Minggu, 26 Februari 2012

Pendekatan Kesehatan Dr. Douglas Graham

Pendekatan Kesehatan yang bisa kita jajaki dan selami melalui artikel bagus di bawah ini, yang di copas dari millis Food Combining.




Model Pendekatan Medis dan Model Pendekatan Kesehatan
dari sebuah wawancara dengan Dr. Douglas Graham1)
 
 
Berdasarkan
pengalamannya, Dr. Douglas Graham mengatakan bahwa mereka yang makan dengan
baik akan lebih merasa ‘dekat dengan dirinya sendiri’ daripada orang-orang
lain. Emosi mereka akan lebih lembut dan begitu juga dengan perasaannya. Mereka
juga lebih peka terhadap apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, mereka lebih
peka pada inderanya dan apapun juga. Dr. Graham tidak merekomendasikan agar
kita menggunakan tes-tes medis untuk mencari apa yang sedang terjadi pada tubuh
kita. Tetapi dia merekomendasikan agar kita menyadari bahwa kesehatan tidak
sekedar pola makan “80/10/10” (sebuah
pola makan yang disebutkannya dalam bukunya yang sangat terkenal, perbandingan
prosentasi karbohidrat, protein dan lemak dalam 100% kalori yang dimakan)
tetapi adalah gaya hidup secara keseluruhan. 
 
Jadi,
jika kita dulu lari 6 menit sehari, tapi seminggu yang lalu 6 menit 15 detik,
kemudian dua hari kemudian 6 menit 30 detik, lalu hari berikutnya 7 menit dan
merasa bahwa seakan hanya lari dalam 6 menit saja, dan hari ini kita lari 8
menit dan merasa seperti 6 menit saja, itu semua pertanda bahwa kita mengalami
kemajuan. Ini adalah indikator yang baik.
 
Model
pendekatan medis untuk melakukan pencegahan akan mulai dilakukan jika makanan tidak terasa enak lagi atau kita merasa
begitu lelah, atau pegal dan ngilu, atau kita mulai menderita berbagai hal.
Model ini ini juga menyarankan, misalnya, untuk mencegah terjadinya defisiensi
B12 maka dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen B12, untuk mencegah masalah
yang terjadi akibat kurangnya garam pada pola makan kita maka dianjurkan untuk
mengkonsumsi garam. Sebelum kita menderita gejala tekanan darah tinggi, kita
harus minum obat pencegah kenaikan tekanan darah. Sebelum kita mengalami gangguan
kognitif (susah konsentrasi, mudah lupa dst), sebelum kita mendapat gangguan
apapun, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi ginkgo
(catatan : pohon tertua yang masih hidup dan daun dan bijinya banyak digunakan
sebagai pengobatan Cina) atau obat-obat herbal yang lain. Segala sesuatu
dan apapun, itulah bagaimana model medis, baik herbal maupun Barat, dilakukan.
Dr Graham sering menyebut model tersebut dengan pendekatan 3matau 4m,
yaitu ‘monitor, maintain and manage you with medicine’.
 
Ada
pendekatan lain yang disarankan Dr. Graham, yaitu bukannya berusaha untuk
menekan penyakit, tetapi lebih menekankan perhatikan pada penyebab gangguan
kesehatan dan tidak bekerja sama dengan
penyebab penyakit. Kesehatan manusia adalah keadaan alami. Jika kita merawat
tanaman maka ia akan tumbuh berkembang. Jika kita melihat beberapa gejala yang
dulunya tidak ada, pasti ada sesuatu pada unsur-unsur, kekuatan, suatu yang
mempengaruhi kondisi tanaman sehingga menjadi tidak baik. Begitu pula dengan
manusia, kesehatan adalah keadaan alami kita. 
Jika kita mengalami gangguan, jika kita tidak merasa sempurna, tidak ideal
atau tidak pada puncak kesehatan kita, pasti ada sesuatu yang  mempengaruhi kondisi kesehatan kita dan maka
seharusnyalah kita memodifikasi gaya hidup.....
 
