Minggu, 10 Juni 2012

Pola Makan ... ??? Sehat ??? Bugar ???

Ibu, Bapak dan Adik-adik.
Kalau sudah jatuh sakit, baru kita seakan disentak bukan? Tahu-tahu tabungan yang susah payah di kumpulkan bisa mendadak menguap ditambah barang-barang kesayangan kita bisa hilang. Dari mana asalnya penyakit-penyakit itu? Salah satunya, penyakit dapat muncul karena pola makan kita yang keliru 'dan terlalu menuruti kemauan ego'. Atau bisa jadi konsep "Hidup hanya sekali. Maka nikmati saja selagi bisa." Ha ha ha, apapun kali ini ada satu seri lagi tulisan yang saya copas dari millis FCI Indonesia, asuhan Bu Andang dan Pak Wied. Mudah-mudahan bisa bermanfaat


Pola Makan Segar..., siapa takut?

Konsep pola makan segar sebenarnya sangat sederhana:
  • Kebutuhan kalori dipernuhi dengan buah,(80% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas buah manis matang tak berlemak)
  • Kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dari buah dan sayur segar berwarna hijau. (20% makanan yang dikonsumsi dalam sehari terdiri atas sayur hijau segar berwarna hijau.)

Tetapi, banyak orang berpikir bahwa pola makan segar adalah pola makan yang terlalu ekstrim atau terlalu keras (terlalu membatasi diri) sehingga sekalipun banyak orang yang mulai menyadari akan manfaatnya dan juga mulai berpikir betapa jelek apa yang mereka makan selama ini, jarang sekali yang bergerak untuk melakukannya.

“Itu mustahil” katanya. “Lagian, semua orang juga akan mati..., mati dan hidup adalah di tangan Tuhan, jadi ngapain dipikirin, nikmati hidup!” Trus, mereka juga menambahkan, “Kalau tidak berlebihan, juga tidak apa-apa, apapun asal berlebihan tentu tidak baik!”

Jadi, tidaklah mengherankan bila Anda sekarang mungkin masih merasa bahwa pola makan segar itu “terlalu keras dan terlalu ekstrim” serta belum ingin melakukannya, Anda adalah salah satu dari begitu banyak orang.

Tetapi, mengapa ada juga yang berhasil melakukannya? Apa beda mereka dengan orang kebanyakan?

Pertama : Mereka menyukainya. Mereka suka dan menikmati makanan segar.
Kedua : Mereka tidak merasa dibatasi, mereka merasa itulah “kebebasan”, mereka melakukannya tanpa paksaan dari siapapun termasuk dari diri sendiri.
Ketiga : Mereka sangat mengerti bagaimana memulainya dan juga memahami konsepnya yang sesungguhnya sangat-sangat-sangat sederhana, yaitu : “makin sederhana, makin pendek prosesnya atau tidak diproses, tentu makin baik

Anda ingin seperti mereka tetapi tidak suka makan sayur, apalagi sayur segar berwarna hijau?

Hehehehehe...., juga sangat banyak yang tidak suka makan sayur hijau apalagi yang segar. Padahal sayur segar berwarna hijau yang dikenal dengan ‘leafy greens’ merupakan makanan penyempurna bagi kita. Banyak orang yang semula sakit parah menjadi cepat sembuh setelah banyak makan sayur segar berwarna hijau.

Selain tubuh makin punya kesempatan menyembuhkan sendiri, enzim matahari, yang hanya terdapat pada dedaunan segar dan berwarna hijau yang terkumpul ketika proses fotosintesa, benar-benar akan membantu aktifitas pemulihan tubuh tersebut. Bagaikan pelumas dan penaik oktan pada roda gerigi di mesin, bersama dengan kalori dari buah, enzim matahari dari dedaunan hijau segar tersebut akan segera membuat tubuh bergairah dan mengalami kondisi terbaik sepanjang hidup kita.

catatan :
pembahasan ini terutama ditujukan bagi mereka yang masih merasa sehat (bukan yang sedang sakit atau terlalu sangat gemuk)

Bagaimana cara menyukai sayuran segar berwarna hijau?

Pertama : adalah banyak mengkonsumsi buah manis, matang, segar dan tak berlemak Perbanyak makan buah semacam itu pada tiap kesempatan. Sekurangnya, penuhi sarapan kita dengan hal buah manis segar tak berlemak tersebut. Mulai makan siang dengan juga buah manis segar tak berlemak itu. Cari yang * murah* dan yang *sedang musim* karena alam setempat tahu dan menyediakan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh di tempat Anda berada. (Pada saat musim hujan tengah menjadi, banjir di mana-dimana, ketika itu sedang musim mangga, manggis, rambutan dan banyak buah manis yang lain; alam sengaja memberikan yang terbaik untuk tubuh kita).

