Kamis, 09 Mei 2013

Menjaga Tubuh dari Resiko Penyakit, dengan Pola Makan

Dari millis food combining, hari ini saya dapat tulisan bagus, ini hanya copas, tapi sangat berguna, silakan simak baik-baik.


Mengapa Vegan? Haruskah? (1)

Akibat istilah “vegetarian” banyak dipelencengkan oleh banyak orang sehingga mempunyai banyak sekali arti dan banyak sekali macamnya maka orang membentuk istilah baru, yaitu “vegan”, untuk mengutarakan sebuah pola hidup yang tidak menggunakan dan mengkonsumsi bahandari produk hewani, tidak menggunakan atau mengkonsumsi bahan yang melibatkan penyiksaan hewan, termasuk : madu, sarang burung, produksi dari kulit dst.

Tetapi, apakah haruskah kita menjadi vegan?

Hehehehe, iya sih, karena sekurangnya kita akan menjadi cenderung lebih sehat dan mestinya menjadi “vegan” sendiri akan membuat kita lebih sederhana, mudah dan ramah. Kalau itu menjadi terlalu kompleks dan membuat kita terpaksa berpikir tentang ilmu nutrisi bahkan harus menambah berbagai suplemen karena menjadi vegan, tentu itu bertentangan dengan prinsip “vegan” itu sendiri.

Kalau makanan yang dikatakan “vegan” itu diproses sangat panjang dan begitu kompleks serta apalagi mahal, apakah juga masih sesuai dengan filosofi pembentukan istilah “vegan” itu sendiri?

Tidak mudah bergaul? Hahahaha…, mungkin itu juga menjadi satu hambatan, benar.. Tapi, alih-alih menjadi suatu hambatan, bisa juga menjadi obyek pembicaraan agar kita lebih mudah bersosialisai. Mengapa tidak?

Lebih lanjut, mari kita buka kembali buku “The China Study: Starling Implication for Diet, Weight Loss, and Long-Term Health, oleh Colin T. Campbell”

Pada pengamatan Colin pada 6500 pria yang dilakukan  di 65 daerah di daratan China pada tahun 1983, seperti disebutkan pada bukunya tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara pemakan daging, produk susu dan telur dengan kanker. Collin menyimpulkan bahwa makin banyak produk hewani yang dikonsumsi, makin tinggi resikonya untuk menderita kanker, diabetes dan sakit jantung. Semua penyakit ini berhubungan erat dengan pola makan hewan dan produk yang mengandung hewan yang dimakan oleh mereka.

Kanker yang dimaksudkan bukan hanya satu jenis kanker saja, tetapi meliputi kanker kolon, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, kanker lambung, kanker hati dst.

Collin juga mengamati hubungan antara kolesterol dan berbagai penyakit yang terjadi. Begitu kolesterol dalam darah turun dari 170 mg/dL menjadi 90 mg/dL, tingkat kanker hati, kanker kolon, kanker dubur, kanker paru-paru, kanker payudara, leukemia pada anak-anak, leukemia pada orang dewasa. kanker otak pada anak-anak, kanker otak pada orang dewasa, kaker lambung dan kanker tenggorokan berkurang juga dengan tinggi juga.

Ini berarti, jika kita menjadi “vegan” seperti filosofinya tersebut, yang sederhana dan mudah itu, berarti kita sudah mengurangi resiko untuk menderita kanker dalam jumlah yang sangat tinggi.

Agaknya vegan memang merupakan pola hidup yang perlu segera kita dalami dan lakukan, sebelum kita meningkat pada pola makan atau pola hidup yang lain yang lebih menarik untuk kita pelajari dan tekuni. Vegan merupakan langkah dasar dari seluruh pola makan yang lebih baik. 

Tidak perlu risau dengan tambahan suplemen atau bahkan khawatir kekurangan vitamin B12 atau buru-buru banyak makan kedelai bukan?

Tapi, bagaimana dengan daging organik, telur organik, susu organik, ikan organik? Bukankah mereka itu semua tidak mengandung antibiotika, hormon pertumbuhan dan semprotan pestisida?

Ikuti pembahasan yang akan datang!
(bersambung)

- Campbell, C. T., & Campbell,
T. M. , “The China Study: Starling Implications for Diet, Weight Loss and
Long-Term Health”, TX: Ben Bella Books, Dallas, 2006.