Selasa, 27 Maret 2012

Menurunkan Kolesterol dengan Buah Jeruk Bali

Saya menerima artikel ini beberapa hari lalu, semoga bermanfaat, terima kasih Bu Jeane atas artikelnya. Saya bagikan juga buat teman-teman lain.


Kikis Kolesterol, Lindungi Jantung
Natural Healing Tue, 22 May 2007 14:53:00 WIB
Jeruk bali bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan pektinnya lebih banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Pektin inilah yang dipercaya mampu menurunkan kolesterol sekaligus mengurangi risiko sakit jantung.

Hampir semua orang kenal jeruk bali. Rasa dan bentuknya khas. Kulitnya sering dimanfaatkan anak-anak di pedesaan sebagai bahan baku mobil-mobilan.

Daging buahnya yang segar dan banyak mengandung air, bisa langsung dimakan setelah dikupas atau sebagai campuran salad maupun rujak.

Buahnya yang berwarna putih dapat dijadikan manisan setelah dibuang bagian kulit luarnya yang banyak mengandung kelenjar minyak. Di Vietnam, bunganya yang harum digunakan untuk membuat parfum. Bukan hanya itu, kayunya juga sering dimanfaatkan untuk gagang perkakas alat dapur.

Jeruk bali bermanfaat menurunkan kolesterol dan melawan penyakit jantung. Kenyataan tersebut diungkapkan peneliti asal Israel seperti yang dirilis di berbagai situs kesehatan dunia.

Penelitian tersebut melibatkan 57 orang dengan kadar kolesterol tinggi dan baru menjalani operasi bypass pembuluh darah koroner. Kandungan lemak yang sangat tinggi menyebabkan tubuh pasien kebal terhadap obat-obatan yang biasa dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol.

Pasien-pasien tersebut kemudian dibedakan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberi hidangan jeruk bali dengan daging buah berwarna merah selama 30 hari berturut-turut. Kelompok kedua diberi jeruk bali warna putih. Kelompok terakhir tidak diberi jeruk bali sama sekali.

Hasilnya, pasien kelompok pertama dan kedua sama-sama mengalami penurunan lemak darah, sedangkan pasien di kelompok terakhir tidak mengalami perubahan apa pun. Diketahui pula bahwa jeruk bali merah diyakini lebih efektif menurunkan kadar lemak, khususnya trigliserida.

Kandungan likopen jeruk bali berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut para peneliti, daging buah segar maupun jusnya memiliki manfaat yang sama. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Antibakteri

Para ahli dari Universitas Jagiellonian, Polandia, menemukan, ekstrak jeruk bali mengandung antibakteri dan antioksidan yang bisa "menenangkan" sistem getah perut untuk membantu proses penyembuhan. Dr. Thomas Brzozowski, ketua penelitian, menyarankan agar para penderita tukak lambung memasukkan jeruk ke dalam diet mereka meski secara alamiah mengandung asam.

Selama ini penderita luka lambung diminta tidak memasukkan jeruk ke dalam diet mereka, tetapi penelitian ini justru menyarankan sebaliknya. Ekstraknya diyakini bisa mengurangi kadar enzim COX-1 dan COX-2 yang ada dalam obat-obatan.

Kondisi ini memainkan peran utama dalam upaya penybuhan lambung. Para peneliti yakin ekstrak jeruk bali mampu menyatu dengan kedua enzim itu dalam proses penyembuhah lambung.

Tak hanya bermanfaat menjaga kesehatan jantung dan lambung, jeruk bali juga baik untuk kesehatan gusi karena kadar vitamin C-nya tinggi. Hal ini diungkapkan Peneliti di Universitas Friedrich Schiller, Jerman, yang menemukan kaitan kesehatan gusi pada mereka yang banyak mengonsumsi jeruk bali.

Penelitian melibatkan 58 responden yang mengalami kerusakan gusi yang cukup parah. Kenyataannya, jeruk bali membawa dampak positif setelah dikonsumsi setiap hari selama sekitar dua minggu. Bahkan, dampak positif itu juga berlaku bagi perokok maupun bukan perokok. Seperti diketahui merokok adalah salah satu penyebab utama kerusakan gusi.

Manfaat lain jeruk bali, yakni membersihkan sel darah merah yang telah tua didalam tubuh dan menormalkan hematokrit (persentase sel darah per volume darah). Sekaligus sebagai sumber antioksidan penangkal kanker.

Jus Paling Favorit

Selain dikonsumsi segar, jeruk bali sering diolah dalam bentuk jus. Saat membuat jus, Anda dapat mencampur jeruk bali dengan bahan atau buah lainnya, sehingga rasanya jadi lebih nikmat.