Cari buah yang Anda benar-benar sukai, makan sampai benar-benar kenyang tetapi jangan dipaksakan karena tubuh akan memberikan sinyal kepuasan yang tepat atas kebutuhan Anda.

Makin hari, makin perbanyak porsi buah segar yang Anda makan.

Penuhi kebutuhan kalori dan energi kita dari buah segar. *Jaga, jangan sampai berat badan turun lebih dari 3% sebulan*, karena selain terutama lemak, penurunan berat badan selalu juga disertai dengan pengurangan masa otot dan tulang.

Selain banyak makan buah, lakukan latihan beban dan olah raga yang tepat agar masa otot dan tulang tidak berkurang! Bahkan, dengan olah raga yang tepat, berbarengan dengan pola makan yang baik, yang tidak menguras kalsium dan mineral tubuh yang lain, masa otot dan tulang akan bisa menjadi lebih padat dan lebih baik.

Kedua adalah *buat green smoothies*.

Ada berbagai cara membuat *green smoothies*. Siapkan sayur segar berwarana hijau yang akan kita pakai. Blend (bisa dengan blender, atau gunakan slow juicer) sayur segar berwarna hijau dengan tambahan *tomat, nenas, pepaya, atau pisang*. Pilih Anda yang suka, empat buah contoh itu mampu menetralisir aroma yang mungkin selama ini Anda kurang sukai.

Tiap hari, makin tambahkan porsi dedaunan hijau segar tersebut hingga mencapai sekitar 200 gram per hari atau 2 genggam per hari. Kita bisa melakukannya dalam beberapa gelas green smoothies, *tidak perlu langsung menghabiskannya*.

Untuk menimbulkan selera, masukkan buah lebih banyak supaya warnanya tidak kelihatan terlalu hijau pekat, terutama yang mula-mula sudah “mual’ melihat warna hijau.

(catatan : kacang panjang, timun hijau bukan termasuk dedaunan, jadi tidak
masuk dalam hitungan kita yang 20%).

Apa lagi selain green smoothies?

Apa yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah terbiasa melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’ dan 20% sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*

Ini adalah bagian lanjutan dari pembahasan sebelumnya
(1):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “konsep pola makan segar”, “walaupun kelihatan sulit, tetapi mengapa ada juga yang berhasil menerapkan pola makan segar?”, “sekalipun mungkin kita tidak menyukainya, mengapa sayur segar berwarna hijau sangat penting untuk tubuh kita?”
(2):
https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan... tentang : “bagaimana menyukai sayuran hijau”

Selain green smoothies, kita juga bisa membuat *aneka salad segar*. Sayur hijau segar apapun bisa kita pakai, misalnya : bayam, selada merah, selada keriting, lettuce, romaine, bayam inggir dst.

Buat *dressing* tanpa garam, tanpa bawang, hindari madu dan gula, misalnya :
  • blender campuran apukad (maksimal separuh saja) dan tomat ceri
  • blender campuran pepaya manis, daun romaine dan sedikit biji mete segar (maksimal 6 biji)
  • blender campuran jambu manis, tomat matang (yang kulitnya sudah tidak begitu mengkilat tapi belum busuk), semangka, taburan biji wijen
  • dari sisa green smoothies yang belum kita minum, tambahkan sedikit sekali potongan bit merah dan/atau sedikit taburan biji mete yang sudah dihancurkan kasar

Buka pembahasan yang lalu tentang “Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa Garam”
di https://groups.google.com/forum/?fromgroups#!topic/segarbugarsepanjan...

*Apa yang terjadi setelah kita melakukan dua hal itu, yaitu sudah terbiasa melakukan 80% buah manis segar matang ‘tak berlemak’ dan 20% sisanya terdiri atas sayuran segar berwarna hijau?*

Pada saat itu kita sudah kehilangan selera mengkonsumsi *‘makanan yang tidak baik’* yang sesungguhnya *‘bukan makanan untuk kita’*. Semua sensor perasa dan kepuasan pada tubuh kita berfungsi kembali jika sudah beberapa lama kita tidak mengiritasinya dengan bumbu-bumbu seperti garam, merica, makanan pedas, MSG dst serta tidak memberikannya obat penenang syaraf berupa tepung seperti : nasi, ubi, jagung, roti, cake, gorengan dst.

