau perutnya
buncit, mengalami penurunan kepekaan reseptor dopamine (salah satu reseptor
syaraf otak yang menimbulkan rasa puas), sehingga seperti juga pada gejala
kecanduan narkoba, mereka akan terus makin banyak dan makin banyak makan untuk
mengatasi efek kelaparan (craving) mereka. Makin banyak mereka makan
berlebihan, makin tinggi pula penurunan kemampuan tubuh untuk merasakan
‘kepuasaan’ (‘satiation”) dari jumlah makanan yang mereka konsumsi3,4,5).
Karena itu jugalah, mereka yang berat badannya berlebih adalah mereka
yang paling sulit dalam keadaan ‘sedikit saja lapar’. Hal ini seperti
menggulung bola di tepung, makin lama akan makin menggembung. Makin banyak
mereka makan, makin tinggi berat badan berlebihnya, makin hilang kepekaan atas
‘kepuasan’ (satiation)nya, dan mereka akan makin ‘kelaparan’. Mereka mudah
menjadi emosional bila tidak mencerna makanan yang berat walaupun mereka akan
berkeringat, mengantuk dan kehabisan tenaga justru setelah makan makanan berat
atau makan makanan yang memerlukan proses pencernaan berintensitas tinggi.
Dan ..., emosi inilah
yang memberikan sebuah lingkaran setan
tambahan yang mempersulit keberhasilan berhenti dari makanan buruk. Makin
banyak mereka makan, emosi semacam ini makin banyak timbul, dan membuat makin
membuat mereka makin sulit meninggalkannya.
Mereka yang berpuasa tetapi sebelumnya memiliki kebiasaan makan yang
buruk akan masin sulit mengendalikan emosinya. Tujuh gejala disebutkan di atas
sungguh menggangu konsentrasi dan logika mereka.
Cara menghilangkan emosi itu adalah dengan ‘tekad lebih besar’ dan
makanlah banyak-banyak makan buah manis segar tak berlemak sebelum makan yang
lain serta ‘bersyukur’ kepada Tuhan. Kelihatannya sederhana, tetapi ‘rasa
bersykur’ kepada alam dan terutama kepadaTuhan itu sangat penting bagi
keberhasilan kita melakukan pola makan segar yang begitu baik dan ramah
lingkungan ini.
Selamat makin sehat, segar, bugar, bahagia, keren dan lebih ceria!
1) Johnson, P., “Dopamine D2 receptors in
addiction-like reward dysfunction and compulsive eating in obese rats”, Nature Neuroscience. Vol 13: 635-641. 2010.
2) Fuhrman J, Sarter B, Glaser D, Acocella S, “Changing
perceptions of hunger on a high nutrient density diet”, Nutrition Journal, Nov 7;9(1):51, 2010.
3) Taylor VH, Curtis CM, Davis C, “The obesity
epidemic: the role of addiction”, CMAJ vol
182:327-328. 2010.
4) Gearhardt AN, Yokum S, Orr PT, et al., “Neural
correlates of food addiction”, Arch
Gen Psychiatry vol 68:808-816. 2011
5) Stice E, Yokum S, Blum K, et al., “Weight gain
is associated with reduced striatal response to palatable food”, J Neurosci vol 30:13105-13109, 2010.
Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk
Pada tiap pembahasan dalam rubrik
ini, kita hampir selalu membicarakan
beberapa hal yang sering ada dalam makanan dan sejumlah makanan yang berakibat
buruk bagi kesehatan. Misalnya, tentang ‘camilan dan gorengan’, buka:
Sudah tahu kalau kita harus makan buah
untuk sarapan, agar kita mendapatkan energi yang terbaik, tetapi perasaan
‘imitasi’ sering membuat kita tidak merasa kenyang dan merangsang kita harus
makan dan kita menjadi makin ketagihan dan makin ketagihan jika kita tidak
makan sesuatu yang buruk atau merugikan kesehatan atau yang sesusungguhnya
tidak cocok untuk tubuh.
Seperti ketika pecandu rokok atau
narkoba selalu kembali merokok dan mengkonsumsi narkoba, mereka juga selalu
gagal menghentikannya sekalipun sesungguhnya mereka sangat tahu resiko buruknya
bagi kesehatannya sendiri maupun lingkungan. Berbagai dalih selalu dikatakan
mereka: ‘untuk sosialisasi, untuk keakraban’, ‘asal sedikit juga tidak apa, toh
semua yang berlebihan juga tidak bagus’, ‘toh banyak yang seperti itu, mereka
juga tidak apa-apa’ dan masih banyak lagi.