Berikut contoh meramu jeruk bali yang baik untuk kesehatan:

Sumber vitamin C dan penurun kolesterol
Konsumsi dua "siung" (helai dalam buah) jeruk bali ukuran sedang setiap hari untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.

Minuman antioksidan dan antikanker
Ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya. Masukkan ke dalam blender, tambahkan air secukupnya. Dapat juga ditambahkan satu sedok madu dan buah lainnya seperti mangga atau pir.

Cara lain, ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya, dan 1 cm jahe kupas. Masukkan seluruh bahan tersebut ke blender dengan ditambah sedikit air.

Manisan
Potong-potong daging kulit jeruk bali (kulit luarnya dibuang) berbentuk juring, rebus dengan api kecil selama 60 menit. Buang air rebusannya, tiriskan, lalu timbang. Siapkan gula pasir sama beratnya dengan berat kulit jeruk yang telah direbus.

Taruh kulit jeruk rebus dalam panci, bubuhi air hingga terendam seluruhnya, tambahkan gula pasir. Rebus di atas api kecil sambil sesekali diaduk sampai menjadi sirop pekat. Angkat, biarkan kulit jeruk tetap terendam dalam sirop semalaman.

Esoknya, masak lagi di atas api kecil hingga sirop gula hampir habis. Keluarkan kulit jeruk dari sirop, hamparkan di atas nyiru, jemur hingga setengah kering. Potong-potong kecil panjang, masukkan ke dalam wadah tertutup. Agar tahan lama (1 bulan), simpan dalam lemari es.

Selain disantap sebagai kudapan, manisan kulit, jeruk bali bisa dicampurkan ke dalam adonan cake, terutama untuk menggantikan manisan sukade atau kulit jeruk parut. Manisan kulit jeruk yang dicampur manisan kering buah-buahan akan memperkaya cita rasa fruitcake.

Campuran salad buah
Siapkan 200 gram pepaya, 200 gram apel, 200 gram nanas, 200 gram melon (semuanya dipotong dadu), dan jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas, dibuang isinya, dan dipotong-potong sesuai selera. Tambahkan stroberi dan kiwi untuk hiasan.

Siapkan juga bahan dressing, campuran alpukat yang telah diblender halus dengan mayones. Tambahkan empat sendok madu, kocok dengan mikser sampai rata, beri air secukupnya, lalu aduk rata. Bahan buah segar diatur dalam mangkuk atau piring, kemudian disiram dengan dressing.

Kandungan Jeruk Bali

Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.

Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.

Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.

Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan.

Perokok dianjurkan untuk mengosumsi jeruk bali dua "siung" (helai dalam buah) setiap hari. Penigkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.

Minggu, 25 Maret 2012

Sopir Angkot, membahagiakan keluarganya

Saya tidak tahu juga apa tepat menempelkan cerita ini i di sini, tetapi ... ga ada salahnya dibagikan juga lah. Kisah indah sang bidan yang pengamat ... dengan hati.

Hari ini saya ke Hi tech Mall Surabaya. Seperti biasa naik angkot adalah ciri khas saya. Teman - teman sering tertawa melihat saya. Mengapa? Sebenarnya ada sepeda motor tapi repotnya saya ini tidak bisa belok kanan dengan baik. Setiap ada tikungan saya gugup. Tetapi kalau jalan lurus jangan tanya berapa kecepatan yang saya berani. Syukurlah
saya sempat punya SIM sebelum kecelakaan.

Ada sesuatu yang menarik  saat saya naik angkot, di bagian depan ada seorang ibu hamil dan anaknya kira - kira berusia sekitar 5 tahun. Istrinya hamil kira - kira 7 bulan. Dasar mata bu bidan tidak bisa lepas dari area perut. Melihat cara berbincang mereka, saya yakin perempuan disisinya bukanlah penumpang, tetapi istri dan anaknya.

Kemudian saya dengar perempuan tersebut berteriak lantang, sambil tangannya diacungkan di luar jendela  angkot.

“TP…THR..”

Tak lama kemudian ibu hamil itu turun di depan balai pemuda dan sang anak mengulurkan tangan pada  ayahnya supir angkot itu untuk minta “sangu”. Selembar uang lima ribuan diberikan pada anaknya dengan pesan,

” Jangan lama- lama ya nak, kasihan ibumu nanti capek” kata supir tersebut.

Saya tertegun dan sekaligus trenyuh dengan keadaan si ibu hamil itu. Dasternya tidak seberapa baik untuk seorang ibu hamil, karena tampaknya bahan yang tidak menyerap keringat dan tipis. Belum lagi tangannya tampak lepuhan kecil- kecil bekas garukan gatal - gatal, mungkin karena alergi dan perubahan hormon kehamilan.