Model medis mengatakan, “Sesuatu, tekanan, pengaruh dan kondisi kesehatan ketika
sehat adalahberbeda dengan bila
sakit. Jika sakit, minumlah obat. Walaupun obat itu justru akan membuat kita
sakit jika kita sehat, tapi obat akan membuat kita menjadi baik jika kita
sakit”. Misalnya, “susu” adalah ‘OK-OK’ saja untuk tubuh yang sehat tetapi jika
kurang sehat akan membuat perut merasa terasa penuh (sebah, mual, neg).
Bagaimana ‘susu’ bisa tahu kita apakah kita sedang sakit atau sehat? Hahaha...,
tidak bukan?
 
Berikutnya,
mari kita menuju gerakan pola makanan segar. Kita lupakan paradigma model medis
dan sekarang mari kita buang semua suplemen dan rencana-rencana terapi pembesihan,
detoksifikasi, cleansing dst serta bahan-bahan pemurni yang dulu kita berpikir
akan membuat kita menjadi lebih baik. Mari kita membalikkan diri dari sekedar
terpaku pada memonitor, mempertahankan dan mengatur penyakit
dengan sesuatu bahan untuk mencoba mengatasi
dan menekan gejala penyakit yang timbul. 
 
Model kesehatan mengatakan, “Sesuatu, tekanan, pengaruh dan
kondisi kesehatan yang diperlukan untuk menghasilkan kembali kesehatan tubuh
(ketika sakit) adalah sama dengan yang diperlukan jika kita dalam kondisi sehat, tetapi apapun, kapanpun,
haruslah dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan tiap individu”. Misalnya,
suatu hari kita perlu tidur lebih lama daripada hari lain, tetapi yang jelas
kita perlu tidur. Kita juga perlu berolahraga kebugaran, tetapi suatu hari kita
perlu melakukannya lebih banyak daripada hari yang lain. Begitu pula dengan
matahari, suatu hari kita butuh lebih banyak paparan sinar matahari daripada
hari yang lain, dst. Yang jelas semua dari kita memerlukan latihan kebugaran,
paparan sinar matahari dan makanan yang tepat, istirahat cukup, pendekatan
kemanusian, kebahagian, interasi dengan makhluk lain di planet ini dst. Jenis
kebutuhan itu tetap sama, jumlah dan frekuensinya yang berbeda dan perlu kita
sesuaikan. Inilah yang membedakannya dengan ‘model medis’. 
 
 
dan Tentang
vitamin B12 .....
 
Begitu pula yang terjadi dengan
B12, model medis akan menyarankan orang untuk mengkonsumsi suplemen B12.
Kejadian ini serupa dengan “Saya punya sebuah ember. Mestinya ember itu penuh
dengan air tetapi ternyata tidak ada, ember itu kerint” maka model medis akan
menyarankan “Tambahkan air ke dalam ember”. Model kesehatan akan mengatakan hal
yang berbeda, mereka akan mengatakan “Tutuplah lubang itu. Bila kita sudah
menutup lubang tu, tubuh akan memenuhi kembali ber itu secara otomatis”. Hal
ini terlihat ketika Dr. Graham mengamati mereka yang mengalami defisiensi B12
dan lalu melakukan puasa, tanpa makan dan hanya minum air murni saja. Tiga atau
empat minggu kemudian, hasil tes menunjukkan bahwa kadar B12 mereka sempurna
atau normal. Tiap kali kita bernafas, kita menghirup B12; tiap kali kita
menelan liur, kita menelan B12. Tidak ada hewan yang menghasilkan B12. B12
dihasilkan oleh bakteri, tetapi banyak orang yang terus percaya pada mitos
tentang B12, seakan hewan menghasilkan B12. Terlihat pada semua pola makan yang
dilakukan, pasti ada dari mereka yang mengalami defisiensi B12. Apakah vegan,
vegetarian, rawfoodist, atau pelaku Standar American Diet, persentasinya adalah
sama. Defisiensi B12 pertama kali ditemukan pada karnivora atau yang biasa
orang katakan sebagai “pemakan segala’. B12 ditemukan dan diperhatikan pertama
kali pada mereka.
 