Hehehehe..., memang amat menggelikan
dalih mereka itu........., mereka justru mencoba berusaha seperti yang lain dan
malah tidak berusaha mensosialisasikan kebiasaan hidup sehat yang sudah barang
tentu juga sangat berguna bagi yang lain serta juga masyarakat dunia dan
lingkungan. Kata mereka juga, “mensosialisasikan itu harus pelan-pelan, tidak
boleh drastik”. Hehehehehe...ini adalah ‘sekedar stimulan’ agar mereka tidak
merasa bersalah ketika makan makanan buruk. Anda tidak termasuk salah satu dari
mereka bukan?
Ketika mereka berusaha untuk
menghentikan kebiasaan buruknya, mereka menderita ‘kelaparan’ (craving), pusing
dan berbagai gejala tidak menyenangkan yang lain.
Akhir-akhir ini, sejumlah peneliti mulai
tertarik mengamati dengan apa yang disebut ‘racun yang timbul akibat
kelaparan’, yang timbul sebagai efek tidak nyaman yang kita rasakan jika kita
terus memberikan beban berat kepada pencernaan dengan makanan yang sulit
dicerna. Penelitian mereka menunjukkan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan orang Amerika sesuai dengan SAD
(Standar American Diet) menunjukkan indikasi bahwa
mereka sesungguhnya “kekurangan
bahan bakar”atau “kelaparan”sehingga mereka terus mencari begitu banyak obat dan
suplemen tambahan sebagai stimulan1,2,3,4,5).
Hehehehe..., data statistik yang
mengatakan bahwa ‘terdapat sekitar 1
miliar, atau 20% penduduk dunia, kelaparan’ sudah tidak akurat lagi, karena
ternyata 99% orang Amerika dan mulai juga di Indonesia dan berbagai negara yang
lain justru kelaparan. Obesitas dan perut buncit merupakan beberapa gejala yang
ditimbulkan akibat ‘kelaparan’.
Beberapa Gejala Kelaparan
Manakah
hal-hal yang disebutkan berikut ini yang mengindikasikan bahwa kita lapar atau tubuh memerlukan sesuatu?
1. pening
2. mudah tersinggung atau ‘ga
mood’
3. melayang
4. bingung dan lesu
5. gemetar
6. mudah marah, tidak tenang,
sedih, tidak puas atau cepat bosan
7. perut keroncongan
Jawabannya adalah
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau nomor 7? Atau semuanya?
Yang benar adalah ‘tidak ada satupun jawaban yang benar’. Tidak satupun
hal-hal yang disebutkan di atas itu adalah pertanda bahwa kita lapar.
Gejala-gejala semacam itu akan hilang setelah beberapa minggu kita melakukan
pola makan segar yang tepat.
Jika kita makan makanan yang buruk, berlemak, banyak mengandung
stimulator rasa (perasa, penguat rasa, MSG, Hydroized Protein, Gula, Garam,
Merica, Cabe dst) dan bahan-bahan makanan yang lain yang dahulu tidak dipakai
sebagai makanan pada pertama kali sejarah manusia muncul, kita akan terus
merangsang timbulnya gejala-gejala tersebut di atas. Semua makan berlemak, yang
diproses, yang dimasak, yang masih dalam ambang batas SAD (Standard American
Diet) sesungguhnya seperti heroin, karena bersifat adiktif. Restoran-restoran
atau warung-warung yang enak selalu membuat orang ketagihan untuk kembali lagi.
Betul kan?
Dalam percobaan pada tikus1),
begitu
tikus mulai makan makanan buruk, keseimbangan kimia pada pusat syaraf otak
mereka mengalami kerusakan dengan cepat. Respon otak pada kenikmatan menjadi
berkurang dan tikus mulai mengembangkan kebiasaan baru, mengkonsumi makanan
yang lebih banyak (berkalori tinggi) dan tinggi lemak supaya timbul kenikmatan
dengan apa yang biasa disebut dengan ‘kenyang’. Hal ini sudah terjadi sebelum
tikus-tikus itu menjadi kegemukan.
