Segar
Bugar Sepanjang Masa:
Rematik (2)
Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana kita bisa sembuh dari rematik, marilah kita ulang tentang apa yang dikenal masyarakat dengan penyakit rematik.
Dari wikipedia dijelaskan bahwa penyakit rematik adalah penyakit yang mempengaruhi persendian dan jaringan ikat (connective tissue). Berbagai gejala rematik antara lain adalah ‘peradangan sendi’ (arthritis), rasa nyeri, kaku otot dan sendi. Gejala ini sering tidak berhenti pada satu titik atau salah satu bagian tubuh saja, tetapi dapat berkembang menjadi berbagai penyakit lain yang lebih parah.
Penyakit persendian yang paling sering dialami biasanya terutama dibagi menjadi beberapa hal, yaitu : arthritis rematik, osteoarthritis dan gout (asam urat). Selain rasa sakit pada persendian dan otot, rematik juga dapat menyerang tendon, tulang dan susunan syaraf . Selain itu bisa juga terlihat sebagai demam rematik, sciatica, lumbago, spondylitis, punggung bawah sakit, bursitis, neuritis dan myositis.
Arthritis
rematik terutama diderita oleh mereka yang masih muda dan jumlah wanita yang menderita penyakit ini adalah 3 kali lipat dibanding pria. Hal ini dapat terus bertahan hingga usia tua dan bahkan bisa membuat kelumpuhan. Gejala awalnya terlihat tanda kemerahan, pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat. Yang sering terkena adalah pergelangan tangan dan lutut. Nyeri dan kaku juga bisa terjadi pada persendian lain. Bisa-bisa juga timbul benjolan dan menyebabkan cacat tubuh.
Oesteorthiritis biasanya mulai terjadi setelah mereka berusia di atas 40 tahun. Penyakit ini juga sering disebut dengan penyakit degeneratif pada sendi. Penyakit itu tidak berkembang secepat arthritis rematik dan tidak menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. Karena terjadi peradangan di sekitar persendian, tulang rawan pelindungnya terkikis sehingga ujung-ujung tulang saling menggesek, saling mengkikis dan terkadang beradu/menyatu.
Asam Urat (gout) merupakan peradangan sendi yang ditandai dengan nyeri dan terutama terjadi pada tangan dan kaki (biasanya kaki terlihat membesar). Kadar asam urat, racun-racun yang lain dan sisa metabolisme dalam darah berakumulasi di dalam otot dan sekitar syaraf. Biasanya sering terjadi bersama dengan alergi makanan sehingga menyebabkan peradangan dan nyeri menyangat di otot dan syaraf.
Secara umum, biasanya praktisi kesehatan akan memberikan obat anti peradangan dan obat untuk menghilangkan rasa sakit serta fisioterapi untuk mempertahankan kelenturan persendian yang sakit. Tetapi, cara-cara ini tidak dapat memperlambat atau menurunkan perkembangan penyakit itu sendiri. Bila makin parah, sebagai usaha terakhir biasanya dilakukan pembedahan.
Tindakan pertama yang biasanya diberikan oleh praktisi kesehatan adalah obat analgesic (obat penghilang rasa sakit) dan obat anti peradangan. Rasa sakit mungkin akan segera hilang tetapi ada sesuatu yang harus kita bayar kemudian.
Misalnya, obat anti peradangan non-steroid akan mengakibatkan masalah lambung sehingga akhirnya
kita juga terpaksa menelan obat untuk penyakit lambung dan karena itu terbentuklah lingkaran setan yang baru. Dan tidak hanya itu, hati (liver) kita juga bisa terpengaruh. Sakit persendian juga sering terjadi akibat kasus alergi. Walaupun demikian, banyak orang yang tidak mengira bahwa arthritis juga bisa dipicu oleh alergi.
Bagaimana dengan anti peradangan yang steroid? Obat ini akan merangsang terbentuknya hormon sintetik dari kelenjar adrenalin sehingga mungkin bisa mengurangi peradangan. Tetapi selain itu, obat ini juga akan mengurangi massa tulang. Dengan kata lain, selain berusaha untuk mengatasi masalah persendian, obat ini juga menyerang tulang-tulang kita dan membuatnya menjadi lemah.
Pada kasus bursitis (peradangan pada kantong yang berisi cairan) yang kronis, biasanya disarankan untuk mengikuti tindakan lanjutan, yaitu pembedahan untuk menghilangkan kantong serosa (membran halus yang memproduksi cairan serosa yang mengisi rongga-rongga sel) di sekitar persendian yang sakit atau bahkan
menghilangkan persendian itu sendiri dan menggantikannya dengan sendi buatan (prosthesis). Tetapi, jangan terlalu berharap akan keajaiban, kantong serosa dapat tumbuh kembali dan kita dapat kembali merasa sakit. Dan untuk proshtesis, itu hanyalah merupakan pemecahan sementara, yang membuat kita
terpaksa harus kembali berada di atas meja operasi dalam 5 hingga 10 tahun kemudian. Tidak ada jaminan atas keberhasilan atas operasi itu. Bahkan setelah operasi pun, rasa sakit dan kaku masih akan terus berlanjut. Begitu juga dengan pemotongan, pemasangan baut pada tulang, tindakan ini tentu juga akan melukai tubuh kita dan juga memiliki dampak buruk yang serius berikutnya. Jadi, sudah saatnya jangan menunggu hingga hanya tertinggal satu pilihan, yaitu operasi atau pembedahan.
Khusus untuk kasus oesteorhiritis, ‘glucosamine’ merupakan obat yang sedang naik daun dan banyak dipakai. Biasanya glucosamine dibuat dari cangkang udang atau cangkang hewan crustacea yang lain, tetapi ada juga yang terbuat dari bahan jagung yang difermentasi (bukan dari hewan) yang terkenal sebagai vegan glucosamine. Glucosamine ini dipromosikan dapat memperbaiki tulang rawan pelindung sehingga gesekan antar tulang dapat dikurangi dan akhirnya rasa nyeri itu bisa hilang. Tetapi, hal ini masih sangat dalam pertentangan para ahli, yaitu bahwa apakah glucosamine itu benar-benar efektif9,10).
Banyak yang mengatakan bahwa efek samping glucosamine sangat kecil, tetapi hal ini juga banyak mendapat pertentangan. Karena efek positifnya tidak terasa maka mereka cenderung menggunakannya jauh di atas acuan yang direkomendasikan. Padahal penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas dan meningkatkan resiko terjadinya diabetes11). Selain itu, walaupun tidak sering dan ringan, glucosamine juga menyebabkan beberapa penyakit seperti sakit perut, sembelit, diare, sakit kepala dan terjadinya bercak merah pada kulit. Kalau glucosamine itu terbuat dari hewan laut maka sering juga menyebabkan terjadinya kasus alergi pada para penggunanya.
Lagi-lagi, mereka tidak pernah bepikir apa yang menyebabkan semua itu terjadi dan mereka selalu hanya cenderung mempertaruhkan segalanya demi penyerangan pada gejala penyakit itu, bukan pada penyebab
penyakitnya. Sekalipun glucosamine atau obat herbal seperti noni (mengkudu) dipromosikan dapat memperbaiki tulang rawan pelindung, tetapi obat-obat itu toh tak bisa menghentikan atau menyumbat sumber bencananya sehingga begitu obat-obat itu dihentikan, mereka kambuh lagi dan sering menjadi lebih parah daripada sebelumnya. Lalu, apa sesungguhnya sumber segala bencana itu?
Makanan. Makanan merupakan sumber bencananya. Lemak dalam makanan, misalnya. Terlalu sedikit orang yang menyadari bahwa lemak adalah salah satu masalah utama penyebab masalah persendian. Lemak yang berada dalam makanan akan terhimpun di dalam liver. Untuk mencernakan lemak tersebut, liver harus bekerja keras mengeluarkan asam dan asam itu akan menggerogoti tulang dan persendian kita. Ada yang lain?
Ada. Dan ...lebih jauh, ikuti pembahasan-pembahasan berikutnya tentang apa saja yang memicunya, bagaimana bisa sembuh darinya (tanpa obat dan suplemen, tentunya) pada bagian-bagian lanjutan .
Silahkan mengikuti.. dan selamat makin menjadi benar-benar sehat, segar dan bugar tanpa obat dan tanpa suplemen!
Rematik (3)
Arthritis rematik juga merupakan ‘penyakit peradangan sistemik’, yaitu tidak hanya pada satu sendi saja yang menderita tetapi juga pada bagian lain. Jika bagian pinggul menderita, bagian lain juga terkena pengaruhnya. Biasanya dimulai pada sendi-sendi kecil di tangan atau kaki, tetapi akan merambat ke pergelangan tangan atau kaki, siku atau lutut, pinggul dan tulang belakang. Pada awalnya, gejalanya tidak begitu terasa, kadang-kadang nyeri dan sering sekali terasa tidak ada apa-apa. Tetapi akhirnya rasa nyeri itu bisa menjadi permanen dan menyangat. Tidak hanya berupa peradangan, tetapi kemudian bisa mengikis tulang rawan dan akhirnya juga ke tulang serta merusak jaringan pelindung (artricular cartilage). Pada kondisi lanjut, jaringan fibrosa dan tulang saling melekat sehingga persendian tak dapat lagi digerakkan12). Bahkan, penyebaran arthritis rematik juga bisa mencapai selaput paru-paru (pleura), selaput sekitar jantung (pericardium), putih mata (sclera), ginjal, kulit dst.
Bahkan, arthritis rematik juga menurunkan tingkat harapan hidup hingga 5 sampai 10 tahun. Pada sebuah penelitian panjang dan lama (puluhan tahun) di daerah Minnesota oleh Dr. Sherine Gabriel dkk. Dan dipublikasikan oleh Mayo Clinic pada tahun 2005, penderita arthritis rematik memiliki resiko 2 hingga 5 kali lipat terkena penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan13). Bahkan, dalam penelitian lain, Mayo Clinic juga menyebutkan bahwa arthritis rematik ini juga bisa menyebabkan serangan jantung dan kematian mendadak14, 15).
Secara teori, penyebab terjadinya arthritis rematik ini belum diketahui dengan pasti. Tetapi karena terdapat banyak sekali data yang menunjukkan bahwa ‘sistem kekebalan tubuh’ (immune system) sangat berperan pada perkembangan dan makin parahnya penderitaan, arthritis rematik juga sering disebut sebagai penyakit autoimun. Sistem kekebalan tubuh bereaksi melindungi tubuh menghadapi serangan penyakit, kuman, virus dst. Sel darah putih akan melepaskan cairan untuk menangkis atau menangkal apa yang dianggapnya sebagai suatu serangan asing. Tetapi sayangnya terkadang hal ini juga terjadi sekalipun sesungguhnya bahaya nyata tak hadir, dan akhirnya justru membuat bagian itu menjadi sakit.
Mungkin bermula dengan cedera pada jaringan di daerah persendian yang terjadinya akibat regangan (strain) yang terlalu sering atau terlalu kuat ketika berolah raga, atau karena terkilir, atau juga karena otot terjepit, lalu sel-sel darah putih mengirimkan suatu cairan langsung ke bagian yang cedera sebagai usaha untuk menyembuhkannya. Menumpuknya cairan tersebut pada persendian, saraf, darah dan jaringan akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga menyebabkan peradangan, nyeri dan iritasi.