Apakah dia vegan atau bukan,
tidak ada perbedaan. Kita juga perlu memperhatikan apa akibat kita terlalu
banyak B12. Hampir semua produk sering dikatakan “diperkaya dengan B12”,
misalnya cereal, roti, pasta, kacang dst, yang artinya, jika kita
mengkonsumsinya, kita akan mendapatkan B12 dalam jumlah yang banyak, dan ketika
kita melewati batas ambangnya kita akan mendapatkan masalah berikutnya. Begitu
pula yang terjadi dengan obat dan suplemen yang mungkin kita minum. Berhentilah
sebelum kita melewati ambang batas tersebut. 
 
Tes kandungan B12 tidaklah
jelek, tetapi Dr. Graham tidak akan menyarankannya sebelum seseorang memang
menunjukkan gejala defisiensi B12.
 
Konsep
pemberian suplemen adalah cenderung hanya membuat kita menjadi “terlalu banyak”
saja. Sebagian besar kelainan nutrisi di Amerika bukan karena “ketidakcukupan”
tetapi justru karena “terlalu banyak”. Tidak hanya mereka menciptakan penyakit
ekses (terlalu banyak) atau kondisi “yang terlalu banyak”, tetapi mereka juga
membuat berlebihan dengan nutrisi lain berkaitan dengannya. Satu-satunya cara
agar kita mendapatkan nutrisi secara seimbang adalah mengkonsumsi makanan utuh, segar, matang, mentah berupa ‘buah dan
sayuran’ segar dan organik. Mereka akan memberikan nutrisi sesuai secara
proporsional seperti yang kita perlukan, yaitu, misalnya, ketika kita ingin
mendapatkan kalsium, phosporous, selenium, zink dst yang saling terkait di
dalamnya, kita akan mendapatkannya. Begitu juga ketika kita ingin mendapatkan
Omega-3 dan Omega-6 secara seimbang satu sama lain, kita akan mendapatkannya
dari buah segar organik matang dan sayur segar organik juga. Kita tak akan
perlu berpikir kita kekurangan atau terlalu banyak. Kita tak perlu berpikir
bahwa “kita perlu yang ini lebih banyak, yang ini lebih sedikit, atau yang itu
lebih banyak dst” lagi. 
 
Semua
suplemen nutrisi akan membuat ketidakseimbangan. Misalnya, jika seseorang
sekarat karena defisiensi zat besi (iron) atau sekarat karena defisiensi B2,
mungkin suplemen dapat menyelamatkan hidupnya. Tetapi solusinya harus berubah
dan dimodifikasikan atau sekurangnya haruslah mengubah gaya hidup dari sekedar
menghentikan gejala yang timbul tetapi berusahalah menghentikan penyebab gejala
itu terjadi.. 
 
Sungguh sesuatu yang sangat konyol bila kita terus mengobati gejalanya
tetapi sembari itu kita terus menciptakan penyebab terjadinya gejala tersebut.
 
Kesehatan
adalah keadaan alami. Jika kita sakit, hilangkan penyebabnya. Kesehatan adalah
sesuatu yang paling sederhana di planet ini. Dengan mengkonsumsi buah dan sayur
segar, makanan terbaik yang ada di Bumi ini, kita tidak akan hanya kenyang,
tetapi kita akan terpenuhi atas apa yang kita perlukan secara seimbang. Tetapi,
untuk menjadi selalu sehat, kita perlu hidup dengan gaya yang sehat.
 
Hidup
dengan gaya yang sehat merupakan suatu paket kesatuan. Tidak hanya berlatih
kebugaran atau sekedar tentang makanan, tetapi juga pada segala faktor yang
menunjang kesehatan. Kita harus memperhatikan semua yang terkait dengan itu semua.
Kita harus memperhatikan lingkungan karena sesungguhnya segala sesuatu yang ada
itu saling terkait, sehingga akhirnya segalanya menjadi sebagai hadiah untuk
kita, misalnya : “Lihatlah air di sini, begitu bagus, kita dapat minumnya
langsung!”
 