Sesaat setelah ibu dan anak turun, saya yang duduk dibelakang supir tersebut menyapa’
” Putranya tadi pak?”
“Iya bu, anak pertama, itu tadi istri saya hamil anak kami kedua.
Sejak kemarin anak saya ingin nonton pertunjukan Reog Ponorogo di Balai Pemuda” jawabnya panjang lebar.

Oh…sederhana sekali keinginanmu nak, sesederhana daster ibumu, dan sangu dari ayahmu yang hanya lima ribu rupiah.
” Nanti dijemput lagi ya pak?” tanyaku penasaran.
” Iya bu, setelah saya mutar satu kali sekalian jemput sambil balik ke terminal, kadang mereka setiap hari minggu ikut saya keliling” jawab bapak tadi.

Hmm…luarbiasa. Saya jadi  terharu dan berpikir, orang - orang seperti ini masih punya kesempatan untuk membahagiakan anaknya dalam keterbatasan kondisi keuangan dan waktu, sembari  berjuang mencari nafkah menghidupi anak dan istri.

Terimakasih pak Supir, anda mengajarkan satu pelajaran penting buat para orangtua. Terutama orangtua yang sibuk mencari nafkah dan belum sempat memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan masa anak- anak yang sederhana namun tidak mungkin terulang.

Dalam hati kecilku sempat berdoa, semoga  pak supir mendapat banyak rejeki dan si ibu yang sedang hamil bayinya diberi kesehatan dan keselamatan kendati berkontak dengan karbon dioksida selama perjalanan dan duduk cukup lama dalam angkot. Allah menolong mereka, amin.

Sedikit catatan perjalanan ketika menyaksikan supir angkot berakhir pekan bersama keluarga.

Salam hangat

Bidan Romana Tari

-- 
Romana Tari
http://www.kompasiana.com/bidancare 

Selasa, 20 Maret 2012

Kondisi Darah Manusia !!! Waaw

Dalam mempelajari tentang air mineral, saya tanpa sengaja menemukan sebuah video di Youtube. Saat itu saya sedang mempelajari apa yang disebut dengan air alkaline (air dengan pH sekitar 7,4). Mengapa ? Karena dari anjuran sebuah millis Food Combining Indonesia milik Bu Andang dan Pak Wied, ada anjuran untuk setiap pagi (sesaat setelah bangun) , untuk meminum segelas air jeruk nipis hangat. Uniknya, setelah saya coba search kemana-mana di dapatkan keterangan bahwa kebanyakan asupan kita, umumnya menyebabkan darah kita pH-nya berada di bawah 7. Dan ternyata, anjuran bu Andang dan pak Wied di FC tentang minum air hangat berisi jeruk nipis, termasuk minuman yang membuat pH di atas 7, alias termasuk air alkaline. Nah, di salah satu Universitas bergengsi di Amerika, yakni John Hopkin ada penelitian sebagai berikut, walaupun yang dibahasnya adalah goji, tetapi karena sama-sama menyinggung apa yang terjadi pada darah yang kondisinya yang asam (pH di bawah 7) dan yang basa (pH di atas 7). Menarik kita simak penggambarannya yang menakjubkan. Selamat menikmati sajian video di bawah ini :


Senin, 19 Maret 2012

Sehatkah makan Nasi atau Roti?

Bagi penganut vegetarian dan penjaga pola makan, asupan berupa nasi dan roti seringkali jadi pertimbangan yang utama, bagaimana mereka menelaahnya ? Rasanya baik untuk kita simak, sangat berguna ...

Perlukah makan nasi dan roti?

Gandum merupakan kebutuhan pokok untuk sebagian besar populasi dunia sedangkan beras merupakan kebutuhan primer  atau kebutuhan pokok di beberapa negara termasuk Indonesia. Orang Indonesia tidak merasa kenyang bila belum makan nasi.


Sekalipun sudah makan berbagai makanan lain dalam jumlah banyak, mereka merasa belum makan kalau belum makan nasi.Mereka juga tidak mudah tidur bila belum makan nasi atau roti. Bahkan statistik ‘pengukuran kemiskinan atau kelaparan dunia’ diukur berdasarkan pemenuhan kebutuhan makan mereka, terutama beras atau gandum. Menurut catatanmereka, pada saat ini terdapat sekitar 1 milyar orang di dunia (dari 6,7 milyar total populasinya) yang menderita kelaparan.
 
Tetapi, ada sejumlah orang, terutama para penganut pola makan segar,  mengatakan bahwa kita bisa hidup bahkan akan menjadi jauh lebih sehat bila hidup tanpa nasi atau roti. Mereka mengatakan bahwa nasi, roti atau bahan tepung yang lain hanya membuat alat pencernaan bekerja terlalu berat. Karbohidrat yang ada di dalamnya tidak mudah terserap dan digunakan dengan baik oleh tubuh karena bahan-bahan tepung itu sudah kehilangan berbagai enzim kehidupan yang berfungsi sebagai katalisator penyerapan. “Kalau benar nasi dan roti memberikan energi bagi tubuh, mengapa sering sekali mereka yang makan banyak roti dan nasi justru mengantuk?”, begitu sanggah mereka.
 