Biasanya respon imunitas bisa terjadi bila ada bakteria, virus atau parasit yang memicunya, tetapi makanan yang tidak cocok untuk tubuh juga akan membuat tubuh melakukan respon imunitas. Masih ingat bagaimana terjadinya penyakit diabetes tipe 1 bukan? (lihat :
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/1b36716d70ac7fc1#)
Reaksi akibat alergi pada makanan juga dapat merangsang terjadinya respon imunitas yang akhirnya menimbulkan peradangan pada persendian. Bahkan anak-anak pun dapat menderita gejala penyakit ini, seperti pembengkakan persendian dan kaku-kaku, kelemahan otot, lambatnya pertumbuhan tulang hingga kelumpuhan.
Sebagai contoh makanan yang merasang terjadinya autoimun itu adalah produk susu hewani. Jika mengkonsumsi produk susu hewani, apakah itu susu, keju, yogurt, permen coklat, ice cream, krimer (walaupun dikatakan nabati), cake atau produk-produk lain yang mengandung bahan dari susu seperti ‘caseine’ dan ‘whey’ maka tubuh akan mendapat resiko lebih besar untuk menderita gejala alergi yang menyebabkan penyakit arthritis16). Terkadang gejala ini bisa terlihat dalam beberapa jam, sehari, atau bahkan beberapa lama setelah akumulasi makanan yang tidak cocok itu terserap dalam peredaran darah kita.
Reaksi akibat alergi pada makanan juga dapat merangsang terjadinya respon imunitas yang akhirnya menimbulkan peradangan pada persendian. Bahkan anak-anak pun dapat menderita gejala penyakit ini, seperti pembengkakan persendian dan kaku-kaku, kelemahan otot, lambatnya pertumbuhan tulang hingga kelumpuhan.
Sebagai contoh makanan yang merasang terjadinya autoimun itu adalah produk susu hewani. Jika mengkonsumsi produk susu hewani, apakah itu susu, keju, yogurt, permen coklat, ice cream, krimer (walaupun dikatakan nabati), cake atau produk-produk lain yang mengandung bahan dari susu seperti ‘caseine’ dan ‘whey’ maka tubuh akan mendapat resiko lebih besar untuk menderita gejala alergi yang menyebabkan penyakit arthritis16). Terkadang gejala ini bisa terlihat dalam beberapa jam, sehari, atau bahkan beberapa lama setelah akumulasi makanan yang tidak cocok itu terserap dalam peredaran darah kita.
Sayangnya
tes alergi makanan yang sering dilakukan, seperti tes pada kulit dan
berbagai macam tes darah, tidak dapat menemukan penyebab gejala ini
karena alergi pada kasus ini tidak berlangsung cepat. Hanya tes darah
‘IgE dan IgG antibodies’ saja yang mungkin dapat mendeteksinya
lebih akurat, dan ini pun masih penuh pertentangan dari para ilmuwan
karena manfaatnya masih kecil dan biayanya terlalu tinggi.
Diperkirakan sekurangnya 350 ribu rupiah untuk satu jenis makanan17).
Lalu, berapa besar yang harus kita keluarkan untuk mengetahui makanan
apa saja yang membuat alergi pada kasus arthritis? Tidak semua
mengalami derita atas kasus alergi yang sama, banyak faktor yang
membuat dan memicu semua itu muncul. Para ilmuwan pun sampai sekarang
belum bisa menjelaskan dengan baik mengapa dan bagaimana tubuh
membuat autoimun atau auto-antibodi dan mengapa auto-antibodi ini
dapat menyebabkan penyakit. Yang jelas, daripada menunggu hasil
penelitian yang tak kunjung selesai, daripada menunggu waktu lama
atas hasil tes alergi yang belum tentu benar dan cocok, mengapa kita
tidak menghindari mengkonsumsi susu dan produk yang terbuat dari
bahan susu? Kalau alergi tidak terlihat, bukan berarti kita
cocok pada makanan itu, siapa tahu bakal terjadi kemudian. Kalau
terlihat tidak cocok pada sejumlah orang, bisa juga kita simpulkan
bahwa hal itu mestinya juga tak cocok untuk untuk kita. Kalau toh
kita tidak menunjukkan gejala yang langsung ada, tetapi kita
mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya pada kemudian
hari.
Jadi, gampangnya, untuk menghindarinya, jangan mengkonsumsi susu dan produk yang terbuat dari bahan susu hewani serta juga ‘casein’ dan ‘whey’. Lalu, apa lagi? Apakah hanya itu? Bagaimana dengan vaksinasi ?
Jadi, gampangnya, untuk menghindarinya, jangan mengkonsumsi susu dan produk yang terbuat dari bahan susu hewani serta juga ‘casein’ dan ‘whey’. Lalu, apa lagi? Apakah hanya itu? Bagaimana dengan vaksinasi ?
Rematik (4)
Masih ingat bahwa lemak merupakan salah satu penyebab utama timbulnya rematik?
(lihat bagian 2: http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/333fed42cde19840#)? Hubungan antara lemak yang kita konsumsi dan terjadinya arthritis (penyakit
persendian) ternyata lebih parah daripada yang kita pikirkan. Oleh karena itu, penting bagi penderita penyakit persendian untuk lebih memperhatikan penyebabnya ketimbang hanya jengkel dan berusaha menghilangkan gejala yang nampak.
Ketika lemak jenuh dikonsumsi dan berakumulasi dalam tubuh, tubuh berusaha payah untuk memproses lemak tersebut dengan berbagai cara. Sebagai usaha tersebut, sejumlah larutan dikeluarkan untuk memprosesnya, tetapi beberapa larutan itu juga menjadi pemicu kerusakan pada berbagai bagian vital tubuh termasuk persendian. Hal inilah yang disebut dengan autoimun atau auto-antibodi. Jadi, tidak hanya menyingkirkan lemak tetapi mereka juga justru menciptakan respon pro-peradangan yang memperburuk penderitaan. Kita akan melihat begitu banyak sel-sel darah putih tepat pada lokasi peradangan arthritis rematik.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim PenelitanDepartment of Medicine, Wayne State University, Detroit, Michigan18) menunjukkan bahwa para pasien yang melakukan pola makan ketat tanpa lemak menjadi terbebas dari arthritis dan penderitaan kembali terulang ketika mereka mengkonsumsi lemak lagi. Mereka terbebaskan dari penderitaan hanya dalam beberapa hari melakukan diet ketat tanpa lemak. Sejak itu, dalam 14 bulan mereka terbebaskan dari penderitaan, tetapi begitu mereka diminta untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak, penderitaan langsung berulang kembali hanya dalam 24 hingga 48 jam kemudian.
Semua lemak berlebihan akan mengganggusistem tubuh dan mengakibatkan berbagai kejadian autoimun seperti diabetes (lihat diskusi sebelumnya19)) dan arthritis. Lemak itu bisa timbul dari semua produk hewani termasuk susu serta juga dari lemak-lemak yang lain seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa dan juga bahkan minyak zaitun serta juga yang konon, yang katanya, mengandung omega-6 seperti minyak jagung, minyak atsiri (safflower) dan minyak bunga matahari.
Sangat membatasi asupan lemak dari apapun tentu akan membantu mencegah terjadinya arthritis dan membantu tubuh memulihkan sendiri dari penderitaan. Salah gerak seperti terkilir atau syaraf terjepit atau ‘karena terlalu keras berolah raga’ serta mungkin ‘karena kelainan struktur tubuh’ akan kembali pulih setelah kondisi itu dikembalikan. Namun, asupan lemak akan memperburuk keadaan sehingga pemulihan tidak terjadi.
Tidak hanya itu, tidak hanya lemak dari makanan yang memperburuk keadaan. Sel-sel lemak dalam tubuh juga mengakibatkan hal yang sama. Sel-sel lemak itu memproduksi zat yang menyulitkan tubuh menghentikan peradangan yang disebut dengan “leptin”.
Orang-orang yang kelebihan lemak atau kegemukan akan memproduksi leptin lebih banyak dan beredar ke seluruh tubuh sehingga penderitaan tidak hanya pada salah satu sendi, misalnya lutut, tetapi juga bisa mencapai siku, bahu dan tiap persendian yang ada dalam tubuh.
Padahal leptin hanyalah merupakan salah satu stimulan peradangan yang kewalahan menghalangi peradangan sehingga biasanya sebagian besar penderita akan berlanjut tak pernah berhenti dengan penderitaan autoimun yang kronis pada bagian lain dan juga meningkatkan resiko terjadinya Alzheimer’s dan kanker.
Solusinya sederhana: hindari kelebihan lemak tubuh atau jaga jangan sampai gemuk dan hindari makanan berlemak. Perbanyak makan buah manis tak berlemak segar, lengkapi dengan sayur organik berwarna hijau segar, hindari berbagai jenis tepung, sesedikit mungkin makanan yang sudah dimasak, sedikit sekali saja mengkonsumsi biji dan makanan kering, hindari gorengan.... dan tentu juga rajin berolahraga yang baik, bersyukur kepada Tuhan.., tentu akan membuat kita terus sehat dan bugar serta bebas dari arthritis.
Lagi-lagi, apakah hanya lemak? Bagaimana dengan asam urat atau gout? Apakah juga karena lemak? Ikuti
pembahasan-pembahasan berikutnya..dan selamat makin sehat dan segar bugar!
Rematik (5)
Baik karena terkilir atau terlalu keras berolah raga, cedera persendian seharusnya dapat segera pulih. Derita dapat berlanjut ketika penyakit arthritis muncul. Persendian tidak bisa sembuh sempurna tetapi tetap kaku dan makin nyeri sehingga bisa-bisa makin melemah dan bahkan lumpuh.
Kegagalan penyembuhan persendian itu terjadi karena adanya racun akibat perkembangan arthritis. Serangan antibodi yang menyebabkan autoimun menyebabkan arthritis terus meluas. Pola makanan yang tidak benar seperti makanan berlemak dan makanan yang diproses menyebabkan serangan itu makin menghebat.
Arthritis dapat terus berkembang dari tahun ke tahun serta dapat mengakibatkan banyak penyakit kronis yang lain. Gejala penyakit itu sendiri menyangat pada waktu hawa dingin atau mandi malam
dengan air dingin, tetapi sesungguhnya ‘dingin’ bukanlah penyebab terjadinya arthritis.
Pada bagian sebelumya(http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/5611fb5caa137b9d#), kita sudah mengenal bahwa lemak dan kegemukan merupakan beberapa penyebab utamanya. Mereka yang mengkonsumsi produk hewani memiliki sedikitnya resiko 2 kali lipat menderita peradangan karena arthritis dibanding orang yang tidak mengkonsumsi produk hewani. Mereka yang mengkonsumi tinggi protein memiliki sedikitnya resiko 3 kali lipat. Pengamatan ini dilakukan pada 23.630 orang di Norfolk, England20).
Selain itu, lemak juga sumber racun berikutnya. Semua racun yang kita konsumsi lebih terakumulasi ke dalam lemak ketimbang tetap berada di dalam peredaran darah. Karena itu, bila kita gemuk maka tubuh akan mempunyai gudang timbunan racun yang lebih besar dan racun yang kita makan tidak semuanya tersekresi keluar. Lemak dapat mengandung racun 14 kali lipat daripada darah. Dan..., secara perlahan lemak juga akan mengeluarkan racun-racun itu kembali ke dalam peredaran darah termasuk ke persendian. Karena hal ini pulalah makan orang yang gemuk atau yang kelebihan lemak mudah sekali menderita arthritis dan gampang sakit serta mudah menderita berbagai penyakit autoimun yang lain.
Selain karena lemak dan kegemukan, arthritis dan gout (penyakit asam urat) juga disebabkan oleh racun
asam urat (uric acid). Racun asam urat ini terutama dari makanan yang berasal dari produk hewani. Daging sapi misalnya, dia mengandung sekitar 1,1 gram asam urat per kilonya21).