Kemorosotan
kualitas kesehatan semacam ini juga terlihat jika tikus-tikus itu diberikan
heroin, cocaine atau steroid. Begitu pula dengan manusia, kesenangan dan
kepuasaan atau rasa ‘satiation’ tidak mudah tercapai sehingga mereka harus lari pada obat atau
suplemen dan terus mengkonsumi makanan yang begitu buruk.
Karena efek serupa narkoba yang terdapat pada makanan, banyak orang
menjadi terikat pada lingkaran setan untuk selalu makan makanan buruk dan
melawan kodrati pola makan manusia yang sesungguhnya. Mereka selalu cenderung
makan ‘berlebihan’ dan hampir sebagian sangat besar orang pada saat ini
‘berlebihan’ makan. 99% penduduk dunia kelaparan, yang 20% darinya benar-benar
‘kurang makan”, yang 80% (sisanya) ‘terlalu banyak makan’.
Para peneliti melihat bahwa mereka yang beratnya berlebihan atau perutnya
buncit, mengalami penurunan kepekaan reseptor dopamine (salah satu reseptor
syaraf otak yang menimbulkan rasa puas), sehingga seperti juga pada gejala
kecanduan narkoba, mereka akan terus makin banyak dan makin banyak makan untuk
mengatasi efek kelaparan (craving) mereka. Makin banyak mereka makan
berlebihan, makin tinggi pula penurunan kemampuan tubuh untuk merasakan
‘kepuasaan’ (‘satiation”) dari jumlah makanan yang mereka konsumsi3,4,5).
Karena itu jugalah, mereka yang berat badannya berlebih adalah mereka
yang paling sulit dalam keadaan ‘sedikit saja lapar’. Hal ini seperti
menggulung bola di tepung, makin lama akan makin menggembung. Makin banyak
mereka makan, makin tinggi berat badan berlebihnya, makin hilang kepekaan atas
‘kepuasan’ (satiation)nya, dan mereka akan makin ‘kelaparan’. Mereka mudah
menjadi emosional bila tidak mencerna makanan yang berat walaupun mereka akan
berkeringat, mengantuk dan kehabisan tenaga justru setelah makan makanan berat
atau makan makanan yang memerlukan proses pencernaan berintensitas tinggi.
Dan ..., emosi inilah
yang memberikan sebuah lingkaran setan
tambahan yang mempersulit keberhasilan berhenti dari makanan buruk. Makin
banyak mereka makan, emosi semacam ini makin banyak timbul, dan membuat makin
membuat mereka makin sulit meninggalkannya.
Mereka yang berpuasa tetapi sebelumnya memiliki kebiasaan makan yang
buruk akan masin sulit mengendalikan emosinya. Tujuh gejala disebutkan di atas
sungguh menggangu konsentrasi dan logika mereka.
Cara menghilangkan emosi itu adalah dengan ‘tekad lebih besar’ dan
makanlah banyak-banyak makan buah manis segar tak berlemak sebelum makan yang
lain serta ‘bersyukur’ kepada Tuhan. Kelihatannya sederhana, tetapi ‘rasa
bersykur’ kepada alam dan terutama kepadaTuhan itu sangat penting bagi
keberhasilan kita melakukan pola makan segar yang begitu baik dan ramah
lingkungan ini.
Selamat makin sehat, segar, bugar, bahagia, keren dan lebih ceria!
1) Johnson, P., “Dopamine D2 receptors in
addiction-like reward dysfunction and compulsive eating in obese rats”, Nature Neuroscience. Vol 13: 635-641. 2010.
2) Fuhrman J, Sarter B, Glaser D, Acocella S, “Changing
perceptions of hunger on a high nutrient density diet”, Nutrition Journal, Nov 7;9(1):51, 2010.
3) Taylor VH, Curtis CM, Davis C, “The obesity
epidemic: the role of addiction”, CMAJ vol
182:327-328. 2010.
4) Gearhardt AN, Yokum S, Orr PT, et al., “Neural
correlates of food addiction”, Arch
Gen Psychiatry vol 68:808-816. 2011
5) Stice E, Yokum S, Blum K, et al., “Weight gain
is associated with reduced striatal response to palatable food”, J Neurosci vol 30:13105-13109, 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)