Seperti juga produk-produk yang terbuat dari bahan susu (dairy products), gandum mengandung peptida opioid yang mempengaruhi reseptor endorphin di dalam otak1). Peptida-peptida itu bersifat adiktif, menyebabkan ketergantungan, asma, kegemukan, apatis dan mati rasa.
 
Satu molekul protein gluten gandum mengandung 15 jenis  peptida opioid. Bahkan gluten gandum mengandung sejumlah peptida opioid yang sangat kuat dan beberapa molekulnya ada yang 100 kali lipat lebih kuat daripada molekul morfin. 0,5 mg peptida aktif setara dengan 1 nM (nanomole) morfin 2,3,4). 1 nM morfin hanyalah sebuah noktah kecil tetapi sudah cukup berarti untuk mempengaruhi sistem syaraf pusat, setara dengan sejumlah opioid yang bertindak sebagai endorphin yang menciptakan rasa nyaman dan nikmat. 
 
Peptida tersebut dipunyai oleh tanaman sebagai anastesi jika mereka mendapat serangan luar. Para imam pada jaman Mesir kuno menggunakan gandum untuk menghalusinasi. Para penguasa romawi juga menggunakan roti untuk menghibur mereka agar mereka tidak melakukan pemberontakan. Mereka juga menggunakan gandum untuk mengurangi rasa sakit pada luka dengan cara melumurkannya pada luka dan membalutnya. Untuk yang sakit gigi, mereka menyarankan agar mengunyah-ngunyah roti atau nasi selama beberapa menit untuk mengurangi rasa sakit.
 
Kandungan gula pada sekerat roti atau beberapa sendok nasi sudah dapat memberikan kecukupan energi untuk berbagai aktifitas selama beberapa jam. Selain itu, pada waktu yang sama, roti atau nasi juga memberikan efek penenang selayak opium sehingga memberikan kepuasan bagi para pengkonsumsinya. Pada proses berikutnya, peptida opioid mencapai dinding-dinding intestin dan memperlambat proses
pencernaan sehingga menimbulkan perasaan kenyang. Oleh karena itu, tidaklah heran bila orang-orang yang sudah terbiasa makan roti atau nasi akan sulit merasa kenyang bila belum makan roti atau nasi. Roti atau nasi akan merangsang orang untuk makan lebih banyak daripada yang diperlukannya.  Masyarakat juga lalu merasa bahwa roti atau nasi adalah  sebuah kebutuhan hidup. 
 
Daging, telur, ikan dan produk susu (dairy products) juga termasuk bahan-bahan yang mengandung peptida opioid5). Bahkan, jika bahan-bahan itu dibakar, mereka akan melepaskan dua zat beracun yang lain yang biasanya terdapat pada asap rokok,  yaitu “2-amino-9H-pyrido [2,3-b]indole” dan “2-amino-3-methyl-9H-pyrido[2,3-b]indole”.

Guru besar Matsumoto mengatakan bahwa daging yang dibakar akan memproduksi zat-zat adiktif beracun yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan rokok. Kadar racun adiktif pada 100 gram daging panggang setara dengan racun adiktif yang terdapat pada 800 rokok6).
 
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila daging bakar, seperti pada sate atau steak, merupakan makanan paling memikat sejak manusia mulai belajar memasak.
 
Hilangkan kecanduan itu dengan lebih banyak makan buah dan sayur organik segar tanpa dimasak. Biasakan untuk mengkonsumsi buah dan sayur segar sebanyak mungkin justru sebelum makan makanan
yang lain dan minum. Bila lapar, dan itu biasa terjadi karena efek kecanduan belum hilang, segeralah konsumsi sayur dan buah organik atau minum air. Pada awalnya mungkin kita akan merasa  bingung dan resah karena perut tidak merasa kenyang, tetapi demi kesehatan kita pada masa mendatang, sebaiknya kita mulai mengurangi segala jenis tepung (baik roti, nasi, mi, pasta dst) serta segala jenis daging, telur, ikan dan susu serta produk-produk turunannya (yang terbuat dari itu).
 