“Untuk
itu, kita perlu melakukan banyak hal untuk menciptakan lingkungan yang lebih
sehat, selamatkan tanah dari pencemaran dan bangun Planet ini menjadi Taman
Surga kembali. Kita harus bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk kesehatan
Planet dan semua penghuninya serta akhirnya juga tentu akan sangat bermanfaat
untuk kita sendiri”, demikian pesan Dr. Douglas Graham untuk kita semua.
 
Terima kasih banyak Dr. Douglas Graham, terimakasih kepada Kevin Gianni yang
telah mewawancarai Dr. Graham dan menyebarkan pengetahuan menarik itu kepada
masyarakat luas (lihat http://www.Rawkathon.com)
 
Salam bugar selalu!
Be Veg, Go Green
2 Save The Planet!
 
------------------------------------
1)About
Dr. Graham
Dr.
Douglas Graham, a lifetime athlete and raw fooder since 1978, is an advisor to
world-class athletes and trainers from around the globe. He has worked
professionally with top performers from almost every sport and every field of
entertainment, including such notables as tennis legend Martina Navratilova,
NBA pro basketball player Ronnie Grandison, track Olympic sprinter Doug
Dickinson, pro women's soccer player Callie Withers, championship bodybuilder
Kenneth G. Williams, Chicken Soup for the Soul coauthor Mark Victor Hansen, and
actress Demi Moore.
As owner of a fasting retreat in the Florida Keys for ten years,
Dr. Graham personally supervised thousands of fasts.
He was in private practice as a chiropractor for twenty years, before retiring
to focus on his writing and speaking.
Dr. Graham is the author
of many books on health and raw food including The
80/10/10 Diet, The High Energy Diet Recipe Guide, Nutrition and Athletic Performance, Grain
Damage, and the forthcoming book, Prevention and Care of Athletic
Injuries. He has shared his strategies for success with audiences at
more than 4,000 presentations worldwide. Recognized as one of the fathers of
the modern raw movement, Dr. Graham is the only lecturer to have attended and
given keynote presentations at all of the major raw events in the world for
each of the last eight years.
 
Dr. Graham has served on
the board of governors of the International Association of Professional Natural
Hygienists and the board of directors of the American Natural Hygiene Society.
He is on the board of advisors of Voice for a Viable Future, Living Light
Films, Vegetarian Union of North America, and EarthSave International and
serves as nutrition advisor for the magazine Exercise, For Men Only. Dr. Graham is the raw foods and
fitness advisor for VegSource.com, the largest vegetarian website on the
internet. He taught the Health Educator program at Hippocrates Institute,
served as the "source authority" for Harmonious Living, and authors a
column for the magazines Get Fresh! and Vibrance (previously known as Living Nutrition).
 
Dr. Graham is the
creator of "Simply Delicious" cuisine and director of Health and Fitness Week, which provides Olympic-class
training and nutrition for people of all fitness levels in beautiful settings
around the world. He will inspire, motivate, educate, and entertain you like no
one else in the health movement can.
-- 
Makanan segar atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.
 

Rabu, 22 Februari 2012

5 Teknik Senam Melangsingkan Badan

Nah hari ini saya ingin berbagi tips yang tanpa sengaja saya dapatkan dari Youtube, semoga bermanfaat ...

cara satu
Cara 1
cara dua


cara tiga
cara empat

cara lima
Bagaimana? Mudah-mudahan berguna buat ibu-ibu ataupun nona-nona bahkan oma-oma

Rabu, 15 Februari 2012

Mengapa Vegetarian Juga Bisa Gemuk dan Kanker

Tidak makan makanan berjiwa,  tidak selalu sehat. Pola Makan yang diatur pun perlu pengetahuan yang benar-benar ketat. Mau sehat ? Ternyata bukan cara yang sederhana ... tapi demi anak-istri-suami pokoknya keluarga. Yuk kita belajar ... nah artikel yang baru saya terima

Subject


Mengapa para vegetarian juga bisa kegemukan, menderita rematik, stroke, diabetes atau kanker?