Dalam pencernaannya, hewan karnivora mengeluarkan asam hidroklorik 12 kali lipat dibandingkan manusia.
Selain itu, hewan karnivora mengeluarkan enzim yang disebut “uncase” atau “urate oxidation” yang berguna untuk mengeliminasi asam urat tersisa. Tetapi manusia dan orang utan (apes) tidak mengeluarkannya sehingga tidak heran bila hewan karnivora memiliki kemampuan mengeliminasi asam urat sebesar 10 kali lipat dibanding manusia22,23). Oleh karena itu, jika kita mengkonsumsi produk hewani kita sebenarnya mengkonsumsi begitu banyak sekali racun dan asam urat yang tubuh kita tidak mampu menguraikannya dengan baik. Semua itu akan tersimpan dan berakumulasi dalam berbagai jaringan tubuh termasuk persendian dan bagian tubuh yang lain.
Jadi, dari pembahasan yang sudah kita lakukan, selain kegemukan, makanan berlemak, makanan yang diproses, produk hewani juga harus kita hindari sekalipun produk itu diperkenalkan sebagai produk non lemak seperti ‘susu tanpa lemak’, ‘daging tanpa lemak’, “krimer nabati” yaitu agar kita terbebas dari arthritis dan gout dan kalau sudah terlanjur sakit, kita tidak akan menambah derita pada tubuh kita sendiri dengan makanan-makanan yang tidak sesuai dengan tubuh kita.
Kita tidak ingin menderita arthritis dan gout bukan? Masih ada penyebab lain lagi kah, selain ‘lemak, kegemukan, makanan diproses dan produk hewani’? Bagaimana kalau sudah menderita penyakit itu? Ikuti pembahasan berikutnya pada bagian lanjutan..
Rematik (6)
Pada pembahasan-pembahasan sebelum ini, kita dapatkan bahwa susu hewani dan lemak dapat merangsang terjadinya respon imunitas yang akhirnya menimbulkan peradangan persendian. Tidak hanya itu, mulai banyak orang tahu tentang keburukan susu hewani bagi tubuh manusia, mulai dari mempertinggi resiko terjadinya arthritis, oestoporosis, diabetes, obesitas, jerawat hingga kanker sehingga merreka sadar dan lalu meninggalkan segala macam produk susu hewani. Sayangnya, akibat terobsesi oleh iklan para produsen hewani dan terutama produsen susu, banyak orang dan juga termasuk ahli nutrisi yang mengira bahwa tubuh memerlukan protein begitu besar. Bahkan American Diet Association pun mengatakan bahwa kebutuhan protein tubuh adalah sedikitnya 1,2 gram per kilogram berat badan (kalau berat badan mereka 60 kg, berarti mereka memerlukan 70,8 gram protein sehari). Akibat pengetahuan ini banyak mereka yang meninggalkan susu hewani lalu kebingungan mencari pengganti dan mereka menemukan susu kedelai dan produk kedelai. Kalau dulu mereka menggunakan produk kedelai sebagai lauk atau pelengkap makanan, sekarang mereka menggunakannya sebagai kebutuhan vital. Tak sedikit dari mereka yang lalu minum susu kedelai tiap hari disamping selalu menyertakan produk kedelai dalam jumlah banyak tiap kali mereka makan. Apalagi ketika mereka menemukan berbagai resep makanan baru sebagai pengganti susu, mereka seakan menemukan sebuah perjalanan baru yang sangat menantang dan begitu luas. Mereka menemukan berbagai macam makanan yang tak pernah mereka temui sebelumnya.
Namun, setelah beberapa lama, kesehatan mereka justru tidak membaik. Banyak dari mereka yang justru menderita berbagai gejala arthritis awal seperti pegal-pegal, kram, kaku-kaku, bahu agak sulit digerakkan hingga yang lebih kronis, yaitu menjadi arthritis, kelumpuhan, penyakit jantung dan juga kanker.
Sekalipun susu kedelai tetap jauh-jauh lebih baik daripada susu hewani, yaitu karena tidak ditambah dengan bonus ‘pestisida tinggi, hormon pertumbuhan, antibiotika dan memberikan dampak lingkungan yang begitu sangat buruk’, namun tubuh terpaksa harus bekerja keras menguraikan protein tersebut agar bisa menyerap hasil uraian yang berguna dan membuang hasil uraian iyang tak berguna dengan mudah. Tetapi hasil uraian yang tak berguna tidak semuanya bisa dieliminasi. Sisa-sisa hasil penguraian itu lalu memicu autoimun tubuh dan juga menghasilkan senyawa-senyawa beracun seperti hidrogen sulfida, amonia dan asam urat pada proses pembusukannya.
Biji dan Tepung
Tidak hanya kedelai, tetapi kacang tanah dan semua biji-biji yang lain serta semua tepung juga mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Semua tepung, termasuk nasi, mi, pasta dan roti tidak tercerna secara efisien. Secara biologis, tubuh tidak bisa mencerna asupan tepung dalam jumlah banyak. Kelenjar ludah (saliva) akan mengeluarkan enzim ptialin untuk mencernakan tepung. Tetapi begitu tepung itu bercampur dengan protein seperti pada nasi, roti, cereal, peanut butter dan susu, kelenjar ludah tidak mengeluarkan enzim tersebut dan terjadilah fermentasi pada perjalanan proses pencernaan tersebut. Begitu juga jika tepung itu sangat banyak dan orang cepat menelannya.
Selain itu, tepung (nasi, roti, mi, pasta dst) memiliki indeks glikemik yang tinggi, bersifat asam dan mengurangi penyerapan vitamin D.
Gula
Tidak hanya protein yang bertindak seperti itu, tetapi juga kombinasi gula dan tepung. Tak ada gula yang dicernakan di mulut dan di lambung. Gula itu bertahan lama di dalam lambung sehingga terjadi fermentasi di sana.
Semua gula olahan termasuk gula putih, gula merah, madu, molasses, sirup sebaiknya juga kita hindari dari pola makan kita. Mereka berkontribusi atas terjadinya osteoarthritis, yaitu begitu tulang mengalami degenerasi karenanya. Banyak racun yang dihasilkan sebagai efek samping dari proses pembuatannya. Rasa manis itu justru banyak membuat kepahitan pada kesehatan tubuh kita.
Racun yang dihasilkan dari fermentasi tepung dan gula serta pembusukan protein masuk ke dalam peredaran darah. Beberapa bagian dari racun itu dikeluarkan tubuh melalui kencing dan berbagai tempat sekresi yang lain, tetapi tidak sedikit yang disimpan dalam jaringan tubuh seperti jaringan pada persendian dan otot. Pada kondisi ini, penyakit arthritis mulai berkembang.
Jadi, biarkanlah burung-burung itu menikmati limpahan biji yang bertebaran di alam. Ambil sesedikit mungkin sekedar untuk variasi makanan. Dapatkanlah kalori dari buah manis tak berlemak. Peroleh vitamin dan mineral dari sayuran hijau segar. Puaskan rasa dengan sedikit biji atau buah kering sebagai sekedar perasa (bumbu, dan sama sekali jangan sampai sebagai lauk atau bahkan makanan utama) ...... dan marilah kita benar-benar terbebas dari rematik.
Masih adakah yang menjadi kontributor terjadinya rematik, selain kegemukan, lemak, gorengan, masakan berlemak, minyak, ‘susu hewani dan produk hewani’, gula olahan termasuk madu, banyak kedelai (tempe, tahu, produk dari kedelai yang lain, susu kedelai dst) atau tepung (nasi, mi, roti, gluten, atau produk yang terbuat dari biji yang lain)?24) Lalu, apa yang harus kita makan? Ikuti pembahasan tentang rematik pada bagian selanjutnya...
Rematik (7)
Pada bagian
sebelumnya, kita mencatat bahwa tepung atau bahan-bahan yang terbuat
dari biji-bijian (grains), baik berupa nasi, roti, pasta, mi, bihun
merupakan salah satu pencetus rematik. Tapi bukankah sudah kurang
lebih 30 ribu tahun yang lalu, sejak jaman Neolithic, manusia
terbiasa mengkonsumsi ‘grains’ dan mengembangkan pertanian secara
ekstensif?
Ini benar, namun juga menyebabkan orang lalu banyak mengurangi porsi buah dan sayuran yang harusnya mereka konsumsi dan sejak itu pula usia manusia hanya sekitar 100 tahun saja. Anatomis dan fisiologis tubuh manusia harus beradaptasi dengan pola makan tinggi tepung. Perjuangan itu untuk melakukan adaptasi itu sendiri melelahkan disamping justru menyebabkan manusia itu cenderung lebih sulit mendapatkan energi, vitamin dan mineral yang sesungguhnya27). Selain itu, ‘grains’ mentah sama sekali tidak membangkitkan selera manusia. Sebagian besar grains memiliki rasa yang tidak enak dan sedikit pahit bahkan ketika mereka sedang atau mulai tumbuh (sprouted). Sebagian besar burung pun, yang merupakan pemakan grain secara alami, tidak menyuapi anak-anaknya dengan grains karena sesungguhnya grains tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi dan protein24).
Tapi, bagaimana tepung atau bahan yang terbuat dari grains juga bisa menyebabkan arthritis?
1. Glikasi
Glikasi sering dikatakan sebagai salah satu proses peracunan atau penggerogotan kesehatan. Glikasi merupakan sebuah proses penggumpalan protein atau lemak atau keduanya dengan ‘glucose’. Penggumpalan ini akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga membuat mereka menjadi kaku, tidak lentur dan pengkerutan sehingga menjadikan banyak masalah kesehatan yang lain seperti penuan, masalah kulit, mata serta juga masalah pada jantung dan ginjal28).
Tepung atau bahan yang terbuat dari grains menyebabkan terjadinya glikasi. Apakah tepung itu berupa “whole wheat’ atau nasi beras merah dst, tetap saja akan membentuk glikasi. Padahal sel-sel tulang
rawan (cartilage) sangat rentan terhadap glikasi. Sekalipun sesungguhnya tulang rawan mereka yang berusia 18 tahun dan 60 tahun adalah sama, tetapi karena berbagai hal tulang rawan itu bisa menjadi rusak. Glikasi sering sekali disebut sebagai biang kerok kerusakan protein di dalam tulang rawan sehingga membuat tulang rawan menjadi kaku, tidak elastis, kehilangan fungsi sebagai pelumas dan rapuh29,30). Kerusakan ini memungkinkan terjadinya kehancuran tulang rawan, peradangan dan akhirnya menjadi rematik.
2. Membuat Suasana Lebih Asam
Derajat keasaman (pH) manusia semestinya di atas 7 sampai 9, atau dikatakan sedikit basa. Angka yang makin besar menunjukkan makin basa dan angka makin kecil menunjukkan makin asam. Peradaban manusia yang cenderung makan tepung atau bahan yang terbuat dari grains dalam jumlah banyak (90% terdiri atas tepung) membuat tubuhnya menjadi cenderung asam dengan pH berkisar antara 5 – 7. Derajat keasaman ini membuat tubuh berjuang untuk menetralkannya dengan mengambil kalsium dari tulang sehingga membuat kelemahan, arthritis dan keretakan tulang.
3. Lemak Perut
Tepung merupakan pemicu terjadinya lemak perut. Padahal lemak perut sangat sulit dihilangkan dan merupakan lemak yang paling berbahaya karena terletak di sekitar organ-organ tubuh vital. Lemak ini dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke hingga kematian31). Lemak perut ini tidak hanya melepaskan mediator peradangan seperti “tumor necrosis factor”, tetapi juga membuat peradangan pada dirinya sendiri. Peradangan pada lemak perut ini juga akan memicu terjadinya peradangan pada persendian. Oleh karena itu, seperti pernah disebutkan pada pembahasan sebelumnya:
//groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/08381d2aef542f28#
orang yang kelebihan berat badan dan banyak makan tepung akan cenderung menderita rematik.