Para penganut pola makan sgarmengatakan bahwa seandainya masyarakat tidak bergantung kepada nasi, roti dan sejenisnya serta produk-produk hewani, tentu kelaparan di dunia tidak ada, perdamaian akan tercapai karena hilangnya atmosfer kebencian dan kepedihan yang dipancarkan oleh hewan-hewan yang tersiksa di dalam peternakan dan ketika mereka akan dibunuh, orang-orang akan menjadi sehat dan berumur benar-benar panjang dalam kondisi terus sehat. Bukannya seperti sekarang, sebagian besar
orang yang yang berusia 40 tahun ke atas cenderung tidak sepenuhnya hidup, karena bila tidak memang mereka sudah menderita berbagai penyakit yang sudah terdeteksi secara laboratorium, mereka juga mengakumulasikan begitu banyak penyakit yang siap meledak kapanpun  selayak “hidden tsunami”. Mereka tidak sadar bahwa penyakit mulai mengegerogoti mereka, seperti : nyeri persendian, kaku-kaku, rambut berminyak atau terlalu kering, mudah capai dst dst, dan mereka kira itu semua hanya sekilas tanda bahwa mereka mulai tua. Mereka mengabaikan semua tanda alamiah itu, dan mereka selalu berkata, “Buktinya, makan daging juga tidak mengakibatkan kita langsung sakit”. 
 
“Apakah menunggu sakit lalu kita baru berhenti mengkonsumsi produk-produk beracun itu?”, tanya para penganut pola makan segar
 
 ------------------------------------
 
1)        “Opioids In Common Food Products- Addictive Peptides In Meat, Dairy and Grains”, http://www.karlloren.com/diet/p18.htm
2)        Fukudome, S. et al, Gluten exorphin C :” a novel opioid peptide derived from wheat gluten”. FEBS Lett. 1993 / 316 (1) / 17-19. 1993
3)        Fukodome, S. et al, Opioid peptides derived from wheat gluten : their isolation and characterization. FEBS lett. 1992 / 296 (1) / 107-111, 1992.
4)        Huebner, F, “Demosntration of high opioid-like activity in isolated peptides from wheat gluten hydrolysates,” Peptides 5(6):1139-47, 1984 http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0196978184901803
5)        Froetschel, M, “Bioactive Peptides in Digesta That Tegulate Gastrointestinal Function and Intake”, Anthen, GA: Department of Animal and Dairy Science, University of Georgia, Athens, USA, 2006.
http://www.ads.uga.edu/personnel/faculty/froetschel.html, http://jas.fass.org/content/74/10/2500.abstract
6)        Matsumoto, T, “Determination of Mutagens, Amino-alpha-carbolines in Grilled Foods and Cigarette Smoke Condensate”, Cancer Letters 12(1-2):105-10,1981.National Library of Medicine National Institutes of Health, USA, 1981 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7272995. 

Rabu, 14 Maret 2012

Tetap Sexy di Usia 70 tahunan? Wah ...

Nah, kali ini saya kembali mendapat kiriman email yang bagus dari member FC Indonesia. Tentang seorang nenek yang penampilannya sangat muda dan sexy. Mendadak dia jadi terkenal dan diundang kemana-mana untuk ditanya rahasia penampilannya. Ternyata POLA MAKAN... wow ! Selamat membaca .....

Ingin Tetap Bugar dan Sexy pada usia di atas 70 tahun?

Seorang nenek bernamaMimi Kirik adalah seorang septuagenerian (sebuah sebutan untuk orang yang berusia sekitar 70 tahunan) yang membuktikan bahwa usia tua tidak terkait dengan penurunan kualitas kesehatan. Pada usia 71 tahun, nenek Mimi Kirk dinobatkan oleh PETA sebagai “The Sexiest Vegetarian over 50”. Pada saat itu, Mimi merupakan kontestan tertua tetapi justru terpilih menjadi pemenang  dengan penampilannya yang terlihat begitu muda dan senyumannya yang menawan dan bercahaya. Kemenangan itu membuat Mimi Kirk harus sibuk diundang untuk menjadi pembicara pada berbagai seminar kesehatan dan diwawancarai oleh berbagai media terkenal di Amerika Serikat bahkan juga di Bulgaria dan Supreme Master Television yang berskala internasional.
 
Mimi menunjukkan bahwa tak ada yang lebih penting  dari tiap individu selain tindakan dan perilaku yang memancarkan kasih dan menghormati dirinya sendiri dan juga semua makhluk hudp.
 
Mimi mengatakan bahwa tiap hari dia mendapatkan berton-ton email yang menceritakan
bahwa mereka terinspirasi untuk mengubah pola makannya. Tidak hanya itu,  beratus ratus orang tiap minggu bertanya tentang pola makannya. Mimi menjelaskan kepada mereka semua tentang apa yang sudah dilakukannya dan bahwa juga dia bukan seorang dokter ...
 