Mengapa para vegetarian
juga bisa kegemukan, menderita rematik, stroke, diabetes atau kanker?
Peternakan dan perikanan memang merupakan
pencemar lingkungan terbesar selama sejarah peradaban manusia. Peternakan dan
perikanan juga merupakan lebih dari 80% kontributor ‘global warming (GW)’. GW
merupakan penyebab 90% bencana alam yang makin sering terjadi di Bumi ini. 
 
Oleh karena itu, menjadi vegetarian atau
menghindari semua produk hewani merupakan suatu keharusan mutlak jika kita
ingin melindungi Bumi dan mencegah terjadinya bencana yang makin parah, yaitu
supaya para pengusaha perusak lingkungan (peternak dan nelayan) mengganti
usahanya ke bidang yang ramah lingkungan. Menjadi vegetarian juga merupakan
pola hidup yang mutlak harus kita lakukan jika kita ingin mewariskan Bumi yang
indah ini kepada generasi mendatang. Pola hidup tanpa produk hewani juga merupakan
keharusan bagi para penyayang hewan dan mereka yang ingin menyebarkan
cinta-kasih kepada sesama, kepada Bumi dan kepada apa saja. 
 
Tidak ada dalih apapun
yang pantas dibuat untuk menunda menjadi vegetarian.
 
Tetapi, mengapa sejumlah vegetarian justru
menjadi gemuk ketika mereka mengubah pola makannya menjadi vegetarian dan
beberapa dari mereka juga terkena stroke, kanker dan diabetes? Mari kita
perhatikan beberapa hal berikut ini.
 
Kenyataan bahwa vegetarian yang mendapat
masalah kesehatan, seperti :
 
-          Steve Job, vegan dan meninggal karena kanker pankreas 
-          Linda McCartney, akitifis vegan, isteri pendiri
Organisasi Vegan terbesar di dunia (PETA), meninggal karena kanker payudara
 
hingga
 
-          isteri mantan ketua organisasi vegetarian  Indonesia, meninggal karena kanker payudara 
-          mantan ketua organisasi itu, vegetarian, menderita
stroke
-          berbagai tokoh
gizi vegetarian Indonesia, cenderung badannya menjadi tambun 
-          banyak vegetarian, ‘yang lain yang tidak
terkenal yang kita jumpai’, justru menjadi gemuk atau menderita berbagai
penyakit kronis tersebut, 
 
tentu tidak mengubah keyakinan bahwa produk
hewani merupakan pemicu begitu banyak masalah kesehatan. Mereka yang menjadi
gemuk, sakit, atau bahkan cepat meninggal setelah menjadi vegetarian tentu
terjadi bukan karena ‘vegetarian’nya. Sangat-sangat banyak juga yang menjadi
vegetarian dan terutama melakukan pola makan segar lalu langsing atau sembuh
dari berbagai penyakit kronis. Lalu, apa kesalahan para vegetarian yang menjadi
gemuk atau justru menjadi sakit tersebut?
 
Banyak sekali yang bisa memicu mereka
menjadi sakit karena sebenarnya seperti juga pola makan segar. 
 
Vegetarian bukanlah obat, tetapi
sekedar pola hidup yang lebih ramah lingkungan dan lebih sehat belaka. 
 
Stres berkepanjangan, kurang olah raga yang
tepat, terlalu capai, salah makan, pola makan yang buruk dst. itulah yang menjadi
contoh pemicu-pemicunya.
 
Tetapi, bagaimana para vegetarian bisa
melakukan pola makan yang salah dan bagaimana mengatasinya?
 
Kelebihan Lemak atau Kelebihan Berat Badan
 
Jangan hanya sekedar terpaku pada perbandingan
BMI (body mass index) saja, tetapi
begitu perut mulai tambun, tidak lurus lagi dibanding bagian atas atau
bawahnya, itu sudah merupakan pertanda bahwa kita kelebihan lemak. Padahal kita
tahu, selain tidak sedap dipandang, kelebihan lemak merupakan pemicu berbagai
penyakit kronis. 
 