Masih ingat bahwa konsumsi grains juga mengurangi penyerapan vitamin D (lihat bagian sebelumnya)? Tidak hanya itu, sekalipun banyak orang mengatakan bahwa grains itu penuh dengan serat tetapi serat pada granis tidak mudah larut dalam air. Serat itu juga tidak mudah menyerap air dan tidak mudah bergerak atau beredar dalam peredaran tubuh. Permukaannya yang kasar, keras serta juga lengket akan mengikis dinding-dinding yang dilaluinya dalam proses pencernaan serta jugamenghambat proses pencernaan itu sendiri.
Bagaimana dengan bahan-bahan nabati? Apakah lebih baik daripada gluten? Hehehehe...., sama saja, bahkan yang diproduksi oleh pabrik akan jauh lebih buruk, apalagi yang impor. Selain menyebabkan hal-hal seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, produk-produk olahan itu juga sarat dengan hal-hal yang buruk yang lain seperti MSG, HP (Hydrolized Protein) dan pengawet.
orang yang kelebihan berat badan dan banyak makan tepung akan cenderung menderita rematik.
Masih ingat bahwa konsumsi grains juga mengurangi penyerapan vitamin D (lihat bagian sebelumnya)? Tidak hanya itu, sekalipun banyak orang mengatakan bahwa grains itu penuh dengan serat tetapi serat pada granis tidak mudah larut dalam air. Serat itu juga tidak mudah menyerap air dan tidak mudah bergerak atau beredar dalam peredaran tubuh. Permukaannya yang kasar, keras serta juga lengket akan mengikis dinding-dinding yang dilaluinya dalam proses pencernaan serta jugamenghambat proses pencernaan itu sendiri.
Bagaimana dengan bahan-bahan nabati? Apakah lebih baik daripada gluten? Hehehehe...., sama saja, bahkan yang diproduksi oleh pabrik akan jauh lebih buruk, apalagi yang impor. Selain menyebabkan hal-hal seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, produk-produk olahan itu juga sarat dengan hal-hal yang buruk yang lain seperti MSG, HP (Hydrolized Protein) dan pengawet.
Untuk mengikuti apa penyebab rematik yang lain [selain kegemukan, lemak perut, lemak, produk hewani, gula olahan termasuk madu, agave, fructose, aspartam dst), kedelai (tempe, tahu, produk dari kedelai dan terutama susu kedelai) dan tepung (bahan yang terbentuk dari grains)] atau gejala-gejala ringan seperti pegal-pegal, kram di tangan, kaki, pergelangan dan bahu, atau bagian tubuh sulit digerakkan, silahkan ikuti pembahasan-pembahasan berikutnya pada bagian selanjutnya...
Rematik (8)
Apakah Anda mudah kesemutan? Atau, leher sering kaku sulit digerakkan dan orang sering mengatakannya sebagai ‘salah bantal’? Kram? Bahu kaku sulit digerakkan? Nyeri akibat terlalu keras berolahraga? Nyeri persendian? Pening menyengat karena otot atau syaraf kejepit? Nyeri di dada? Atau varises? Tungkai sakit untuk berjalan? Bangun pagi sulit bergerak? Jari-jari kaku atau bahkan juga nyeri? Sakit ketika berjabat tangan? Ngilu di hawa dingin atau jika sehabis mandi dengan air dingin?
Walaupun gejala-gejala yang baru saja disebutkan itu terasa ringan dan mungkin cepat hilang dengan menggosok bagian yang sakit dengan minyak angin atau balsam penghangat atau minum jahe hanget tanpa gula, tetapi sebaiknya kita mulai memperhatikan penyebabnya. Jika dari pertanyaan pada alinea pertama di atas, ada sekurangnya satu saja yang Anda jawab “ya”, berarti sesungguhnya kita sudah mulai menderita rematik, apakah pada kondisi yang sangat awal atau bahkan sudah menyebar. Jangan sampai rematik ini menyebar hingga membuat serangan jantung, paru-paru, tekanan darah, syaraf, kulit, lumpuh, lupus serta juga memicu diabetes dan juga kanker.
Kali ini, setelah pada diskusi sebelum ini, kita membicarakan kegemukan, lemak perut, lemak pada makanan, gula olahan [termasuk gula putih, gula merah, madu, agave, stevia, molasses, sirup dst, dan gula
semacam itu hampir terdapat pada semua makanan mulai dari masakan, kue, ice cream, minum penambah energi, minuman diabetes, soft drink, teh dalam kemasan (botol atau kotak), jus-jus kemasan dst ], biji, tepung (makanan yang terbuat dari grains seperti nasi, roti, kue, pia, mi, spaghetti, pizzaa, donut dst), produk hewani (daging, ikan, susu dan telur serta produk yang terbuat darinya) sebagai pemicu terjadinya rematik, mari kita perhatikan beberapa hal lain yang juga memicu terjadinya rematik :
a. Omega 6 (asam lemak)
Sebagian besar lemak omega 6 yang terdapat pada margarine, minyak jagung, minyak safflower (minyak atsiri), minyak biji matahari, minyak biji anggur, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, biji matahari, minyak wijen dan berbagai jenis kacang (kacang tanah, pecan,pistachio, almond, walnut dst.) menyebabkan peradangan makin hebat. Produk-produk yang mengandung bahan-bahan tersebut atau produk hewani juga mengandung banyak sekali omega-6, misalnya : burger, salad dengan mayonaise (yang vegan maupun tidak), steak, sosis, kentang goreng, baso, tempe, tahu, susu kedelai, potato chips dst.32)
b. Kekurangan Sinar Matahari
Para ilmuwan
di Universitas Verona menemukan bahwa para penderita arthritis
biasanya adalah mereka yang juga kekurangan paparan sinar
matahari33).
c. Alkohol
Alkohol, terutama bir, sangat meningkatkan kadar asam urat. Beberapa orang akan menderita kaku-kaku dan pegal begitu bangun pagi jika malamnya mereka mengkonsumsi alkohol atau bir.
d. Teh,
Coklat dan Kopi
Kita mengira bahwa caffeine hanya terdapat pada kopi, tetapi sesungguhnya teh (oolong, teh hitam, teh hijau dst) juga mengandung caffein bahkan terkadang mengandung kafein caffeine lebih banyak daripada kopi. Minum sport yang sekarang sedang banyak dijual mengandung lebih dari 80 mg caffeine per botol sedangkan soft drink mengandung sekitar 50 mg per botol. Coklat juga mengandung caffeine.
Padahal, berdasar pengamatan dari European Society of Cardiologi Congres, segelas kopi di pagi hari sudah cukup untuk membuat pembuluh arteri seseorang mengeras beberapa jam kemudian. Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Finladia, 4 cangkir kopi atau lebih meningkatkan resiko seseorang menderita arthritis rematik menjadi 2 kali lipat. Merokok, kolesterol tinggi dan kegemukan juga sangat berpengaruh terhadap rematik. Autoimun yang dikeluarkan oleh tubuh atas reaksi kopi itu merusak jaringan-jaringan tubuh termasuk persendian34).
e. Makanan Olahan
Makanan buatan pabrik mengandung minyak trans, garam dan gula yang mendukung terjadinya peradangan. Makanan itu misalnya : sosis, ham, soda, chips, buah kalengan dst.
f. Vaksin35)
Pada tahun 2007, lebih dari 300 ribu anak-anak di Amerika Serikat menderita arthritis yang parah. Hasil penelitian di Australia menunjukkan bahwa sekarang arthritis pada anak-anak menjadi 4 hingga 6 kali lipat lebih besar daripada sebelumnya. Sebuah jurnal tentang Arthritis & Rematik pada tahun 2005 melaporkan bahwa 11 anak-anak menderita arthritis yang parah setelah menerima vaksin rubella.
Gejala arthritis akibat vaksin rubella lebih sering terjadi pada wanita dewasa dan anak-anak. Persendian mereka terasa sangat nyeri, lengan dan bagian tangan yang lain pegal. Penderitaan ini menyangat pada malam hari. Pagi harinya, persendian lutut mereka juga kaku dan sakit.
Seperti juga pada lemak dan yang lain, terjadinya autoimun akibat timbulnya antibodi juga dicurigai sebagai serangan terhadap persendian.
Dr. Feldman mengatakan bahwa pernyataan “80% anak-anak yang menderita arthritis karena vaksin akan segera sembuh” adalah tidak benar. Sebagian besar penderita arthritis itu tetap menderita hingga mereka dewasa. Bahkan ada yang tidak pernah sembuh sejak divaksinasi. Mereka lalu menjadi pelanggan yang baik
bagi industri farmasi setelah itu.
Tidak hanya itu, masih ada beberapa faktor lagi yang menyebabkan terjadinya rematik. Kita akan bicarakan pada diskusi-diskusi yang akan datang, termasuk apa lalu yang bisa kita makan dan apa yang akan kita perbuat bila kita sudah menderita arthritis baik yang baru mulai atau sudah lanjut.
Rematik (9)
Amat sering
orang menganggap bahwa kelainan tubuh atau ketidakmampuan tubuh
berfungsi dengan baik hanyalah sekedar gejala penuaan, tetapi
sesungguhnya semua ini terjadi antara lain adalah akibat adanya
rematik. Ketika seseorang meninggal mendadak, biasanya dengan mudah
orang mengatakan bahwa dia terkena serangan jantung atau tekanan
darah tinggi. Padahal, lagi-lagi, serangan jantung dan/atau tekanan
darah tinggi itu bisa juga terjadi karena penyebaran rematik.
Betapa besar pengaruh rematik atas kualitas kesehatan seseorang sehingga pengetahuan tentang rematik menjadi suatu bagian yang sangat penting jika kita ingin menjadi selalu sehat dan bugar hingga ajal menjemput kita.
Mungkin tidak pernah kita duga bahwa apa yang biasa kita lakukan adalah pemicu terjadinya rematik, termasuk langkah pengobatan dan langkah mendapatkan kesehatan melalui produk farmasi atau produk herbal. Bukan berarti kita lalu harus menghindari semua produk obat dan vitamin secara total, tetapi perlulah diketahui bahwa produk tersebut juga mengandung bahaya dan gunakanlah hanya bila keadaan sudah benar benar terpaksa serta harus dilakukan dalam pengawasan mereka yang benar-benar mengerti dan ahli. Vaksin, misalnya, kita sudah membicarakan bahayanya pada bagian yang lalu bukan?
Bahkan karena semua obat adalah racun yang digunakan untuk melawan racun maka tidak tertutup kemungkinan terjadilah autoimun atau autoantibodi seperti pada kasus vaksin di dalam tubuh dan terjadilah radang persendian atau mulailah rematik beserta dalam hidup kita.
Antibiotika pun juga bisa menjadi pemicu terjadinya rematik. Sekalipun antibiotika sering digunakan untuk melawan bakteri atau kuman yang timbul akibat efek peradangan pada arthritis, tetapi antibiotika itu sendiri dapat merangsang terjadinya arthritis yang lebih parah akibat terjadinya autoimun.
Peradangan “yang terjadi pada saluran usus atau yang beredar di seluruh tubuh (akibat ‘larutan peradang’ yang timbul akibat pola makan yang tidak benar atau justru karena obat anti peradangan sendiri)” dapat memicu terlepasnya enzim aggrecanase yang menggerogoti tulang rawan pada persendian sehingga kemudian menimbulkan arthritis.