MimiKirk:  saya hanyalah orang biasa yang telah menemukan jalan untuk menjadi tetap sehat. Tiap pribadi harus mencari sendiri jalan mereka sendiri, tetapi saya merekomendasikan beberapa hal tertentu saja.  Saya sungguh senang mengetahui bahwa ternyata saya sudah mengubah gaya hidup banyak keluarga. Dari email yang saya terima, banyak orang berterima kasih kepada saya padahal saya tidak melakukan apa-apa, mereka
sendiri yang melakukannya. Mereka melihat saya dan sesuatu telah terjadi pada mereka sehingga mereka ingin melakukannya dan mulai menjadi lebih sehat.  Saya pikir, mereka semua sendirilah yang melakukannya, bukan saya, saya hanya menyalakan lampu bagi mereka, dan hanya itu. Ini sungguh sangat membahagiakan!
 
Memasuki usia 73 tahun pada tanggal 23 September 2012 nanti, seorang nenek dengan 4
orang anak dan 7 orang cucu, Mimi memasuki kehidupan yang lengkap dan penuh kebahagiaan. Selama lebih dari dua dekade, Mimi bergerak dalam bidang hiburan dengan berbagai jenis pekerjaan, dari artis hingga perancang busana dan perhiasan terkenal di dunia, serta juga sebagai koordinator sumbangan sukarela. Mimi juga bergerak dalam penulisan buku dan atas perhatiannya terhadap planet, pada tahun 1989 dia menemukan, mengedit dan mempublikasikan koran lingkungan hidup “The City Planet” yang didistribusikan di Los Angeles dan San Francisco.
 
Mimi sekarang menikmati hidup dengan berkebun dan mendaki gunung di tempat
berpemandangan indah di San Diego, California. Mimi sangat bahagia dan menemukan kepuasan dalam perjalan hidupnya akhir-akhir ini dan terus menyebarkan berita tentang manfaat gaya hidup yang lebih sehat dan penuh kasih kepada masyarakat luas.
 
Ketika ditanyai mengenai mengapa dia melakukan semua itu, Mimi menjawabnya :
 
Mimi Kirk: Ada lebih dari satu alasan.  Pertama, saya ingin mengasihi hewan sehingga saya sudah berhenti mengkonsumsinya sejak awal saya berusia 30 tahunan.  Kedua, saya ingin hidup panjang dan sehat dan melepaskan keterikatan dengan sejarah penyakit keluar sehingga saya memulai pola hidup makanan mentah (pola makan segar). Pada usia 68 tahun saya menderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan arthritis (sakit persendian) yang mulai terasa pada ujung-ujung jari saya tiap bangun pagi.  Ketiga, tujuan hidup saya adalah membantu orang-orang lain menjadi sehat seperti saya, sehingga saya berharap bisa menjadi teladan. Dan saya sekarang sedang berjuang untuk mencapai hal itu.
 
Pada awalnya, selama seminggu pertama, Mimi dan anak perempuannya hanya minum jus
saja dan pada minggu ke dua mereka menambahkannya dengan salad tanpa minyak, tanpa gula, tanpa lemak dan tanpa tambahan apapun sama sekali. Sejak itu Mimi merasa bahwa itulah pola makan yang harus dilakukannya selama waktu hidupnya pada masa berikutnya. Segala penyakitnya hilang, tak ada lagi rasa sakit dan ngilu di badannya. Tiap pagi, Mimi bangun dengan perasaan segar dan tidak merasa lelah pada siang hari, selalu energetik dan tidur selalu larut malam tanpa kesulitan dan masalah kesehatan apapun. 
 
Ternyata, walau baru mulai pada usia 68 tahun, pola makan segar tetap bisa bermanfaat untuk Mimi.
 
Mimi Kirk: Ketika saya bangun pada pagi hari dan meninggalkan ranjang, dan saya memikirkan tentang apa yang saya rasakan, saya merasa seperti berusia 20 tahunan. Jadi, saya sangat mengetahui apa pola makan yang paling tepat untuk diri saya sendiri. Pola makan vegetarian telah berbuat banyak pada diri saya dan pola makan segar telah membuat saya terbebas dari berbagai penyakit. 
 
 Ketika ditanya mengenai apa pekerjaan terbaiknya, dia menjawab:
 
Mimi Kirk: Saya tidak menganggap bahwa saya melakukan suatu pekerjaan, ini semua hanyalah sebagai suatu gairah belaka, dan yang paling membahagiakan adalah ketika saya mendengar orang mengatakan kepada saya bahwa mereka telah mengubah kebiasaan makan mereka menuju gaya hidup sehat. Saya mendengar segala macam kisah sukses tiap hari, baik lewat email, facebook atau apapun juga, dan saya melihat bahwa pola makan segar ini telah menyebar begitu cepat di seluruh dunia.

Resep utama Mimi adalah satu gelas green drink yang terdiri atas:
-          2 apel
-          4 batang sledri
-          timun separuh buah
-          3 genggam bayam
-          beberapa daun kale ditambah dengan pisang atau blueberry atau buah enak apapun untuk menambah rasa
 
 
Mimi terus membuka rahasia kebugaran, awet muda dan pancaran kasihnya kepada semua
orang.