Mereka yang mengkonsumsi produk hewani,
tentu lemak itu berasal dari daging, susu, telur dan ikan yang mereka konsumsi.
Namun tentu tidak hanya itu, para vegetarian pun bisa mendapatkan terlalu
banyak lemak. 
 
Kalau daging dan produk hewani memang sulit
dicerna dan tetap bertahan lama di dalam perut sehingga terkadang sampai begitu
membusuk baru bisa mencapai proses pengeluaran, makanan vegetarian relatif
lebih cepat dicerna sehingga sisanya juga lebih cepat sampai pada proses
ekskresi. Oleh karena itu, produk hewani lebih membuat perut terasa lama
kenyang dibandingkan dengan makanan vegetarian.  Para vegetarian lalu merasa bahwa perutnya bisa segera diisi kembali
setelah sejumlah makanan dilahapnya, dan inilah yang membuat mereka kelebihan
makan dan akhirnya membuat mereka kelebihan lemak.
 
Banyak pengetahuan tentang nutrisi yang
keliru yang membuat mereka lalu terobsesi untuk makan lebih banyak dan bahkan
terlalu sangat banyak. Para ahli nutrisi mengemukakan kebutuhan nutrisi
berdasarkan statistik para pengkonsumsi produk hewani dan sebagian besar data
yang mereka peroleh dibuat atas dorongan industri peternakan dan perikanan
serta industri obat. Mulai dari protein, karbohidrat, kalsium, vitamin B12
hingga omega 3, EPA dan DHA, menjadi senjata untuk membuat orang ketakutan
meninggalkan produk hewani.
 
Mereka menyangka bahwa dengan meninggalkan
produk hewani maka mereka akan banyak kehilangan nutrisi. Banyak vegetarian
yang lalu mengkonsumsi berbagai macam suplemen begitu beralih menjadi
vegetarian. Kalau tidak, mereka akan cenderung banyak sekali mengkonsumsi
produk yang terbuat dari kedelai, mulai dari tahu, tempe hingga susu soya. 
 
Hampir semua produk yang beredar sekarang
selalu mengandung produk kedelai (emulsifier,
arabic gum dst). Lagi-lagi iklan begitu berpengaruh pada masyarakat luas,
yaitu bahwa kedelai merupakan salah satu ‘makanan kesehatan’. Padahal istilah ‘makanan
kesehatan’ itu sendiri benar-benar justru ‘tidak
menyehatkan’, membuat banyak orang lalu berpikir keliru tentang makanan.
Kalau mereka sakit atau merasa dirinya lemah, mereka lalu makan banyak-banyak.
Mereka tidak pernah berpikir dengan demikian mereka juga memaksa pencernaan
bekerja terlalu berat dan membuat tubuh makin capai dan lemah. Mereka hanya
berpikir tentang ‘makanan baik’ dan ‘makanan buruk’. 
 
Padahal,seperti
juga obat, tidak ada satu jenis makanan pun yang bisa membuat orang sehat atau
sembuh dari penyakit. Kita hanya berupaya untuk mengurangi gejala
penyakit, mengurangi racun yang masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh masih punya
kesempatan untuk memperbaiki dirinya sendiri sehingga menjadi sehat, bugar dan
kuat kembali.
 
Omega-3 dan Minyak Baik
 
Mereka menyangka bahwa ikan salmon adalah ‘makanan baik’ karena
mengandung omega-3 dan tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya lemak ikan
salmon tetaplah lemak dan omega-3 di dalamnya hanyalah sebagian sangat kecil
saja. 
 
Mereka menyangka bahwa segelas susu soya penuh dengan protein bisa
membuat mereka menjadi bertambah sehat, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya
mereka memasukkan terlalu banyak protein dan kalori. Mereka tidak pernah
mengira bahwa sebagian besar orang justru menderita sakit akibat ‘kelebihan
protein atau memasukkan protein yang tidak bisa terserap oleh tubuh dengan baik’
ketimbang ‘kekurangan protein’.
 