Pada bagian 8, kita sudah membicarakan tentang pengaruh alkohol dan bir pada rematik. Alkohol merusak semua jaringan tubuh, bahkan jaringan terluar kita pun (misalnya: kulit) juga akan bereaksi buruk terhadap alkohol. Keberadaan alkohol di dalam tubuh akan membuat semua organ dan jaringan tubuh lemah dan teracuni. Kemampuan tubuh untuk melakukan pemulihan dan membersihkan sisa-sisa metabolisme menjadi sangat menurun.
Begitu juga dengan rokok. Sekitar 1 hingga 5% asap rokok mengandung gas karbon monoksida (CO). Gas CO ini tidak berwarna tetapi sangat beracun dan dalam kadar yang tinggi akan mematikan. Di dalam darah, CO akan bersatu dengan hemoglobin membentuk COHb. Para perokok berat memiliki kadar COHb yang tinggi
di dalam darahnya, yaitu dari 5 hingga 15%. Selain itu, juga ada nicotine. Nicotine merupakan racun mematikan lain yang ada dalam tembakau. Semua zat-zat beracun tadi dan juga berbagai zat beracun lain yang ada pada rokok akan tersimpan pada persendian sehingga tak heranlah maka banyak perokok yang menderita artritis.
Sekalipun
rematik biasanya terjadi pada para atlit, tetapi kurang olah raga
juga menyebabkan rematik. Jika kita tidak aktif, kurang bergerak,
sirkulasi darah akan menjadi lamban. Semua ini akan menghambat
pembaruan jaringan dan inilah yang menjadi dasar terbentuknya
berbagai penyakit (sebuah krisis penyembuhan).
Pesimistik dan stres juga menyebabkan rematik. Seperti orang kurang olah raga, pesimistik juga menyebabkan orang tidak bersemangat hidup dan sirkulasi menjadi sangat lamban. Biasanya pesimistik juga mudah membuat orang lalu menjadi stres.
Sebagai respon terhadap stres, kelenjar adrenal tubuh akan memproduksi hormon cortisol. Hormon kortisol juga dikeluarkan tubuh untuk melawan peradangan. Jika ada peradangan akibat pola makan yang tidak benar dan/atau akibat efek penggunaan obat (misalnya : aspirin, ibuprofen dan juga antibiotika), kelenjar adrenal akan memproduksi cortisol. Kadar cortisol yang tinggi dalam tubuh akan menekan fungsi pemulihan karena tubuh akan menghabiskan banyak energi untuk perlawanan ketimbang mengurangi peradangan. Cortisol akan meningkatkan aktifitas syaraf dan menegangkan otot. Oleh karena itu maka tak jarang orang yang stres lalu menderita sakit kepala akibat saraf dan kelainan kesetimbangan otot.
Kortisol
juga merintangi aktifitas tubuh untuk memperbaiki jaringan tubuh
sehingga sulit untuk bisa cepat sembuh dari luka atau sembuh dari
otot punggung dan leher kaku. Bahkan, kadar kortisol yang tinggi juga
memicu kerusakan ligament pada persendian sehingga akhirnya kita
menderita rematik.
Masih banyak lagi penyebab terjadinya rematik, yaitu semua hal yang beracun, termasuk polusi. Hal-hal yang beracun itu akan merangsang tubuh melakukan autoimun dan akhirnya mengakibatkan rematik. Menghindari polusi, menghindari hal-hal penyebab terjadinya rematik seperti sudah dibicarakan pada bagian-bagian yang
lalu merupakan cara terbaik untuk menghindari terjadinya rematik. Tetapi, mungkin dan bisa kah kita melakukannya? Bagaimana caranya? Apa juga yang harus kita lakukan bila sudah mulai menderita rematik ringan seperti kaku-kaku, pegal, kram mudah sakit kepala dst? Apa yang juga harus yang kita perbuat bila rematik sudah kronis, menyangat dan tak tertahankan dan bahkan berkembang menjadi berbagai
penyakit lain yang jauh lebih serius?
Ikuti pembicaran pada bagian-bagian diskusi yang akan datang dan marilah membuat hidup kita benar-benar sehat, segar dan bugar sepanjang masa! Mau kan?
Rematik
(10)
Sebelum membicarakan bagaimana menghindari terjadinya rematik dan bagaimana mengatasinya bila sudah terlanjur menderita rematik awal maupun yang sudah lanjut, marilah kita meringkas apa yang sudah dibicarakan sebelum ini.
Bahaya Rematik
- menurunkan tingkat harapan hidup hingga 5 sampai 10 tahun
- memiliki resiko 2 hingga 5 kali lipat terkena penyakit jantung, diabetes,kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan13)
- bisa menyebabkan serangan jantung dan kematian mendadak14, 15)
- cepat kelihatan tua, tulang rapuh, tidak bisa jalan, tidak bisa berjabat tangan, sulit menggerakkan bagian tubuh serta rentan terhadap berbagai penyakit lain.
Gejala Rematik
Awal : kaku-kaku di persendian, terkadang nyeri di bagian tertentu, mudah kram, sedikit ngilu bila hawa dingin. Lanjut: pembengkakan dan kerusakan persendian, persendian tidak bisa digerakkan, rasa sakit yang menyangat, ngilu menyengat, lumpuh dan berbagai komplikasi penyakit yang lain yang menyertainya, seperti nyeri di dada, serangan jantung, paru-paru, diabetes, putih mata, kerusakan ginjal, lupus dan masih banyak lagi.
Pemicu Terjadinya Rematik
- susu hewanidan produk susu serta bahan-bahan yang terbuat dari susu hewani seperti ‘casein’ dan ‘whey’16), termasuk “krimer nabati” (karena krimer nabati juga mengandung casein dari susu hewani)
- kelebihan lemak, terutama yang berasal dari produk hewani, yaitu daging, susu, telur dan ikan
- kelebihan asupan lemak, bisa berasal dariproduk nabati seperti margarine, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, minyak atsiri (safflower), minyak bunga matahari, apukad, kelapa tua, durian dst.
- Kegemukan
- lemak perut (perut buncit)
- semua produk hewani, termasuk daging tanpa lemak, susu tanpa lemak dst
- makanan olahan
- tepung (termasuk nasi, roti, mi, pasta, spagheti, cereal, ice cream, dan tepung yang digunakan untuk melumuri)
- biji (kacang tanah, walnut, pecan, almond dst) dan “bahan yang terbuat dari biji” (termasuk peanut butter, tahu, tempe, susu kedelai, gluten, dst)
- gula (termasuk termasuk gula putih, gula merah, madu, molasses, sirup, agave dst)
- omega 6 [termasuk margarine, minyak jagung, minyak safflower (minyak atsiri), minyak biji matahari, minyak biji anggur, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, biji matahari, minyak wijen dan berbagai jenis kacang (kacang tanah, pecan,pistachio, almond, walnut dst.) dan juga bahan yang terbuat dari produk hewani (misalnya : burger, salad dengan mayonaise (yang vegan maupun tidak), steak, sosis, kentang goreng, baso, tempe, tahu, susu kedelai, potato chips dst.32)]
- alkohol dan bir
- vaksin
- teh, kopi, cokelat, cola
- antibiotika
- obat anti peradangan
- rokok
- alergi
- kurang olah raga
- kurang sinar matahari
- polusi
- stres dst.
Penyembuhan
Ngeri rasanya melihat begitu banyak pengaruh rematik pada kesehatan tubuh. Tidak hanya sekedar ngilu persendian atau pegal-pegal tetapi juga bisa memicu berbagai penyakit lain yang jauh lebih parah dan juga bisa berakibat fatal. Tapi, melihat begitu banyak penyebab rematik, sejumlah orang lalu juga pesimis untuk bisa terhindar dari penyakit yang satu ini. Pikir mereka, “sudah kodrati bagi manusia untuk mengalami degenerasi yang begitu buruk”. Mereka lalu mengandalkan suplemen dan obat-obatan untuk memperpanjang hidup dengan terseok-seok. Dulu, sebelum teknologi kesehatan sedemikian maju seperti sekarang, banyak orang yang meninggal pada usia 40 tahunan karena serangan jantung akibat penyebaran rematik. Tetapi, sekarang, alat pacu jantung, transplatasi jantung, by-pass, ring dst dapat menopang hidup mereka. Suplemen membuat mereka bisa terus terjaga walaupun beberapa bagian tubuh yang lain tetap sakit. Begitu otak mereka mulai mengendur, berbagai suplemen stimulan merangsang gerakan otot dan memaksa tubuh bekerja makin keras. Mereka, beserta lengkap dengan berbagai penyakit, bisa terus tetap hidup dan bekerja. Kalau jaman dahulu, dengan timbunan penyakit yang sama atau bahkan jauh lebih sedikit, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Tetapi, sekarang, dengan bantuan obat dan stimulan mereka masih bisa hidup bahkan hingga usia di atas 90 tahun. Suatu kemajuan yang luar biasa!
Ngeri rasanya melihat begitu banyak pengaruh rematik pada kesehatan tubuh. Tidak hanya sekedar ngilu persendian atau pegal-pegal tetapi juga bisa memicu berbagai penyakit lain yang jauh lebih parah dan juga bisa berakibat fatal. Tapi, melihat begitu banyak penyebab rematik, sejumlah orang lalu juga pesimis untuk bisa terhindar dari penyakit yang satu ini. Pikir mereka, “sudah kodrati bagi manusia untuk mengalami degenerasi yang begitu buruk”. Mereka lalu mengandalkan suplemen dan obat-obatan untuk memperpanjang hidup dengan terseok-seok. Dulu, sebelum teknologi kesehatan sedemikian maju seperti sekarang, banyak orang yang meninggal pada usia 40 tahunan karena serangan jantung akibat penyebaran rematik. Tetapi, sekarang, alat pacu jantung, transplatasi jantung, by-pass, ring dst dapat menopang hidup mereka. Suplemen membuat mereka bisa terus terjaga walaupun beberapa bagian tubuh yang lain tetap sakit. Begitu otak mereka mulai mengendur, berbagai suplemen stimulan merangsang gerakan otot dan memaksa tubuh bekerja makin keras. Mereka, beserta lengkap dengan berbagai penyakit, bisa terus tetap hidup dan bekerja. Kalau jaman dahulu, dengan timbunan penyakit yang sama atau bahkan jauh lebih sedikit, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Tetapi, sekarang, dengan bantuan obat dan stimulan mereka masih bisa hidup bahkan hingga usia di atas 90 tahun. Suatu kemajuan yang luar biasa!
Sekitar tiga dasawarsa yang lalu, orang akan segera meninggal bila paru-parunya terkena kanker. Tetapi, kini, berkat sistem pengobatan yang canggih, air bisa terus dipompa dari paru-paru dan obat berhasil memperpanjang fungsi paru-paru sehingga juga dengan bantuan oksigen, penderita yang semula harus duduk untuk bisa bernafas, laun kemudian harus berdiri untuk tetap bisa bernafas serta akhirnya
meninggal dalam kondisi berdiri dengan berbagai penopang.
Mereka dan keluarganya menunggu keajaiban dan mujizat dari Tuhan agar mereka bisa sembuh dari penyakitnya.