Tertarik kah Anda mengikutinya?

Silahkan
buka : www.youngonrawfood.com dan untuk mendapatkan rekaman pembicaraannya serta resep-resep raw nya secara gratis silahkan unduh di www.SupremeMasterTV.com atau di youtube.
 

 
Selamat
makin bugar dan keren!
-- 
Makanan segar atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.

Rabu, 07 Maret 2012

Peran Doa Orang-orang bagi Kesembuhan

Pagi ini, dalam email saya, ada tulisan ini dari seorang yang bernama Hindra Jaya, sumbernya dari mana tak begitu penting, dibanding isi nya yang sangat menggugah. Sebuah sentakan ... akan nilai sebuah perbuatan baik.

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke.  
Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang  terlelap 
dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat  menghampiri si 
pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, “Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang 
berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan 
meninggal dunia!
“Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . ” kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan 
antusiasnya si pengusaha bertanya, “Apakah besok pagi aku sudah pulih? 
Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya 
lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa 
pasti bukan persoalan yang sulit”.
Dengan lembut si Malaikat berkata, aku sudah berkeliling mencari 
suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang 
berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat
kesembuhanmu”.
Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan 
layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di 
layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada 
tetesan air mata di pipi mereka”.
Kata Malaikat, “Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu 
memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak 
putus-putus berharap akan kesembuhanmu”
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, ” 
Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah 
yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak 
benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah 
Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba 
tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.”
Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya 
semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang 
istirahat”.
Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi 
pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah 
suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.. Malam 
ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, 
melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha 
ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak 
mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !
Dengan setengah bergumam dia bertanya,”Apakah diantara karyawanku, 
kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa 
buatku?”
Jawab si Malaikat, ” Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka 
tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat 
ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan 
yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah”. Si 
pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang 
terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, 
Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi 
meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00″.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya 
siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan 
suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. “Benar anakku, kau 
pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku 
tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk 
menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. ”
“Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalauseorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah 
melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah 
kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti 
asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. ”
Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu.
Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu 
hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin 
saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa 
dari orang-orang yang mengasihi dia.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan 
baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Kamis, 01 Maret 2012

Bisakah Mencapai Usia 100 tahun?

Nah ini ada rumusan yang dikirim seorang ibu. Bu Jeane Thx ya !


 

11 Habits That Will Help You Live to 100

Deborah Kotz, U.S. News
2012年1月19日 星期四
 
Healthy Steps to a Longer Life
One of the biggest factors that determines how well you age is not your genes but how well you live. Not convinced? A study published in 2009 in the British Medical Journal of 20,000 British folks shows that you can cut your risk of having a stroke in half by doing the following things: being active for 30 minutes a day, eating five daily servings of fruit and vegetables, and avoiding cigarettes and excess alcohol.
While those are some of the obvious steps you can take to age well, researchers have discovered that centenarians tend to share certain traits in how they eat, move about, and deal with stress—the sorts of things we can emulate to improve our own aging process. Of course, getting to age 100 is enormously more likely if your parents did. Still, Thomas Perls, who studies the century-plus set at Boston University School of Medicine, believes that assuming you've sidestepped genes for truly fatal diseases like Huntington's, "there's nothing stopping you from living independently well into your 90s." Heck, if your parents and grandparents were heavy smokers, they might have died prematurely without ever reaching their true potential lifespan, so go ahead and shoot for those triple digits. Follow these 12 habits and check out Perls' lifetime risk calculator to see how long you can expect to live.
 
1. Don't Retire
"Evidence shows that in societies where people stop working abruptly, the incidence of obesity and chronic disease skyrockets after retirement," says Luigi Ferrucci, director of the Baltimore Longitudinal Study of Aging. The Chianti region of Italy, which has a high percentage of centenarians, has a different take on leisure time. "After people retire from their jobs, they spend most of the day working on their little farm, cultivating grapes or vegetables," he says. "They're never really inactive." Farming isn't for you? Volunteer as a docent at your local art museum or join the Experience Corps, a program offered in 19 cities that places senior volunteers in urban public elementary schools for about 15 hours a week.
 
2. Floss Every Day
That may help keep your arteries healthy. A 2008 New York University study showed that daily flossing reduced the amount of gum-disease-causing bacteria in the mouth.This bacteria is thought to enter the bloodstream and trigger inflammation in the arteries, a major risk factor for heart disease. Other research has shown that those who have high amounts of bacteria in their mouth are more likely to have thickening in their arteries, another sign of heart disease. "I really do think people should floss twice a day to get the biggest life expectancy benefits," says Perls.
 