Karena pandangan tentang ‘makanan kesehatan’ dan makanan ‘baik’ atau ‘buruk’
yang selalu terbersit di banyak orang, mereka juga menyangka bahwa extract virgin olive oil (minyak zaitun) atau minyak
salad (minyak kedelai) adalah sangat baik untuk kesehatan mereka. Sekalipun
memang jauh lebih sedikit mengandung racun daripada mayonaise yang terbuat dari
telur dan susu, tetapi mayonaise vegan tetap juga mengandung terlalu banyak lemak, gula dan cuka. Begitu mereka makan
salad yang menyegarkan, mereka lalu merusaknya dengan  mayo atau dressing yang sesungguhnya
sangat tidak bersahabat dengan tubuh kita. Sayang sekali, mereka telah
menyirnakan kesegaran dan energi matahari yang berada pada sayur segar dengan
memasukkan  begitu banyak lemak dan gula
ke dalam tubuh. Kesegaran energi matahari itu tak pernah sempat dinikmati oleh
tubuh karena mereka terpaksa berjuang keras mencerna lemak, protein, gula dan
cuka yang masuk ke dalam tubuh.
 
Paradigma
tentang Nutrisi
 
Seharusnya para ahli nutrisi mulai mengalihkan perhatian mereka sehingga mereka tidak terpaku dengan kebutuhan
nutrisi tetapi seberapa besar mereka kehilangan nutrisi. Mereka harusnya
punya formula matematis yang lebih lengkap, tidak sekedar berpikir bahwa ‘bila
sakit, bila capai’ maka tubuh perlu perbaikan sel-sel dan karena protein lah
yang sangat berperan untuk proses perbaikan itu maka lalu tubuh memerlukan
asupan protein lebih banyak. Mereka juga harus memperhitungkan berapa besar
tubuh harus bekerja keras akibat terlalu banyak protein yang dimasukkannya dan
berapa banyak benda asing yang merangsang terjadinya autoimun yang ada dalam asupan suplemen vitamin atau makanan yang
masuk ke dalam tubuh.
 
Sekalipun Amerika Serikat merupakan negara yang menghabiskan anggaran paling
besar untuk penelian tentang kanker, tetapi SAD
(Standar American Diet) sendiri justru berperan besar pada tiap penyakit yang
muncul yang mereka teliti dengan biaya dan anggaran yang sangat besar. SAD sendiri
justru membuat krisis kesehatan di Amerika Serikat makin meningkat.
 
Mereka juga harus lebih memperhatikan berapa banyak bayi-bayi yang baru
lahir yang menderita diabetes, kanker dan berbagai penyakit lain dan tidak
sekedar mengkambinghitamkan bahwa semua itu karena masalah genetika belaka.
 
Banyak pengetahuan nutrisi yang berkembang dan justru membingungkan serta
membuat orang menjadi ragu untuk memilih pola makan yang tepat. Pengetahuan itu
juga sering membuat orang malah cenderung menjadi sakit dan tentu tidak bugar
lagi. 
 
Mereka juga lalu membuat orang bertanya tentang ‘darimana mendapat protein,
kalsium, omega-3, vitamin B-12?’ ketimbang berapa banyak lemak, berapa besar
kelebihan protein, berapa besar tubuh dapat menyerap nutrisi dari makanan yang
mereka konsumsi.
 
Lebih lanjut, ikuti tulisan-tulisan  tentang protein, omega-3, vitamin B12 dst yang
mungkin tak kita duga sebelumnya.
 
dan jangan lupa ....
 
-          penuhi kebutuhan kalori kita dengan buah segar manis tak berlemak,
lengkapi kebutuh vitamin dan mineral tubuh dengan sayur segar berwarna hijau,
ciptakan cita rasa makanan kita dengan maksimal sejumput biji atau sesedok teh minyak
segar
-          cukup paparan sinar matahari
-          cukup berolahraga yang baik
-          bersyukur kepada Tuhan
 
lalu nikmatilah hidup segar bugar sepanjang masa tanpa obat dan tanpa
suplemen!
 Selamat
makin sehat, kuat dan bugar!