Padahal, tanpa usah mereka menunggu, Tuhan selalu memberikan keajaiban yang luar biasa pada tubuh kita. Kalau saja kita tidak terus menyiksa tubuh kita sendiri, tubuh memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memulihkan dirinya sendiri. Seperti kejadian pada serangan autoantibodi atau autoimun yang sudah kita bicarakan sebelumnya, para ilmuwan tak akan pernah bisa menjelaskan bagaimana tubuh bisa memulihkan segalanya menjadi begitu sempurna. Kalau tak ada racun dan polusi yang masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan memperlihatkan keperkasaannya. Sesungguhnya, mujizat Tuhan telah berada di dalam tubuh sejak tubuh itu tercipta, kita tak perlu menunggunya. Kita hanya cukup memberi kesempatan bagi tubuh untuk bekerja. Jangan sibukkan tubuh untuk bekerja keras melawan racun, jangan terus mengakumulasikan racun itu ke dalam tubuh.
Tak ada obat atau suplemen yang benar-benar bisa menyembuhkan dan memulihkan. Hanya tubuh sendiri yang bisa melakukan semua itu...., tapi itupun kalau sempat, kalau kita memberikan kesempatan itu untuk tubuh.
Bagi yang masih awal, dengan menghindari hal-hal yang memicu terjadinya rematik, tubuh akan segera pulih kembali dan akan menjadi sehat.
Bagi yang sudah parah bahkan menyebar dan komplikasi, tidak ada pilihan lain, bantuan tenaga medis yang ahli dan benar-benar mengerti atau praktisi kesehatan yang memahami harus dimanfaatkan sebaik mungkin, serta, tentu saja, tetap menghindari pemicu terjadinya rematik itu sendiri. Obat farmasi atau herbal itu sendiri meracuni dan terkadang juga menjadi pemicu terjadinya rematik, tetapi bila sudah dalam kondisi memaksa, tidak ada pilihan lain, yaitu agar usia masih bertambah dan tubuh masih memiliki kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri.
Hanya saja, sekalipun caranya sederhana, tetapi tidak sesederhana itu melakukannya. Bagaimana kita bisa tetap kenyang, bertenaga dan gembira dengan pola hidup tanpa semua pemicu di atas? Apa sebaiknya yang kita lakukan? Apa yang bisa kita makan?
Rematik
(11)
Sekalipun pada bagian yang lalu kita sudah meringkas ‘apa saja yang bisa memicu terjadinya rematik’, ‘ancaman bahaya rematik jika kita membiarkannya saja’ serta juga ‘cara menghindari atau sembuh dari rematik yang sudah parah dan menyebar’, tapi masih terasa begitu sulit untuk bisa terlepas dari rematik,
terutama karena terlihat begitu banyak pantangan yang harus kita patuhi.
Walaupun metoda untuk tetap bugar itu sangat sederhana, yaitu makanlah sesederhana mungkin, namun ‘melakukannya” tidaklah sesederhana metoda itu sendiri. Berikut ini adalah salah satu trik (berupa tahapan-tahapan) untuk menuju pola makan yang ideal yang sederhana itubagi mereka yang masih awal menderita gejala rematik.
Catatan:
sebaiknya
tahapan-tahapan berikut ini tidak diloncati, yaitu supaya kita bisa
terus meningkat dan tidak justru jatuh dalam perjalanan.
Tahap1
Hindari Produk Hewani Sama Sekali
Bagi mereka yang masih mengkonsumsi produk hewani, sebaiknya awali pola makan Anda dengan “menghindari semua produk hewani (daging, susu, telur dan ikan)” sama sekali terlebih dahulu, karena produk hewani adalah pemicu rematik paling parah dan perusak kesehatan tubuh dan lingkungan paling tinggi.
Jangan risau dengan rasa pening atau rasa lemas ketika memulai pola makan ini, karena sebenarnya itu hanya menunjukkan bahwa kita kurang cukup makan saja akibat nafsu makan kita kurang terbangkitkan. Begitu banyak variasi makanan nabati yang ada pada saat ini. Bahkan, begitu kita mencari di internet, di buku-buku, atau pergi ke rumah makan vegan, kita akan melihat dunia baru yang begitu luas dan silahkan berkuliner dan berpetualang di sana.
Kita juga akan menemukan teman dan kolega baru. Kita juga akan lebih sadar tentang kesehatan dan silahkan sedikit berbangga dengan orang sekitar karena mereka akan mengatakan, “Vegetarian ya? Hebat sekali, keren...,sudah berapa lama?” Kalau beberapa dasawarsa yang lalu pola makan vegan atau vegetarian masih dianggap sebagai hal yang aneh dan hanya dilakukan berdasarkan suatu keyakinan, tetapi sekarang sudah menjadi gaya hidup dan ‘tren’ yang benar-benar keren. Vegetarian dan Green merupakan sesuatu yang sudah begitu menyatu. Hanya kata ‘green’ (tanpa ‘veg’) sudah terasa kuno dan “kurang greget”. Di mana-mana, di seluruh dunia, kita akan melihat “Be Veg, Go Green 2 Save The Planet!”
Lebih lanjut, begitu kita sudah terpesona dengan daya tarik menu-menu tanpa produk hewani, cobalah kurangi porsi nasi Anda tiap kali makan, hindari gula (termasuk gula sintetis seperti madu, agave, stevia, aspartam dst) pada teh, kopi dan yang lain, hindari ice cream dan makanan manis yang lain, serta usahakan jangan sampai “nambah” tiap kali kita makan dan yang paling penting, jangan lupa sarapan dan cukup makan tiga kali. Sarapan buah manis tanpa lemak sangat penting, jangan sampai lupa.
Bila Anda tidak suka sayur, coba tambahkan sayur segar berwarna hijau pada lauk yang Anda makan. Makanlah buah manis tak berlemak seperti pisang, pepaya, mangga dst, justru sebelum kita makan nasi dan yang lain.
Seperti juga buah, minumlah air secukupnya (segelas saja) justru sebelum kita haus dan sebelum kita makan.
Ringkasnya:
- makan tanpa produk hewani 3 kali sehari (jangan lupa sarapan)
-
kurangi porsi nasi tiap kali makan dan jangan “nambah’
-
makanlah buah segar manis tak berlemak dan segelas air justru sebelum
kita makan
-
sebanyak mungkin makan sayur segar berwarna hijau, atau sebagai
latihan, sisipkan sayur segar berwarna hijau pada lauk kita
-hindari
gula (gula merah, gula putih, madu, agave, stevia, aspartam dst) sama
sekali, baik pada teh, kopi atau makanan yang lain
-
hindari juga krimer nabati yang sering digunakan sebagai tambahan
pada kopi, teh tarik dan berbagai macam kue
-
lakukan olah raga ringan (jalan kaki, senam-senam, yoga dst)
sekurangnya 3 kali dalam seminggu, dan dapatkan paparan sinar
matahari sekurang-kurangnya 60 menit seminggu (sehari rata-rata
sekurangnya 10 menit) tanpa ‘sunblock’ atau ‘lotion’ yang
lain.
Kalau semula kita adalah pemakan daging yang rakus dan kita mulai sedikit menderita rematik seperti persendian sedikit ngilu, terkadang kram, bahu kaku dan leher sering sulit digerakkan maka dengan menerapkan pola makan seperti ini selama sekurangnya sebulan, kita akan sudah mulai melihat perkembangan yang baik. Kaku-kaku akan berkurang dan semangat hidup menjadi tinggi.
Lakukan tahap ini hingga kita benar-benar merasa nyaman dan kebiasaan itu menyatu dalam diri kita. Kalau sudah beberapa lama terbiasa dengan tahapan ini, kita tak akan tahan dengan bau anyir dan bau amis yang dipancarkan oleh makanan yang terbuat dari produk hewani.
Tahap 2
Semi
Segar (Mentah)
Hanya mereka yang sudah sekurangnya sebulan (30 hari) tidak mengkonsumsi produk hewani, tidak berlebihan ketika makan, tidak mengkonsumsi gula buatan dan rutin berolahraga ringan, layak mengikuti tahap 2. Tanpa mengikuti tahap 1 dengan ketat terlebih dahulu, dikhawatirkan terjadi perasaan-perasan tidak enak, seperti pening atau ketagihan yang amat sangat sehingga akhirnya justru gagal lah semua yang kita rencanakan.
Prinsip
tahap 2:
- penuhi kebutuhan kalori dengan makan buah manis segar tak berlemak (bukan apukad, kelapa tua atau durian); makanlah buah manis segar tak berlemak ini sebanyak mungkin dan sesering mungkin
-
penuhi kebutuhan vitamin dan mineral dari sayur segar berwarna hijau;
usahkanlah lebih dari 100 gram per hari
-
tetap hindari semua produk hewani dan gula sama sekali
-
batasi lemak dan biji, gunakanlah sekedar sebagai bumbu (bukan lauk),
jadi tidak lebih dari 5% dari lauk yang kita makan
-
olah raga yang tepat 3 kali seminggu dan dapatkanlah paparan sinar
matahari pada siang hari (bukan pagi hari) sekurangnya 60 menit dalam
seminggu; jangan gunakan sunblock atau lotion karena
justru
larutan-larutan itulah yang memicu terjadinya kanker kulit
larutan-larutan itulah yang memicu terjadinya kanker kulit
Jangan lupa sarapan dengan buah manis tak berlemak sebanyak mungkin dan justru sebelum kita lapar. Jangan khawatir dengan diabetes, karena buah manis tidak menyebabkan diabetes (baca diskusi-diskusi yang lalu tentang buah). Buah manis akan memenuhi kebutuhan kalori kita.
Lakukan dengan cara yang sama pada siang hari atau jika kita mulai terasa lapar. Tambahkan sayur segar berwarna hijau sebagai jus atau sebagai lalapan sebanyak mungkin. Usahakanlah mengkonsumi sayur segar berwarna hijau tidak kurang dari seratus gram per hari.
Pada
sore hari atau siang hari, tapi sekali saja dalam sehari, bolehlah
kita sedikit makan nasi dengan lauk apa saja (asal tanpa produk
hewani), tetapi tetap makin kurangi porsinya dan makin sedikit lauk
matangnya serta tambahkan sayur segar berwarna hijau lebih banyak.
Produk dari biji seperti kacang, minyak zaitun mentah, tempe goreng,
gluten, jamur dst juga boleh kita makan sebagai selingan pada masa
transisi, tetapi jangan sampai jumlah berat semuanya lebih dari 10%
dari keseluruhan lauk. Jangan makan kacang (kacang apa saja, digoreng
ataupun tidak) lebih dari 12 butir per hari dan tetap gunakanlah
sekedar sebagai bumbu dan bukan lauk. Sedikit apukad (separuh) sehari
tentu juga tidak akan berpengaruh para kesehatan kita selama
mengikuti tahap ke 2. Durian? Boleh juga, tapi batasi tidak lebih
dari 2 buah (pongge) saja dan kalau sudah durian jangan tambahkan
kacang dan porsi makanan berlemak yang lain.
Dan, juga jangan lupa, mulailah dengan makan buah manis tak berlemak terlebih dahulu dan segelas air sebelum makan nasi.
Pada malam hari, kembalilah pada buah manis segar tak berlemak dan sayur segar berwarna hijau.
Pada tahap ini, kita boleh makan buah manis segar tak berlemak dan sayur segar berwarna hijau sebanyak banyaknya dan sesering mungkin..Kalau kita sampai lemas, berarti kita kurang kalori atau kurang banyak makan buah manis. Kalau muka kita pucat dan tidak segar, itu artinya kita kurang makan sayur segar berwarna hijau dan masih terlalu banyak makan lauk matang atau nasi. Kemudian, kurangi terus porsi tepung (nasi, mi, pasta dst) hingga tiap minggu sampai benar-benar kita bisa makan tanpa tepung.
“Lakukan olah raga yang lebih intensif dan mulai latihan beban” sekurangnya 3 kali dalam seminggu.