3. Move Around
"Exercise is the only real fountain of youth that exists," says Jay Olshansky, a professor of medicine and aging researcher at the University of Illinois at Chicago. "It's like the oil and lube job for your car. You don't have to do it, but your car will definitely run better." Study after study has documented the benefits of exercise to improve your mood, mental acuity, balance, muscle mass, and bones. "And the benefits kick in immediately after your first workout," Olshansky adds. Don't worry if you're not a gym rat. Those who see the biggest payoffs are the ones who go from doing nothing to simply walking around the neighborhood or local mall for about 30 minutes a day. Building muscle with resistance training is also ideal, but yoga classes can give you similar strength-training effects if you're not into weight lifting.
 
4. Eat a Fiber-Rich Cereal for Breakfast
Getting a serving of whole-grains, especially in the morning, appears to help older folks maintain stable blood sugar levels throughout the day, according to a recent study conducted by Ferrucci and his colleagues. "Those who do this have a lower incidence of diabetes, a known accelerator of aging," he says.
 
5. Get at Least Six Hours of Sleep Each Night
Instead of skimping on sleep to add more hours to your day, get more to add years to your life. "Sleep is one of the most important functions that our body uses to regulate and heal cells," says Ferrucci. "We've calculated that the minimum amount of sleep that older people need to get those healing REM phases is about six hours." Those who reach the century mark make sleep a top priority.
 
6. Consume Whole Foods, Not Supplements
Strong evidence suggests that people who have high blood levels of certain nutrients—selenium, beta-carotene, vitamins C and E—age much better and have a slower rate of cognitive decline. Unfortunately, there's no evidence that taking pills with these nutrients provides those anti-aging benefits. "There are more than 200 different carotenoids and 200 different flavonoids in a single tomato," points out Ferrucci, "and these chemicals can all have complex interactions that foster health beyond the single nutrients we know about like lycopene or vitamin C." Avoid nutrient-lacking white foods (breads, flour, sugar) and go for all those colorful fruits and vegetables and dark whole-grain breads and cereals with their host of hidden nutrients.
 
7. Be Less Neurotic
It may work for Woody Allen, who infuses his worries with a healthy dose of humor, but the rest of us neurotics may want to find a new way to deal with stress. "We have a new study coming out that shows that centenarians tend not to internalize things or dwell on their troubles," says Perls. "They are great at rolling with the punches." If this inborn trait is hard to overcome, find better ways to manage when you're stressed:Yoga, exercise, meditation, tai chi, or just deep breathing for a few moments are all good. Ruminating, eating chips in front of the TV, binge drinking? Bad, very bad.
 
8. Live Like a Seventh Day Adventist
Americans who define themselves as Seventh Day Adventists have an average life expectancy of 89, about a decade longer than the average American. One of the basic tenets of the religion is that it's important to cherish the body that's on loan from God, which means no smoking, alcohol abuse, or overindulging in sweets. Followers typically stick to a vegetarian diet based on fruits, vegetables, beans, and nuts, and get plenty of exercise. They're also very focused on family and community.
 
9. Be a Creature of Habit
Centenarians tend to live by strict routines, says Olshansky, eating the same kind of diet and doing the same kinds of activities their whole lives. Going to bed and waking up at the same time each day is another good habit to keep your body in the steady equilibrium that can be easily disrupted as you get on in years. "Your physiology becomes frailer when you get older," explains Ferrucci, "and it's harder for your body to bounce back if you, say, miss a few hours of sleep one night or drink too much alcohol." This can weaken immune defenses, leaving you more susceptible to circulating flu viruses or bacterial infections.
 
10. Stay Connected
Having regular social contacts with friends and loved ones is key to avoiding depression, which can lead to premature death, something that's particularly prevalent in elderly widows and widowers. Some psychologists even think that one of the biggest benefits elderly folks get from exercise the strong social interactions that come from walking with a buddy or taking a group exercise class. Having a daily connection with a close friend or family member gives older folks the added benefit of having someone watch their back. "They'll tell you if they think your memory is going or if you seem more withdrawn," says Perls, "and they might push you to see a doctor before you recognize that you need to see one yourself."
 
11. Be Conscientious
The strongest personality predictor of a long life is conscientiousness—that is, being prudent, persistent, and well organized, according to The Longevity Project, coauthored by Howard Friedman and Leslie Martin. The book describes a study that followed 1,500 children for eight decades, collecting exhaustive details about their personal histories, health, activities, beliefs, attitudes, and families. The children who were prudent and dependable lived the longest, Friedman says, likely because conscientious types are more inclined to follow doctors' orders, take the right medicines at the right doses, and undergo routine checkups. They're also likelier to report happier marriages and more satisfying work lives than their less conscientious peers.