Enzim matahari dari sayur hijau segar akan membuat semua sensor perasa akan makanan yang sesuai dengan tubuh menjadi makin peka. Tubuh kita akan memberi tanda apa yang kita perlukan, dan sungguh ajaib, apa yang kita perlukan itu juga akan mudah kita dapati di pasar, di toko buah atau di tempat manapun. Tidak percaya? Coba *lakukan persiapan makanan sendiri,*pergilah ke toko buah, pasar atau tempat buah dan sayur dan biarkan tubuh yang memilihnya sendiri.

*Sulit mempersiapkannya karena tidak ada “warung yang menyediakan” atau tidak ada yang ‘membuat masakan untuk kita’?*

*Bukan sulit*, hehehehe, *tapi Anda belum memulainya*. Kalau dulu mungkin kita perlu bantuan orang atau restoran atau warung untuk mempersiapkan, sekarang kita tidak perlu, tinggal beli buah, beli sayur dan siapkan blender atau slow juicer di rumah. Kita tidak perlu lagi kompor, banyak piring dan mangkuk, rice cooker, wajan penggorengan, gas, bahkan juga pembantu rumah tangga untuk itu. Lagi-lagi, *lakukanlah sendiri*.(kelak pelan-pelan, blender dan/atau slow juicer pun sudah tidak kita perlukan lagi)

*Tidak sempat?*
Masak sih? Baca tulisan sepanjang ini saja masih sempat, aneh kalau menyiapkan makanan untuk diri sendiri tidak sempat, lagi pula kita sebenarnya tinggal memilih dan beli lalu menaruhkannya. Jangan beli banyak-banyak supaya tidak perlu kulkas untuk menyimpannya. Apapun, pendinginan juga akan mengurangi kualitas buah dan sayur segar. Biasakan untuk membelinya tiap hari ketimbang menyimpannya di rumah terlalu banyak.

Daripada pergi ke restoran atau pesan masakan dengan berbagai resiko sangat buruk, mending bawa buah segar atau sayur segar ke kantor atau ke tempat kerja. Daripada kita harus pergi ke warung pada waktu istirahat makan siang, kita bisa tetap tinggal di tempat, makan barang bawaan kita yang terdiri atas buah dan sayur segar. Kita akan punya waktu tersisa untuk beristirahat dengan tidur sejenak. Sungguh nyaman hidup ini bukan?

*Sulit bersosialiasi?*

*Bagaimana Mengajari Anak-anak?*

*Harga buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh lebih
mahal?
*

*Sulit mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*

*Sulit bersosialiasi?*
Yang ini memang nampak benar, tapi kesulitan ini juga bisa kita manfaatkan. Dengan bertindak yang mungkin dianggap aneh oleh orang kebanyakan, mereka akan menjadi bertanya apa yang kita makan, kenapa kita makan seperti itu.

Lalu, kalau kita kelihatan menjadi lebih sehat, segar, bugar, bersemangat dan keren, niscaya mereka akan mendukung dan ikutan melakukannya. Kebiasaan monyet untuk meniru yang lain melakukan sesuatu juga akan dilakukan mereka. Bayangkan orang sekantor, orang-orang di lingkungan kita, melakukan hal yang sama, semua melakukan pola makan segar. Alangkah indahnya, alangkah kerennya mereka dan kita semua!

*Bagaimana Mengajari Anak-anak?*

Mulai dari diri kita sendiri. Sudahkah kita sepenuhnya melakukan pola makan segar? *Kalau sudah*, barulah berpikir untuk anak-anak atau orang lain. Siapkan *aneka macam* buah manis segar matang tak berlemak tiap hari di rumah, terutama pada pagi hari. Kurangi garam dan bumbu pada tiap masakan yang ada di rumah. Hindari sama sekali produk hewani.

Siapkan juga aneka sayur segar hijau di rumah dan buat greensmoothies untuk diri sendiri atau siapa saja yang mau.

Biarlah mereka belajar dan mengikuti proses alami yang indah ini. Jangan punya target ketat, biarlah semua berjalan dengan sendirinya. Tubuh mereka akan memilih yang terbaik jika kita menyediakannya.

Ajak anak-anak ke toko buah atau pasar atau mana saja untuk memilih buah kesukaannya masing-masing.

Banyak kegagalan yang terjadi karena mereka melakukan dengan membatasi atau mengekang atau bahkan mengenalikan diri atau merasa berpuasa, padahal pola makan segar adalah pola pembebasan diri. Kita akan membebaskan dan mengaktifkan kembali sensor tubuh atas rasa yang sesungguhnya.

Lagi-lagi mulailah dengan*beli sendiri* buah manis matang tak berlemak kesukaan kita. Berikanlah tubuh kebebasan untuk memilih sendiri di toko buah, warung atau pasar. Makan sebanyak mungkin tanpa dicampur dengan makanan diproses atau sayur segar sebelum kita merasa lapar. Lakukan pada pagi hari, ulang lagi pada siang hari. Masih lapar, makan lagi dan tambahkan jus sayur atau green smoothies pada siang hari dan sore hari.