Setelah sekurangnya 1 bulan melakukan tahap 2, kita akan melihat peningkatan perkembangan kesehatan tubuh yang begitu besar. Tidak hanya gejala rematik awal yang hilang, tetapi mungkin juga terlihat begitu banyak pemulihan yang lain yang timbul yang barangkali tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Tiap orang akan berbeda, tetapi mereka akan melihat banyak perkembangan yang sangat berarti dan sering sangat menakjubkan. Ada yang rambutnya menghitam, ada yang lepas kaca mata, ada yang sembuh dari tekanan darah tinggi, sembuh dari diabetes, dst.
Seperti tahap 1 juga, kita perlu membiasakan diri untuk menerapkan tahap 2, yaitu agar kita bisa mencapai keadaan yang benar-benar menyatu dan menjadi kebiasaan kita. Lakukanlah tahap 2 ini sampai kita juga bisa
melepaskan nasi, mi, roti dan pasta cukup lama, lebih dari satu bulan.
Banyak sekali orang yang masih dalam tahap 2, salah satunya adalah keluarga Obama, presiden Amerika Serikat. Bahkan pada usia 48 tahun, isteri presiden, Michelle Obama mampu melakukan ‘push up’ tanpa henti, tanpa terengah lebih dari 25 kali di muka publik pada acara Ellen DeGeneres Show, buka http://www.youtube.com/watch?v=tiwgo3XleyE&feature=related
Tahap 3
Benar-benar
Segar
Tahap ini pun seharusnya hanya boleh dilakukan bila seseorang sudah melewati tahap ke 2 tanpa tepung sekurangnya 30 hari dan sudah bisa melakukannya tanpa beban (baik beban psikologis, beban sulit mencari makan, beban lingkungan yang mungkin masih terkaget-kaget dan heran dengan pola makan yang kita lakukan). Meloncati salah satu tahap hanya membuat tubuh bekerja terlalu keras untuk melakukan penyesuaian terhadap diri kita sendiri maupun lingkungan sehingga terkadang kita justru gagal melanjutkan rencana ideal kita. Cemohan kita nampak kurus, nampak pucat, kurang bersemangat dst. akibat kita kurang tepat menerapkan tahapan-tahapan ini akan membuat kita sering gentar dan tak yakin lagi bahwa pola makan segar adalah pola makan ideal bagi kesehatan tubuh. Memang belum yang paling ideal dan paling baik, tetapi pola makan segar sudah merupakan sesuatu yang luar biasa di tengah kebiasaan lingkugan yang begitu buruk di sekitar kita.
Pada tahapan ini kita sudah tidak mengkonsumsi nasi dan segala jenis tepung yang lain seperti mi, pasta dst. Kita juga sudah tidak mengkonsumsi makanan yang dimasak atau olahan sama sekali. Gula dan garam (sekalipun garam laut kasar atau garam himalaya) tentu juga sudah tidak ada lagi, apalagi kecap, sirup, kopi, teh dst.
Biji-biji mentah yang layak dimakan, kita lembutkan dan kita gunakan sebagai bumbu penyedap yang menggiurkan makanan segar kita. Kebutuhan tubuh atas lemak akan segera terpenuhi hanya dengan sedikit makan biji-biji tersebut. Bila terlalu banyak, bila lebih dari 12 biji, lemak itu juga akan tertimbun dan menimbulkan glikasi, suasana asam dan juga lemak perut (Lihat bagian 7 yang lalu).
Apukad dan kelapa tua juga boleh kita gunakan sebagai bumbu, tapi tetap batasi penggunaannya (tidak lebih dari separuh buah apukad dan seperempat kelapa tua). Sedikit (tidak lebih dari setengah sendok teh per hari) extract virgin olive oil atau virgin coconut oil boleh kita tambahkan juga sebagai perasa, tetapi tentu akan lebih baik jika kita bisa tidak menggunakannya.
Seperti pada tahap ke 2 , prinsip tahap 3 adalah
- penuhi kebutuhan kalori dengan makan buah manis segar tak berlemak (bukan apukad, kelapa tua
atau durian); - penuhi kebutuhan vitamin dan mineral dari sayur segar berwarna hijau; usahkanlah lebih dari 200 gram per hari
- ‘olah raga lebih intensif dan latihan beban’ sekurangnya 3 kali dalam seminggu
- nikmati paparan sinar matahari sekurangnya 90 menit dalam seminggu
Ikuti berbagai pengetahuan tentang makanan segar dari berbagai hal agar kita lebih mantap melakukannya.
Tahap ketiga ini merupakan tahap kebugaran prima dan merupakan tahap ideal dan tahap terakhir yang kita bicarakan pada diskusi rematik kali ini. Masih banyak tahapan-tahapan kesehatan berikutnya, tetapi
akan kita bicarakan pada topik lain, karena cukup dengan mencapai tahap 3 ini sekurangnya sebulan, biasanya kita sudah terbebas dari segala penyakit rematik serta juga banyak penyakit lain.
Tapi, bagaimana kalu kita sudah menjadi penderita rematik yang parah? Seperti sudah dikatakan pada bagian yang lalu...., carilah segera pengobatan untuk mengurangi penderitaan dan segeralah lakukan tahap 3 di atas (Tanpa program olah raga dan program paparan sinar mataharinya. Lakukan program olah raga dan paparan sinar matahari tetap secara bertahap) agar tubuh bisa memulihkan sendiri segala penderitaan yang kita alami.
Memang antibiotika dan obat anti peradangan juga memicu terjadinya rematik, tetapi bila sudah menyangat dan dibawah nasihat praktisi kesehatan yang baik, janganlah ragu untuk mengkonsumsinya. Walaupun tentu butuh waktu yang jauh lebih lama ketimbang penyembuhan penderita awal, tetapi racun dari obat itu akan bisa diatasi tubuh bila kita tidak menambah asupan racun dari makanan.
Karena pada kondisi yang sudah demikian memaksa ini kita meloncat pada tahap 3 yang ketat, berbagai keadaan yang mungkin tak terbayangkan akan muncul karena tubuh sedang melakukan penyesuaian, tekanan dari lingkungan juga akan menjadi sangat berat. Tidak jarang praktisi kesehatan justru menyarankan sebaliknya karena mereka hanya diajarkan bagaimana melawan gejala penyakit dan bukan memberi kesempatan tubuh menyembuhkan diri sendiri.
Perlu dukungan dari teman-teman yang sudah sampai tahapan ini dan perlu dukungan informasi yang bisa menguatkan pola makan segar ini, yaitu agar kita bisa tetap bertahan melakukannya. Walaupun sesungguhnya persiapannya jauh lebih mudah, tetapi karena belum terbiasa maka seakan semuanya menjadi sulit dan aneh.
Tapi, jangan pesimis, Anda tidak sendiri, hampir semua orang juga begitu..., tetap berusahalah memulainya.
Selamat terbebas dari rematik dan selamat makin sehat segar bugar sepanjang masa tanpa obat dan tanpa
suplemen!
Tips tambahan:
- untuk menambah motivasi dalam melakukan tahapan-tahapan di atas, belilah timbangan lemak yang selain dapat mengukur berat badan, juga dapat mengukur prosentasi lemak tubuh, masa tulang dan kadar air. Lakukan pencatatan tiap hari pada pagi hari ketika bangun tidur pada jam-jam yang sama, atau malam hari menjelang tidur. Kita akan terkejut melihat pengaruh makanan berlemak dan tidak baik pada kadar lemak kita hanya dalam sekitar 10 jam setelah mengkonsumsinya
- ukur denyut nadi basal(denyut nadi ketika kita bangun pagi hari sebelum melakukan kegiatan yang lain) tiap hari. Makin rendah akan makin bagus. Banyak orang mengatakan bahwa 70 denyutan per menit adalah normal, tetapi itu sesungguhnya terlalu tinggi, seharusnya di sekitar 50, agar jantung bekerja tidak terlalu berat dan bisa bekerja lebih efisien. Biasanya setelah menjalani pola hidup yang baik beberapa lama, sebulan lebih, denyut nadi kita menjadi normal, tetapi begitu kita mengubah pola hidup, dengan cepat denyut nadai basal kita menjadi kembali buruk.
selesai
1)
Keluarga Victoria Buetenko, (pernah dikutip pada
diskusi sebelumnya), http://greensmoothiesblog.com/vitamin-k-deficiencies-arthritis/
2)http://www.mirror.co.uk/life-style/dieting/dieting-news/tm_objectid=17024367&metho-d=full&siteid=115875&headline=exclusive--raw-food-diet-has-cured-my-arthritis-name_page.html
3) http://www.care2.com/c2c/share/detail/92623
4)http://rawglow.com/blog/2009/07/08/raw-food-arthritis-testimonial/
5)http://www.beautifulonraw.com/raw-food-blog/rheumatoid-arthritis-helped-with-the-raw-food-diet-mama-we-need-you/
6)http://www.youtube.com/watch?v=z3xOU2tLl7g&feature=player_embedded
7)http://www.youtube.com/watch?v=y7TxqIurs2o&feature=player_embedded
8) http://lightningfitness.org/testimonials_about_healing_with_raw_unprocessed_foods_the_paradise_diet/
9)Vangsness Jr, C.;
Spiker, W.; Erickson, J., "A review
of evidence-based medicine for glucosamine and chondroitin sulfate use in knee
osteoarthritis". Arthroscopy 25 (1): 86–94, 2009.
10) Wandel S, Jüni P, Tendal B, Nüesch E, Villiger
PM, Welton NJ, Trelle S,"Effects of
glucosamine, chondroitin, or placebo in patients with osteoarthritis of hip or
knee: network meta-analysis". British
Medical Journal 341 (sep16
2): c4675,"Compared
with placebo, glucosamine, chondroitin, and their combination do not reduce
joint pain or have an impact on narrowing of joint space", 2010.
11)Lafontaine-Lacasse M, Dore M,
Picard, F, "Hexosamines stimulate apoptosis by altering Sirt1 action and
levelsin rodent pancreatic β-cells". Journal of Endocrinology 208 (1):
41–9, January 2011.
12)Majithia V, Geraci SA ,
"Rheumatoid arthritis: diagnosis and management", American Journal of Medicine: volume 120 ( issue 11): 936–939,
November 2007.
13) http://arthritis.about.com/od/mortality/a/lifeexpectancy.htm
14)http://www.yourmedicaldetective.com/public/Mayo_Clinic_Finds_that_Rheumatoid_Arthritis_Patients_Have_Higher_Risk_for_Heart_Disease_And_Cardiac_Sudden_Death.cfm
15)Gabriel SE, Crowson CS, “Risk
Factors for Cardiovascular in Rheumatoid Arthritis”, UN National Library of
Medicine National Institutes of Health, Mennesota, January 2012.
16) http://www.centerforfoodallergies.com/arthritis.htm
17)http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/02/01/tes-alergi-apakah-sudah-memastikan-penyebab-alergi-makanan/
18)Charles P. Lucas Ph. D. and Lawrence
Power Ph. D., “Dietary Fat Aggravates Active Rheumatoid Arthritis,” Department
of Medicine, Wayne State University, Detroit, Michigan, 1989.
19)http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/6229e9df1cdf099f#
20)Doroty Pattison, “Dietary Factors for The Development of
Inflammatory Polyarthritis”, Arthritis & Rheumatisme, December 2004.
21) http://www.dietaryfiberfood.com/purine-and-uric-acid/foods-with-high-or-low-uric-acid-content.php
22) Colloc'h N, Girard E, Dhaussy a, Kahn R, Ascone I, Mezouar M, Fourme R, “High
pressure macromolecular crystallography: the 140-MPa resolution of urate oxidase,
a 135-kDa tetrameric assembl”, Biochemica et Biophysica Acta - Proteins and
Proteomics vol 1764:3., March 2006.
23)Wu XW, Muzny DM, Lee CC, Caskey CT., “Two
independent mutational events in the loss of urate oxidase during hominoid
evolution”, J Mol Evol 34(1):78-84,
January 1992.
24)Dr. Douglas N. Graham, “Grain Damage: Rethingking the High-Starch Diet”, Food
For Thought Publisihing, Florida, USA, March 2005.
25)Hafström I, Ringertz B, Spångberg A, von Zweigbergk
L, Brannemark S, Nylander I, Rönnelid J, Laasonen L, Klareskog L., “A vegan
diet free of gluten improves the signs and symptoms of rheumatoid arthritis:
the effects on arthritis correlate with a reduction in antibodies to food
antigens”, Rheumatology (Oxford) 40(10):1175-9, Department of Rheumatology,
Karolinska Institutet at Huddinge University Hospital, Stockholm, Sweden,
October 2001.
26)John McDougall, M.D., Bonnie
Bruce Dr. PH., Gene Spiller Ph.D., John Westerdahl M.P.H., R.D., C.N.S., Mary
McDougall, “Effects of a Very Low-Fat,
Vegan Diet in Subjects with Rheumatoid Arthritis”, The Journal of Alternative
and Complementary Medicine Volume 8 Nomber 1: 71-75, Mary Ann Liebert Inc.,
2002.
27)Peter S. Ungar and Mark F. Teaford, “Human Diet: Its
Origin and Evolution”, Greenwood Publishing Group Inc., Wesrtport, USA,
2002.
28) http://livingto150.com/aging-and-longevity-glycation/
29)Verzijl N, DeGroot J, Ben ZC, Brau-Benjamin O, Maroudas A, Bank RA, Mizrahi J, Schalkwijk CG, Thorpe SR, Baynes JW, Bijlsma JW, Lafeber FP, TeKoppele JM, “Crosslinking by Advanced Glycation End
Products Increases The Stiffness of The Collagen Network in Human Articular
Aartilage: A Possible Mechanism through which Age is a Risk Factor for Osteoarthritis”, Arthritis Rheum. 46(1):114-23, USA, January 2002.
30)DeGroot
J, Verzijl
N, Wenting-van
Wijk MJ, Jacobs
KM, Van
El B, Van
Roermund PM, Bank
RA, Bijlsma
JW, TeKoppele
JM, Lafeber
FP, “Accumulation of Advanced Glycation End Products as A Molecular Mechanism
for Aging as A Risk Factor in Osteoarthritis”, Arthritis Rheum. 50(4):1207-15,
USA, April 2004.
31)William Davis
M.D., “Wheat Belly: Lose The Wheat, Lose The Weight and Find Yout Path Back to
Health”, Rodale Inc., New York, USA, August 2011.
32)http://jmyarlott.com/omega6s/)
33)Rossini M, Maddali Bongi S, La Montagna G, Minisola G, Malavolta N, Bernini L, Cacace E, Sinigaglia L, Di Munno O, Adami S, “Vitamin D deficiency in rheumatoid arthritis: prevalence, determinants
and associations with disease activity and disability”, Arthritis Res Ther.12(6):R216., November 29 2010.
34)M Heliövaaraa,K Ahoa, P Knekta, O Impivaarab, A Aromaaa, “Coffee
consumption, rheumatoid factor, and the risk of rheumatoid arthritis”, Ann Rheum Dis 59:631-635, 2000.
35)Why is Childhood Arthritis on The Rise? http://www.newswithviews.com/Tenpenny/sherri17.htm
diskusi sebelumnya), http://greensmoothiesblog.com/vitamin-k-deficiencies-arthritis/
2)http://www.mirror.co.uk/life-style/dieting/dieting-news/tm_objectid=17024367&metho-d=full&siteid=115875&headline=exclusive--raw-food-diet-has-cured-my-arthritis-name_page.html
3) http://www.care2.com/c2c/share/detail/92623
4)http://rawglow.com/blog/2009/07/08/raw-food-arthritis-testimonial/
5)http://www.beautifulonraw.com/raw-food-blog/rheumatoid-arthritis-helped-with-the-raw-food-diet-mama-we-need-you/
6)http://www.youtube.com/watch?v=z3xOU2tLl7g&feature=player_embedded
7)http://www.youtube.com/watch?v=y7TxqIurs2o&feature=player_embedded
8) http://lightningfitness.org/testimonials_about_healing_with_raw_unprocessed_foods_the_paradise_diet/
9)Vangsness Jr, C.;
Spiker, W.; Erickson, J., "A review
of evidence-based medicine for glucosamine and chondroitin sulfate use in knee
osteoarthritis". Arthroscopy 25 (1): 86–94, 2009.
10) Wandel S, Jüni P, Tendal B, Nüesch E, Villiger
PM, Welton NJ, Trelle S,"Effects of
glucosamine, chondroitin, or placebo in patients with osteoarthritis of hip or
knee: network meta-analysis". British
Medical Journal 341 (sep16
2): c4675,"Compared
with placebo, glucosamine, chondroitin, and their combination do not reduce
joint pain or have an impact on narrowing of joint space", 2010.
11)Lafontaine-Lacasse M, Dore M,
Picard, F, "Hexosamines stimulate apoptosis by altering Sirt1 action and
levelsin rodent pancreatic β-cells". Journal of Endocrinology 208 (1):
41–9, January 2011.
12)Majithia V, Geraci SA ,
"Rheumatoid arthritis: diagnosis and management", American Journal of Medicine: volume 120 ( issue 11): 936–939,
November 2007.
13) http://arthritis.about.com/od/mortality/a/lifeexpectancy.htm
14)http://www.yourmedicaldetective.com/public/Mayo_Clinic_Finds_that_Rheumatoid_Arthritis_Patients_Have_Higher_Risk_for_Heart_Disease_And_Cardiac_Sudden_Death.cfm
15)Gabriel SE, Crowson CS, “Risk
Factors for Cardiovascular in Rheumatoid Arthritis”, UN National Library of
Medicine National Institutes of Health, Mennesota, January 2012.
16) http://www.centerforfoodallergies.com/arthritis.htm
17)http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/02/01/tes-alergi-apakah-sudah-memastikan-penyebab-alergi-makanan/
18)Charles P. Lucas Ph. D. and Lawrence
Power Ph. D., “Dietary Fat Aggravates Active Rheumatoid Arthritis,” Department
of Medicine, Wayne State University, Detroit, Michigan, 1989.
19)http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_frm/thread/6229e9df1cdf099f#
20)Doroty Pattison, “Dietary Factors for The Development of
Inflammatory Polyarthritis”, Arthritis & Rheumatisme, December 2004.
21) http://www.dietaryfiberfood.com/purine-and-uric-acid/foods-with-high-or-low-uric-acid-content.php
22) Colloc'h N, Girard E, Dhaussy a, Kahn R, Ascone I, Mezouar M, Fourme R, “High
pressure macromolecular crystallography: the 140-MPa resolution of urate oxidase,
a 135-kDa tetrameric assembl”, Biochemica et Biophysica Acta - Proteins and
Proteomics vol 1764:3., March 2006.
23)Wu XW, Muzny DM, Lee CC, Caskey CT., “Two
independent mutational events in the loss of urate oxidase during hominoid
evolution”, J Mol Evol 34(1):78-84,
January 1992.
24)Dr. Douglas N. Graham, “Grain Damage: Rethingking the High-Starch Diet”, Food
For Thought Publisihing, Florida, USA, March 2005.
25)Hafström I, Ringertz B, Spångberg A, von Zweigbergk
L, Brannemark S, Nylander I, Rönnelid J, Laasonen L, Klareskog L., “A vegan
diet free of gluten improves the signs and symptoms of rheumatoid arthritis:
the effects on arthritis correlate with a reduction in antibodies to food
antigens”, Rheumatology (Oxford) 40(10):1175-9, Department of Rheumatology,
Karolinska Institutet at Huddinge University Hospital, Stockholm, Sweden,
October 2001.
26)John McDougall, M.D., Bonnie
Bruce Dr. PH., Gene Spiller Ph.D., John Westerdahl M.P.H., R.D., C.N.S., Mary
McDougall, “Effects of a Very Low-Fat,
Vegan Diet in Subjects with Rheumatoid Arthritis”, The Journal of Alternative
and Complementary Medicine Volume 8 Nomber 1: 71-75, Mary Ann Liebert Inc.,
2002.
27)Peter S. Ungar and Mark F. Teaford, “Human Diet: Its
Origin and Evolution”, Greenwood Publishing Group Inc., Wesrtport, USA,
2002.
28) http://livingto150.com/aging-and-longevity-glycation/
29)Verzijl N, DeGroot J, Ben ZC, Brau-Benjamin O, Maroudas A, Bank RA, Mizrahi J, Schalkwijk CG, Thorpe SR, Baynes JW, Bijlsma JW, Lafeber FP, TeKoppele JM, “Crosslinking by Advanced Glycation End
Products Increases The Stiffness of The Collagen Network in Human Articular
Aartilage: A Possible Mechanism through which Age is a Risk Factor for Osteoarthritis”, Arthritis Rheum. 46(1):114-23, USA, January 2002.
30)DeGroot
J, Verzijl
N, Wenting-van
Wijk MJ, Jacobs
KM, Van
El B, Van
Roermund PM, Bank
RA, Bijlsma
JW, TeKoppele
JM, Lafeber
FP, “Accumulation of Advanced Glycation End Products as A Molecular Mechanism
for Aging as A Risk Factor in Osteoarthritis”, Arthritis Rheum. 50(4):1207-15,
USA, April 2004.
31)William Davis
M.D., “Wheat Belly: Lose The Wheat, Lose The Weight and Find Yout Path Back to
Health”, Rodale Inc., New York, USA, August 2011.
32)http://jmyarlott.com/omega6s/)
33)Rossini M, Maddali Bongi S, La Montagna G, Minisola G, Malavolta N, Bernini L, Cacace E, Sinigaglia L, Di Munno O, Adami S, “Vitamin D deficiency in rheumatoid arthritis: prevalence, determinants
and associations with disease activity and disability”, Arthritis Res Ther.12(6):R216., November 29 2010.
34)M Heliövaaraa,K Ahoa, P Knekta, O Impivaarab, A Aromaaa, “Coffee
consumption, rheumatoid factor, and the risk of rheumatoid arthritis”, Ann Rheum Dis 59:631-635, 2000.
35)Why is Childhood Arthritis on The Rise? http://www.newswithviews.com/Tenpenny/sherri17.htm
hallo selamat pagi.. saya pria umur 23thn.. tinggi saya 171 bb 60kg
BalasHapusdengkul/lutut saya bengkak dan jari kaki tengah saya juga bengkak dan kulit jari kaki saya agak kemerahan.. saya sudah ke dokter dan kata dokter saya terkena rematik.. sungguh hati saya sangat sedih mendengarnya.
bagaimana tidak saya masih muda sudah terkena penyakit seperti ini.. dan saya bnayak dengar rematik tidak bisa di obati dan hrs mnm obat terus setiap hari.
kalau di hitung sudah hampir 1 bulan saya terkena penyakit ini..
bila minum obat dengkul ini bengkaknya berkurang.. tetapi bila di lepas 2hari saja tidak minum bengkak lagi.. kalau jalan tidak sakit hanya terasa kencang saja di bangian lutut..
saya mau tanya tips sehat bebas dari rematik anda di atas masih bisa tidak buat saya? karna saya ingin sekali sembuh... saya sangat takut harus merepotkan org di sekitar saya suatu hari nnti bila penyakit saya semakin memburuk. terima kasih mohon balasannya.