Dengan cara ini, tubuh secara perlahan akan otomatis mengurangi keinginan untuk mengkonsumsi gorengan, garam atau makanan berlemak serta keinginan untuk makan makanan matang. Makin berkurang bumbu (garam, merica dst) yang kita makan makin cepat sensor tubuh kita aktif kembali.

Makin muda usia kita, makin mudah sensor itu menjadi pulih dan aktif kembali.

Dari beberapa catatan praktisi pola makan segar yang juga mendidik anaknya melakukan pola makan segar sejak dalam kandungan, bisanya dengan sendirinya
  • mereka akan menolak (memuntahkan kembali) gorengan, ice cream dan makanan berlemak
  • mereka akan memilih buah-buah manis tak berlemak yang sedang musim
  • mereka juga akan menolak nasi, bahkan juga bubur dan tajin
Mereka, yang masih mengkonsumsi makanan yang diproses dan aneka macam bumbu, adalah mereka yang justru mengekang tubuh untuk mendapatkan rasa yang sangat nikmat yang diberikan alam.

Berikan kebebasan bagi tubuh kita! Jangan kekang dia dengan berbagai macam bumbu, jangan berikan obat penenang berupa tepung (nasi, roti, gluten dst), jangan paksa tubuh untuk bekerja terlalu keras melawan racun dari produk hewani.

*Dan..., akhirnya..... makanlah sepuas mungkin tanpa peluh bercucuran dan tanpa kecapaian, apalagi mengantuk. *Dapatkan semangat, kesegaran dan vitalitas dari makanan dan bukan kekenyangan, kecapaian dan kantuk.

*Harga buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau jauh lebih mahal?*

Lagi-lagi kembali mari kita pertimbangkan, “lebih mahal ketimbang apa?

*Sulit mencari buah segar matang manis dan sayur segar berwarna hijau?*

Mengapa sulit? Di manakah Anda mencarinya? Di apotik, toko buku atau toko bahan bangunan? Hahahahah...., pergilah ke toko buah, ke pasar, ke tempat yang jual buah, pasti gampang mendapatkannya.

Masih kos? Juga gampang, pasti ada yang jualan buah segar di situ. Jauh? Benarkah jauh, atau memang nasi goreng di dekat kos lebih merangsang nafsu makan? Boleh lah makan, siapa yang bisa melarang? Tapi, coba cari buah manis yang kita suka dulu dan makan sebanyak mungkin sebelum nasi goreng.

Trus, “membuat pengeluaran tinggi...?”, sudah beli buah lalu beli nasi goreng. Hehehehe..., setelah banyak makan buah, nafsu kita makan nasi goreng berkurang..., maka ya “lupain” saja nasi goreng tadi, dan beli buah lagi.

Bagaimana dengan sayur hijau segar? Cari ke pasar atau ke tempat pasar swalayan terdekat. Tidak ada yang organik? Oke, yang tidak organik pun jadilah, cuci dengan air mengalir yang bisa diminum.

Kerja? Haahahha..., Anda kerja untuk apa? Salah satunya untuk makan bukan? Mengapa tidak kita persiapkan yang murah dan sederhana untuk makanan kita? Sudah punya gaji masak tidak sempat mencari dan beli buah segar dan sayur hijau segar.

Sibuk dengan pekerjaan, banyak janji? Baiklah kalau yang ini, lebih baik tidak makan ketimbang terus menimbun makanan kurang baik. Cari buah yang bisa langsung dimakan atau menyuruh orang untuk mendapatkannya. Kita bisa bekerja sambil makan buah bukan?

*Makanan segar tidak merangsang nafsu makan?*
Tepat sekali! Karena makanan segar tidak merusak sensor kepuasan tubuh maka makanan segar *tak akan* membuat kita bernafsu makan, kita secara alami akan makan secukupnya saja. Mereka yang bernafsu makan akan cenderung makan terus tanpa pernah puas dan akhirnya berkeringat, kecapaian, ngantuk dan tetap kekurangan nutrisi. Mereka menjadi bernafsu makan karena makanan yang mereka makan tidak pernah memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
*Masih ada dalih lain lagi sehingga membuat kita tidak segera melakukan pola makan segar?*
Mohon tanggapan, agar kita bisa saling berbagai pengalaman bagaimana mengatasinya dan tentu saja, marilah kita semua menjadi sangat sehat, penuh vitalitas, bugar, segar, bercahaya, tidak mudah sakit dan kerennnnn.......!